Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
GERAKAN Buruh bersama rakyat (Gebrak) akan menggelar demo menolak RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan Gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/8) siang. Ribuan massa bakal memadati jalan raya di depan gedung parlemen tersebut.
"Sebanyak 5 ribu orang nanti bakal turun," kata juru bicara Gebrak, Nining Elitos Kasbi, saat dikonfirmasi, Jumat (14/8).
Polisi telah melarang unjuk rasa di depan gedung DPR pada hari ini. Pasalnya, ada kegiatan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo yang akan digelar hingga pukul 16.00 WIB.
Namun, Gebrak tetap akan melakukan demo di depan gedung DPR. Aksi unjuk rasa di depan gedung DPR dilakukan Jumat (14/8) siang, usai salat Jumat.
Baca juga: Polisi Siagakan 6.300 Personel di Sidang Tahunan DPR
"Aksi hari ini, pertama di depan Kementerian Ketenagakerjaan Jalan Gatot Subroto, terus habis salat Jumat ke DPR RI," ujar Nining.
Nining mengungkapkan, Gebrak mendesak pemerintah dan DPR fokus memulihkan daya beli rakyat di tengah kemerosotan pertumbuhan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Memulihkan daya beli rakyat, kata dia, tidak cukup dengan bantuan Rp600 ribu, tapi butuh jaminan kepastian kerja dan perlindungan sosial.
"Omnibus law ada di sisi untuk menurunkan daya beli rakyat dengan menjauhkan kepastian kerja dan memunculkan kerja dengan upah murah," tutur dia. (OL-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved