Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
MASYARAKAT Indonesia sudah tidak tertarik dengan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal tersebut terpapar dalam survei nasional tentang isu kebangkitan PKI yang dirilis Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).
Hasil survei menunjukkan sejak 2016, persentase warga yang percaya dengan isu kebangkitan PKI berada di kisaran 10-16%. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap isu kebangkitan PKI dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai isu kebangkitan PKI di Indonesia.
Baca juga: Isu PSI, Mainan Politik Kelompok yang tak Kreatif
"Dari 36% responden mengetahui isu kebangkitan PKI, hanya 14% dari populasi tersebut yang setuju dengan kebenaran isu kebangkitan PKI," tutur Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas di Jakarta, Rabu (30/9).
Mayoritas warga yakni 64% menyatakan tidak tahu atau tidak mendengar adanya kebangkitan PKI di Indonesia. Survei ini dilakukan pada 23 hingga 26 September 2020 dengan melibatkan 1.203 responden. Wawancara dilakukan melalui sambungan telepon dengan kisaran margin of error kurang lebih 2,9%.
"Di kalangan yang tahu, mayoritas tidak percaya kebangkitan itu memang terjadi. Hampir 61% menyatakan tidak percaya ada kebangkitan PKI (atau 22% dari populasi)," papar Sirojudin.
Baca juga: Polri Imbau Nobar G30S/PKI Ditiadakan
Sirojudin menjelaskan, isu kebangkitan PKI selalu terdengar setiap memasuki September. Hal ini menjadi salah satu alasan SMRC melakukan survei tentang seberapa banyak masyarakat yang mempercayai isu kebangkitan PKI di Tanah Air.
“Pertanyaan utamanya adalah seberapa banyak warga yang tahu tentang isu tersebut? Di antara yang tahu, seberapa banyak yang percaya dengan isu ini?” kata Abbas.
Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Pak Gatot, Anda Sehat?
Dari kalangan yang percaya memang ada isu kebangkitan PKI, jelas Sirojudin, 79% respoden menyatakan kebangkitan PKI merupakan sebuah ancaman. Yang percaya kebangkitan PKI itu belum menjadi ancaman hanya 13% dan yang tidak percaya menjadi ancaman 6%.
"Dari yang percaya kebangkitan PKI meruapakan ancaman, sebanyak 69% respoden menganggap pemerintah kurang/tidak tegas sama sekali atas ancaman kebangkitan PKI tersebut. Sedangkan 30% merasa pemerintah sangat/cukup tegas," jelasnya.
Baca juga: Nadiem Instruksikan Peringatan Kesaktian Pancasila secara Virtual
Menariknya, menurut Sirojudin, pembelahan masyarakat dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 turut memengaruhi isu kebangkitan PKI. Isu kebangkitan PKI lebih banyak diketahui kalangan pendukung Prabowo Subianto dibandingkan di kalangan pendukung Joko Widodo.
"48% pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 mengetahui isu kebangkitan PKI sementara hanya 29% pemilih Jokowi yang mengetahuinya," tegas Sirojudin.
Baca juga: Film G-30-S/PKI versus Drakor
Budayawan Franz Magnis Suseno menyatakan, G30S PKI merupakan kegiatan yang kejam. Negara harus berani melakukan rekonsiliasi yang artinya mengakui perbuatan kekejaman saat itu kepada keluarga korban G30SPKI.
"Kita sekarang harus berani mengakui kemudian terjadi hal-hal yang sama sekali di luar proporsi," ujarnya.
Kendati demikian, Magnis Suseno menyebut negara tetap harus melarang paham-paham komunisme yang dibawa oleh marxisme. Termasuk pelarangan semua organisasi komunisme di Indonesia seperti PKI. Isu kebangkitan PKI harus segera diakhiri agar tidak semakin menimbulkan polemik di masyarakat.
"Isu ini harus berakhir. Isu ini membuat rekonsiliasi tidak mungkin. Orang yang masih bicara seperti itu (PKI bangkit) menurut saya tidak bonafit," paparnya.
Dirinya juga menuturkan agar tidak perlu ada pemutaran film G30S yang lebih menampilkan kejahatan. Di film tersebut tergambarkan bagaimana anggota Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) mengalami penindasan padahal organisasi tersebut bukan bagian dari komunisme.
"Pemutaran film G30S, saya sendiri anggap sebagai sebuah kejahatan. Karena itu menampilkan kejahatan. Kita harus menolak betul-betul film itu, bagi orang yang tidak tahu akan menimbulkan pandangan yang tidak benar. Jangan kita mengizinkan sekelompok orang apa pun menjadi objek kebencian terhadap kelompok apapun. Tidak boleh kita beri ruang," tandasnya.(X-15)
Pohon pisang yang tampak biasa ternyata menyimpan kisah tragis dalam sejarah Indonesia, terutama terkait peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).
Pembuatan konten sejarah memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada riset dan analisa komprehensif agar informasi yang disampaikan tidak salah.
Hari Kesaktian Pancasila, yang diperingati setiap 1 Oktober, merupakan momen nasional untuk mengenang peristiwa G30S/PKI tahun 1965.
Tragedi G30S/PKI menginspirasi banyak film yang mengangkat narasi sejarah tersebut.
PERKUAT persatuan dan kepatuhan setiap warga negara untuk menjalankan amanah konstitusi dalam upaya mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.
PEMERINTAH mendesak DPR tidak lagi menunda-nunda pembahasan RUU Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) dalam masa persidangan kali ini.
Pengibaran bendera setengah tiang pada 30 September di Indonesia menjadi simbol duka dan penghormatan atas tragedi G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965.
Peristiwa G30S/PKI pada 30 September 1965 adalah salah satu babak kelam dalam sejarah Indonesia, di mana enam jenderal militer gugur akibat pemberontakan yang dipimpin PKI.
G30S/PKI adalah peristiwa berdarah yang dimulai PKI dengan tujuan menggulingkan para jenderal TNI AD. Namun, gerakan tersebut gagal dalam hitungan hari.
Partai Komunis Indonesia (PKI), didirikan pada tahun 1924, merupakan salah satu partai politik tertua di Indonesia yang berideologi Marxisme-Leninisme.
CALON presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menapaktilasi kediaman sang kakek Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan di Taman Yuwono Nomor 19, Jalan Dagen, Yogyakarta
Menurut Nabil, isu PKI biasanya menyerang partai yang memiliki akar kuat di masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved