Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mantan Bupati Bogor RY Ditahan KPK Lagi

Dhika Kusuma Winata
13/8/2020 19:45
Mantan Bupati Bogor RY Ditahan KPK Lagi
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk kedua kalinya menahan mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY).(Antara)

KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk kedua kalinya menahan mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY). Rachmat resmi ditahan sebagai tersangka atas dua kasus dugaan korupsi sekaligus yakni perkara pemotongan anggaran dan gratifikasi.

"Hari ini kami akan menahan tersangka RY selaku mantan Bupati Bogor selama 20 hari pertama hingga 1 September 2020 pada Rumah Tahanan Cabang KPK Pomdam Jaya Guntur," kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar dalam konferensi pers di Gedung KPK, Kamis (13/8).

Bupati Bogor periode 2008-2014 itu sebelumnya pernah dicokok KPK dalam kasus suap izin kehutanan. Ia sudah menjalani pidana dan bebas. KPK kemudian mengendus ada dugaan korupsi lain dan menetapkan Rachmat Yasin sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemotongan anggaran dan gratifikasi pada 2019 lalu.

"Dalam pengembangan perkara, KPK menduga ada sejumlah pemberian lain yang itu diduga diterima Bupati. Sehingga untuk memaksimalkan asset recovery KPK melakukan penyidikan baru," ucap Lili.

Dalam perkara pertama, KPK menduga Rachmat Yasin menerima duit Rp8,93 miliar yang didapat dari pemotongan anggaran sejumlah dinas di Kabupaten Bogor. KPK menyebut uang itu diduga untuk kepentingan Rachman maju dalam pemilihan bupati untuk periode kedua.

Rachmat Yasin kemudian memenangi pemilihan untuk periode kedua, namun ia ditangkap komisi antirasuah terkait kasus korupsi perizinan kehutanan pada 2014.

Untuk perkara kedua, Rachmat Yasin disuga menerima sejumlah gratifikasi terkait jabatannya sebagai bupati. Ia diduga menerima gratifikasi berupa tanah seluas 20 hektare dan mobil mewah senilai Rp 825 juta. Gratifikasi tanah diduga terkait dengan perizinan pondok pesantren di Jonggol, Kabupaten Bogor, sedangkan pemberian mobil diduga berasal dari pengusaha rekanan Pemkab Bogor.

Rachmat disangkakan melanggar Pasal 12 huruf f dan Pasal 12 B Undang Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya