Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Protes masih Terus Merebak di Banyak Kota AS

The Guardian/BBC/Hym/I-1
31/5/2020 05:40
Protes masih Terus Merebak di Banyak Kota AS
Seorang pengunjuk rasa berdiri di depan sebuah gedung yang terbakar dalam demonstrasi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, (29/5).(Chandan KHANNA / AFP)

KEMATIAN George Floyd, warga Amerika Serikat (AS) berkulit hitam di Minneapolis, Negara Bagian Minnesota, memicu gelombang protes. Sedikitnya satu orang tewas dan puluhan ditahan setelah demonstrasi di beberapa kota besar di AS berakhir ricuh.

Demonstrasi berlangsung damai pada siang hari ketika para pengunjuk rasa berbaris dari Los Angeles ke New York, tetapi demonstrasi berubah bergejolak ketika malam terus berlalu.

Di Minneapolis, tempat Floyd meninggal pada Senin (25/5) setelah seorang petugas berlutut di lehernya selama hampir 9 menit, pengunjuk rasa mengabaikan jam malam pukul 20.00 pada Jumat (29/5) waktu setempat. Ribuan orang tetap berduyun-duyun ke jalan-jalan untuk malam keempat berturut-turut.

Satu orang terbunuh di pusat Kota Detroit setelah tembak­an dilepaskan ke kerumunan peng­unjuk rasa. Sementara itu, pengunjuk rasa di Oakland, San Jose, serta Los Angeles memblokade jalan raya dan polisi menembakkan gas air mata.

Gubernur Negara Bagian Minnesota Tim Walz meminta maaf atas penahanan jurnalis stasiun televisi CNN, Omar Jimenez, dan dua orang rekan­nya. Walz berjanji jurnalis tidak akan diintervensi dalam melaporkan unjuk rasa yang memprotes kematian George Floyd. Jimenez dan rekan-rekannya sudah dibebaskan dalam waktu 1 jam.

Derek Chauvin yang dipecat dari departemen kepolisian bersama tiga polisi lainnya sehari setelah kejadian yang fatal itu, ditangkap atas tuduhan pembunuhan tingkat tiga dan pembantaian terhadap George Floyd, 46.

Sementara itu, pihak Twitter telah menyembunyikan cicitan Presiden Donald Trump dari profilnya, mengatakan, komentar yang dibuat Trump melanggar aturan tentang me­ngobarkan kekerasan.

“Cicitan ini melanggar aturan Twitter karena mengobarkan kekerasan. Namun, Twitter telah menentukan mungkin karena kepentingan publik cicitan itu tetap dapat diakses,” demikian pemberitahuan Twitter. (The Guardian/BBC/Hym/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya