Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
MENTERI Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD menyoroti fenomena demokrasi di Indonesia saat ini yang dikuasai para oligarki.
Akibatnya, banyak kebijakan yang muncul bernuansa koruptif yang hanya mengedepankan demokrasi prosedural semata.
“Karena perlu itu ada solusi yang baik untuk menjadikan negara ini, termasuk struktur kenegaraannya menjadi lebih demokratis sehingga peradaban kita menjadi adiluhung,” katanya saat menjadi pembicara kunci dalam Webinar Kemerdekaan Refleksi 75 Tahun Peradaban Indonesia yang diadakan News Research Center (NRC) Media Group News, Selasa, (11/8).
Ia menyebutkan, sebenarnya gelombang reformasi di Indonesia pada 1998 bertujuan membangun demokrasi agar peradaban dan hukum menjadi lebih baik.
Sayangnya, ungkap Mahfud, praktik demokrasi di Indonesia hanya terjadi dan berlangsung baik selama satu periode kepemimpinan saja.
"Setelah itu bergeser menjadi oligarki. Praktik kenegaraan kita banyak yang oligarkis. Karena muncul kebijakan yang koruptif karena diputuskan secara oligarkis, bukan demokratis,” jelasnya.
Mahfud menyebutkan, pada dasarnya hukum yang dibuat oleh negara bisa mengubah perilaku masyarakat untuk menjadi lebih baik. Namun hal tersebut bisa direalisasikan apabila hukumnya ditegakkan dengan baik dan ada kontrol dari masyarakat.
"Asal ditegakkan dengan baik, akan mengarahkan ke perubahan yang baik. Kalau politiknya demokratis dan kontrol masyarakat kuat, maka hukumnya responsif,” tegasnya.
Ia berharap masyarakat Indonesia tidak pasrah dengan sebutan masyarakat Indonesia terkenal korupsi dan pemalas.
“Itu bisa diubah melalui kesadaran kolektif kita. Ada hukum yang menjadi alat mengubah perilaku masyarakat,” pungkasnya. (OL-8)
Para mahasiswa pengunjuk rasa tersebut tidak mengalami kekerasan fisik yang berarti.
Survei Curator Nagara Institute dan Sosiolog, Sulfikar Amir, menerangkan ada 44,17% pemilih tak masalah jika kandidat Pemilu dan Pilkada berasal dari politik dinasti.
Ketua Para Syndicate Ari Nurcahyo mencatat terdapat beberapa episentrum Pilkada 2024 yang jadi peratrungan antara Prabowo Subianto, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri.
Dari 1.553 kandidat yang berkompetisi pada pilkada 2024, ada 605 kandidat yang terlibat dalam dinasti politik dinasti
Pramono mengatakan bahwa pada kontestasi Pilkada Serentak 2024, nasibnya sama dengan sang anak, Hanindhito Himawan Pramana atau Dito
PKS memiliki target suara 15% namun tidak tercapai atau hanya 8,42%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved