Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kendalikan Pandemi, Kelola pula Ekonomi

Andhika Prasetyo
26/6/2020 03:26
Kendalikan Pandemi, Kelola pula Ekonomi
Presiden Joko Widodo dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau layanan kependudukan di Pasar Pelayanan Publik Rogojampi, Banyuwangi(ANTARA/BUDI CANDRA SETYA)

PEMBATASAN sosial akibat pandemi covid-19, suka tidak suka, berimbas pada melemahnya produksi barang dan jasa. Rantai pasokan dan permintaan di pasar terganggu. Pertumbuhan ekonomi di banyak negara pun melemah.

Dana Moneter Internasional memproyeksikan pertumbuhan Amerika Serikat, negara dengan produk domestik bruto terbesar di dunia, anjlok hingga -8% tahun ini. Begitu pula pertumbuhan ekonomi Uni Eropa yang diperkirakan merosot di level -7,5% hingga -12,5%.

Kecenderungan yang sama pun diisyaratkan bakal menerpa Indonesia. Karena itu, saat mengunjungi Posko Penanganan Covid-19 di Gedung Grahadi Surabaya, Jawa Timur, kemarin, Presiden Joko Widodo meminta menteri dan kepala daerah agar dalam mengelola pandemi tidak hanya terfokus pada sektor kesehatan.

Penanganan kesehatan dan ekonomi diminta berjalan paralel agar kesejahteraan sosial terjaga. Ibarat berkendara, penggunaan rem dan gas harus seimbang sehingga pandemi terkendali dan ekonomi pun terkelola dengan baik. “Tidak bisa kita mengegas di urusan ekonomi saja, tetapi kesehatan diabaikan. Kita juga tidak bisa konsentrasi penuh di urusan kesehatan saja, tetapi ekonomi menjadi terganggu. Gas dan rem ini selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota. Ini harus pas betul. Harus seimbang sehingga semua dapat dikerjakan bersamaan,” ujar Presiden.

Khusus untuk Jatim, yang hingga kemarin masih menjadi salah satu pusat penularan terbesar dengan lebih dari 10 ribu kasus positif covid-19, Presiden meminta pihak terkait melakukan penanganan intensif agar angka penularan dapat ditekan. “Kita harapkan dalam dua minggu ini betul-betul ada penurunan signifikan sehingga kita bisa masuk ketatanan kenormalan baru,” ujar Jokowi.

Akan tetapi, Presiden juga mengingatkan daerah agar tidak tergesa-gesa menerapkan kenormalan baru. “Prakondisikan terlebih dahulu. Jangan tahu-tahu dibuka tanpa prakondisi yang baik,” tegas Presiden, yang kemarin juga berkunjung ke Banyuwangi, meninjau pelayanan di era new normal.

Imbauan senada dilontarkan secara terpisah oleh Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, yang biasa disapa Rerie. Ia meminta daerah memenuhi seluruh persyaratan sebelum mengendurkan pembatasan. Hal itu demi menghindari ledakan positif covid-19.

“Saat ini terlihat indikasi peningkatan kasus di daerah saat semangat daerah melonggarkan pembatasan sedang menggebu. Alih-alih ekonomi bergerak, bila sebaran covid-19 belum terkendali, hal itu malah akan menuai ledakan penularan,” cetus Rerie, kemarin.

Kirim relawan

Terkait penanganan di Jatim, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kemarin, meninjau kesiapan RSUD Soetomo Surabaya dalam mengatasi covid-19. Dalam kunjungan kerja itu, ia berjanji mengirimkan bantuan dokter dan perawat sebagai relawan di RSUD itu. Sebanyak 88 dokter dan 58 perawat itu akan dikirimkan dalam dua gelombang. “Para relawan itu sudah dididik protokol-protokol kesehatan supaya tidak tertular covid-19.”

Sementara itu, hingga kemarin, jumlah kasus positif covid-19 secara nasional dilaporkan bertambah 1.178 sehingga jumlah total mencapai 50.187 orang. Dari jumlah itu, 20.449 orang dinyatakan sembuh dan 2.620 meninggal. (Fer/Aiw/ FL/UA/RO/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya