Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pancasila Jangan Dipertentangkan dengan Agama

Ind/Ant/P-1
11/9/2020 06:20
Pancasila Jangan Dipertentangkan dengan Agama
Ilustrasi -- Garuda Pancasila(Antara/Irfan Anshori)

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa sebagai ideologi negara, Pancasila merupakan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk sebagai hasil kesepakatan dari para pendiri bangsa.

Oleh karena itu, Pancasila sudah menjadi kesepakatan bersama, Pancasila tidak boleh diganti dengan ideologi lain. Namun, pada perjalanannya banyak pihak yang mempertentangkan Pancasila dengan agama.

“Sampai saat ini pun upaya-upaya seperti itu masih terus terjadi. Saya berkeyakinan insya Allah upaya-upaya tersebut tidak akan pernah berhasil,” ujar Wapres ketika membuka acara simposium nasional yang bertajuk Studi dan Relasi Lintas Agama Berparadigma Pancasila yang diadakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, Serang, Banten, kemarin.

Wapres menegaskan bahwa upaya-upaya untuk menggantikan Pancasila tidak pernah berhasil karena Pancasila tidak bertentangan dengan agama. Selain itu, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya juga merupakan turunan dari ajaran agama. Kedua, Pancasila sudah menjadi kesepakatan nasional.

“Orang yang masih mempertentangkan antara Pancasila dan agama adalah termasuk yang mispersepsi. Bisa saja mispersepsi dari pemahaman agamanya atau dari pemahaman Pancasilanya,” tutur Wapres.

Untuk menjaga agar Pancasila tetap dipahami secara komprehensif, sambungnya, Pancasila tidak boleh dipahami secara parsial antara satu sila dan sila yang lain.

Menurutnya, pemahaman Pancasila secara utuh seba- gaimana dirumuskan dan dipahami para pendiri bangsa sangat penting. “Dengan pemahaman yang utuh seperti itu, berarti Pancasila tidak boleh didorong ke arah pemahaman yang menyimpang, seperti sekularisme, liberalisme, atau komunisme,” tegas Wapres.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa agama juga seharusnya dipahami secara moderat dengan tanpa mengorbankan ajaran-ajaran dasar agama. Sebaliknya, pemahaman yang bersifat radikal, ekstrem, atau liberal tidak sesuai dengan ajaran agama. Adapun Pancasila dianggap mengandung nilai-nilai yang kuat untuk menjaga kerukunan bermasyarakat dan kehidupan umat beragama.

Di Palu, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid menyatakan bahwa kelompok intoleransi, radikalisme, dan terorisme selalu membenturkan agama dan negara. (Ind/Ant/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya