Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sudah 2 Kali Insiden Heli MI-17 DPR Minta Investigasi Intensif

Cahya Mulyana
08/6/2020 05:55
Sudah 2 Kali Insiden Heli MI-17 DPR Minta Investigasi Intensif
Sejumlah prajurit TNI bersiap mengikuti prosesi pemakaman Lettu Wisnu Tia Aruni di TPU Kembangarum (Bergota II), Semarang.(ANTARA FOTO/Aji Styawan)

KEMENTERIAN Pertahanan dan TNI perlu menginvestigasi secara intensif kecelakaan helikopter MI-17 di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Pasalnya, pesawat angkut buatan Rusia milik TNI AD serupa juga pernah mengalami kejadian nahas di Oksibil, Papua.

“Kalau dua kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, tampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam,” kata anggota Komisi I DPR Willy Aditya.

Menurutnya, helikopter yang tercatat dalam alutsista TNI AD itu merupakan hal penting penunjang operasi pasukan sehingga Kemenhan dan TNI harus benar-benar memastikan kelaikannya. Selain itu, sebagai pembeli, menurutnya, Indonesia perlu menekankan transfer penguasaan teknologinya supaya tahap pemeliharan lebih baik.

“Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknik, bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknik, Kemenhan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai,” ucapnya.

Politikus Partai NasDem itu mengatakan kecelakaan yang kerap terjadi terhadap MI-17 sudah menjadi perhatian publik. Untuk itu, Kemenhan dan TNI perlu memberi penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar tentang apa yang sebenarnya terjadi.

“Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya. Karena itu, mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kemenhan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” ujarnya.

Terkait persoalan itu, Kemenhan menyerahkan proses investigasi kepada Markas Besar TNI dan TNI AD. Kedua institusi itu akan mendalami secara teknis penyebab kecelakaan alutsista yang menewaskan empat krunya. “TNI AD dan Mabes TNI yang secara teknis akan melakukan hal tersebut,” kata Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak.

Menurut dia, proses investigasi mendalam terkait jatuhnya helikopter buatan Rusia di Kendal itu akan dilakukan Mabes TNI dan TNI AD. Kemenhan akan menunggu hasilnya untuk evaluasi lebih lanjut. “Nanti kami tunggu evaluasi dari mabes dan TNI AD dulu,” katanya.

Ia pun menegaskan bahwa pengadaan alutsista terlebih saat era Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menekankan pada aspek mutu dan kesesuaian dengan kebutuhan. (Cah/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya