Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Isu Pemakzulan Presiden Berbuntut Somasi

Thomas Harming Suwarta
03/6/2020 05:15
Isu Pemakzulan Presiden Berbuntut Somasi
Postingan Ade Armando Melalui Facebook.(Dok. Facebook)

PENGAJAR ilmu komunikasi UI Ade Armando disomasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah karena pernyataannya yang menyebut isu pemakzulan presiden digulirkan Muhammadiyah dengan Din Syamsuddin sebagai pembicara kunci dalam sebuah diskusi tentang pemakzulan presiden.

Ade melalui laman Facebook-nya menulis, 'Isu pemakzulan presiden digulirkan Muhammadiyah. Keynote speaker-nya Din Syamsudin, si dungu yang bilang konser virtual corona menunjukkan pemerintah bergembira di atas penderitaan rakyat'.

Somasi yang ditandatangani Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Andika Budi Riswanto tersebut menuntut Ade mencabut posting-an dan meminta maaf secara terbuka kepada Muhammadiyah dan Din Syamsuddin. Andika menilai posting-an Ade

mengandung unsur fitnah dan pencemaran nama baik bagi Muhammadiyah dan Din Syamsuddin. "Jika dalam tempo tujuh hari setelah somasi ini diterbitkan tidak ada iktikad baik dari pemilik akun Ade Armando untuk melaksanakan somasi, kami akan melakukan upaya hukum," demikian isi somasi tersebut.

Pada 29 Mei lalu, Masyarakat Hukum Tata Negara (Mahutama) berencana menggelar diskusi bertema Konstitusionalitas pemakzulan presiden pada era pandemi covid-19. Din Syamsuddin dikabarkan menjadi pembicara kunci dalam diskusi itu.

Dalam menanggapi somasi tersebut, Ade menyatakan sangat menghargai kebebasan untuk menyampaikan pandangan politik di negeri ini. "Adalah hak Mahutama untuk menggulirkan isu pemakzulan presiden," katanya.

Ade pun mengklarifikasi bahwa dalam posting-annya ia tidak menuduh Mahutama berinisiatif untuk menggulingkan presiden. "Saya hanya menyatakan isu pemakzulan presiden digulirkan Muhammadiyah mengingat Mahutama menggunakan kata Muhammadiyah dalam nama resminya. Tapi saya tidak menuduh Mahutama berinisiatif menggulingkan presiden. Yang dilakukan Mahutama adalah menggulirkan isu pemakzulan presiden. Dua hal tersebut jelas berbeda," tegasnya.

Berdasarkan informasi yang dia peroleh, kata Ade, acara itu tidak disetujui pimpinan Muhammadiyah. Ia mengutip berita sebuah media daring yang menyebutkan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyesalkan penggunaan nama Muhammadiyah dalam seminar tersebut.

Terkait dengan Din Syamsuddin, Ade menyatakan siap mencabut pernyataannya dan meminta maaf selama Din juga menjelaskan kepada publik mengapa menuduh pemerintah bergembira di atas rakyat yang menderita di tengah pandemi covid- 19 karena BPIP menggelar konser virtual penggalangan dana untuk korban covid-19 pada 17 Mei. (Ths/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya