Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
KETUA Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla meluruskan pernyataan Presiden Joko Widodo agar masyarakat berdamai dengan virus korona atau covid-19.
Pasalnya, perdamaian terjadi apabila kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan perang. "Berdamai itu kalau dua-duanya ingin berdamai. Kalau kita hanya ingin damai, tapi virusnya enggak mau, bagaimana?" tanya Wapres ke-10 dan 12 itu dalam diskusi Universitas Indonesia Webinar "Segitiga Virus Corona", Selasa (19/5).
Bagi Kalla, ajakan berdamai sangat kontras dengan sifat virus corona yang ganas dan menyebabkan kematian. Selain itu, virus covid-19 juga tidak memilih maupun memilah korbannya. "Karena itu, istilah berdamai kurang tepat ketika terjadi pandemi Covid-19," tegasnya.
Baca juga: Presiden Tegaskan Dorong Umat Tingkatkan Ibadah
Menurut Kalla, ajakan berdamai lebih mengacu ke perilaku masyarakat untuk beradaptasi dengan situasi pandemi. Seperti disiplin menggunakan masker hingga rajin mencuci tangan. "Mungkin kebiasaan kita yang harus pakai masker terus, cuci tangan terus. Namun, bukan berarti kita berdamai karena risikonya mati," ujarnya.
Kalla juga tidak setuju apabila pemerintah menggunakan opsi herd immunity dalam menghadapi pandemi karena akan banyak korban bertumbangan. "Bisa saja ini dilakukan, cuma korbannya bakal banyak," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Berdamai dengan Covid-19
Ia mencontohkan praktik pemerintah herd immunity ketimbang karantina yang diterapkan Swedia. "Angka kematian di Swedia lima kali lipat dibanding negara di sekitarnya akibat mencoba konsep ini," ungkapnya.
Apalagi, tambah Kalla, lembaga internasional juga WHO tidak menganjurkan penerapan konsep herd immunity. "Apakah kita akan memilih itu, sebaiknya jangan," tandas Kalla.
Baca juga: Istana Sebut Berdamai dengan Covid-19 bukan Berarti Menyerah
Presiden Joko Widodo menyebut pemerintah berupaya keras agar puncak pandemi covid-19 segera menurun. Namun, ia meminta masyarakat berdamai dengan kondisi ini hingga covid-19 benar-benar pergi dari Indonesia.
"Beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun tidak berarti langsung landai atau langsung nol, melainkan masih bisa fluktuatif. Ada kemungkinan masih bisa naik lagi atau turun lagi, naik sedikit lagi, dan turun lagi dan seterusnya. Artinya, sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan covid-19 untuk beberapa waktu ke depan," kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, dalam video yang diunggah Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Kamis (7/5).(X-15)
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI Jusuf Kalla mengungkapkan polemik empat pulau Aceh harus dijadikan pembelajaran yang baik bagi pemerintah, khususnya para pejabat terkait.
Jusuf Kalla (JK) menilai polemik status empat pulau di Aceh menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan Aceh
JK juga mengaitkan polemik tersebut dengan kesepakatan perundingan Pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki pada tahun 2005 silam.
JK mengatakan bahwa penyelesaian polemik Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang, dan Pulau Mangkir Ketek itu bukan menjadi ranah dan kewenangan Kementerian Hukum.
Keputusan administratif seperti Keputusan Menteri (Kepmen) tidak dapat membatalkan atau mengubah kedudukan hukum yang telah ditetapkan melalui undang-undang.
JK mengkritisi kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang disebut sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat dari antusiasme pencari kerja yang membludak saat pembukaan job fair di Bekasi.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved