Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Satu Gugur, KSAD Evaluasi Prajurit Perdamaian

Pra/Pro/P-2
25/6/2020 06:26
Satu Gugur, KSAD Evaluasi Prajurit Perdamaian
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Presdir Metro TV Don Bosco Selamun di Mabes TNI-AD, Jakarta, kemarin(DISPEN TNI-AD)

KEPALA Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa akan mengevaluasi kesiapan para prajurit TNI yang hendak ditugaskan dalam misi perdamaian di luar negeri.

Upaya tersebut dilakukan menyusul gugurnya satu prajurit TNI dalam misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Demokratik Kongo. “Kita akan evaluasi apa yang sebenarnya terjadi agar para prajurit bisa lebih siap,” ujar Andika di sela-sela acara bincang pagi dengan pimpinan redaksi media massa di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, kemarin.

Ia menambahkan, saat ini evaluasi belum dapat dilaksanakan lantaran masih menunggu hasil kronologi lengkap dari peristiwa yang terjadi. Sejauh ini diketahui seorang prajurit TNI, Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi, salah satu prajurit penjaga perdamaian di Kongo, tewas akibat serangan kelompok bersenjata.

Ada juga satu korban luka, yaitu Prajurit Satu (Pratu) Syafii Makbul, yang kini masih dalam perawatan intensif. “Mudah-mudahan masih ada harapan untuk pulih,” tutur KSAD.

Mabesad, lanjut Andika, akan proaktif untuk memberikan santunan kepada keluarga korban dengan menggandeng beberapa BUMN. “Seperti insiden helikopter jatuh di Semarang, ada perhatian dari BNI, BRI, dan Mandiri. Kita berusaha mengajak mereka karena mereka punya kepedulian melalui program CSR untuk membantu keluarga korban,” tandasnya.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari meminta Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mendorong dilakukannya investigasi pada kasus gugurnya prajurit TNI di Kongo dengan memanfaatkan posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

“Sebuah usulan bisa Indonesia ajukan di Dewan Keamanan PBB untuk melakukan investigasi sekaligus meringkus kelompok-kelompok yang bertanggung jawab terhadap penyerangan pasukan penjaga perdamaian,” ujar Kharis dalam siaran pers, kemarin.

Dikatakan Kharis, Komisi I mengutuk keras serangan milisi bersenjata terhadap personel Tentara Misi Penjaga Perdamaian di Provinsi Kivu Utara, perbatasan Kongo, Senin malam waktu setempat.

Meski begitu, kejadian tersebut tidak harus menyurutkan peran Indonesia dalam mengikutsertakan TNI sebagai pasukan perdamaian. Kharis mengingatkan bahwa ada amanah konstitusi untuk tetap turut serta mengirimkan pasuk an dalam misi perdamaian dunia. (Pra/Pro/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya