Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
KEMENTERIAN Pertahanan dan TNI perlu menginvestigasi secara intensif kecelakaan helikopter MI-17 di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Pasalnya, pesawat angkut buatan Rusia milik TNI AD serupa juga pernah mengalami kejadian nahas di Oksibil, Papua.
“Kalau dua kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, tampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam,” kata anggota Komisi I DPR Willy Aditya.
Menurutnya, helikopter yang tercatat dalam alutsista TNI AD itu merupakan hal penting penunjang operasi pasukan sehingga Kemenhan dan TNI harus benar-benar memastikan kelaikannya. Selain itu, sebagai pembeli, menurutnya, Indonesia perlu menekankan transfer penguasaan teknologinya supaya tahap pemeliharan lebih baik.
“Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknik, bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknik, Kemenhan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai,” ucapnya.
Politikus Partai NasDem itu mengatakan kecelakaan yang kerap terjadi terhadap MI-17 sudah menjadi perhatian publik. Untuk itu, Kemenhan dan TNI perlu memberi penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya. Karena itu, mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kemenhan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” ujarnya.
Terkait persoalan itu, Kemenhan menyerahkan proses investigasi kepada Markas Besar TNI dan TNI AD. Kedua institusi itu akan mendalami secara teknis penyebab kecelakaan alutsista yang menewaskan empat krunya. “TNI AD dan Mabes TNI yang secara teknis akan melakukan hal tersebut,” kata Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak.
Menurut dia, proses investigasi mendalam terkait jatuhnya helikopter buatan Rusia di Kendal itu akan dilakukan Mabes TNI dan TNI AD. Kemenhan akan menunggu hasilnya untuk evaluasi lebih lanjut. “Nanti kami tunggu evaluasi dari mabes dan TNI AD dulu,” katanya.
Ia pun menegaskan bahwa pengadaan alutsista terlebih saat era Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menekankan pada aspek mutu dan kesesuaian dengan kebutuhan. (Cah/P-1)
LULUSAN Akademi Militer tahun 1998 dari korps Kopassus, Kolonel Inf Kurniawan meraih predikat Distinguished Graduate di program CISA National Defense University, Amerika Serikat (AS).
Mayjen TNI Kristomei Sianturi juga menambahkan bahwa TNI akan mengedepankan sinergi dengan kepolisian, kejaksaan, serta instansi terkait lainnya,
TNI merespons cepat informasi pengalihan pendaratan darurat pesawat Saudi Airlines SV5276 rute Jeddah–Jakarta ke Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Operasi ini menjadi bukti TNI hadir di Papua untuk melindungi masyarakat dari teror kelompok bersenjata
Akibat insiden itu korban mengalami sejumlah luka bacok pada bagian tubuhnya serta luka tembak di dada. Saat ini korban telah dievakuasi ke Jayapura.
ANGGOTA Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Oleh Soleh meminta rencana Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk merekrut 24 ribu prajurit baru dikaji secara matang dan mendalam.
Empat belas orang tewas dalam kecelakaan bulan lalu ketika helikopter militer Azerbaijan Mi-17 jatuh selama penerbangan pelatihan.
Menurutnya, pesawat, helikopter, atau kendaraan militer yang digunakan TNI harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
"Kita tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil. Namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih."
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mendesak TNI dan Kemenhan untuk memperdalam investigasi jatuhnya heli jenis MI-17 buatan Rusia ini setelah korban meninggal bertambah.
Salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 Penerbad, Lettu Cpn Vira Yudha, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat intensif selama 7 hari di RS Kariadi, Semarang.
Diketahui, helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan sebagai helikopter angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved