Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PENYELENGGARAAN pilkada yang tetap dilakukan pada tahun ini juga, tepatnya, 9 Desember 2020, diperkirakan akan menyulitkan daerah. Pasalnya, dana pilkada yang sudah dianggarkan dalam APBD sangat mungkin sudah terpakai sebagian untuk penanggulangan wabah covid-19.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatra Utara (Sumut) Herdensi Adnin mengemukakan kekhawatiran tersebut dalam diskusi virtual, kemarin. Menurut Herdensi, hingga saat ini alokasi anggaran pilkada dari pemerintah daerah (pemda) baru pada tahap 2. Artinya, sekitar 50% anggaran pilkada masih di pemda.
“Walaupun pemerintah sudah membuat edaran agar tidak digunakan untuk penanganan covid-19, pada daerah yang PAD kecil ada kemungkinan dipakai untuk covid-19 dan lain-lain,” tuturnya.
Herdensi mengatakan bagi daerah dengan pendapatan asli daerah (PAD) besar tidak bermasalah terkait anggaran. Akan tetapi, di Sumut ada sejumlah daerah yang memiliki PAD kecil.
Dalam proses penentuan anggaran pilkada, Herdensi mengatakan harus melewati proses yang cukup alot. Bahkan harus diputuskan
KPU pusat. Apalagi beberapa daerah di Sumut ditetapkan sebagai zona merah covid-19.
“Beberapa daerah kita anggap rawan seperti Simalungun, Tanjung Balai, dan lainnya. Dua tahun belakangan ada disclaimer (Simalungun), sehingga anggaran di daerah tidak banyak. Kami khawatir sudah dipakai Pemda Simalungun untuk penanganan covid-19 apalagi berada pada zona merah. Juga Tanjung Balai zona merah, kemarin negosiasi anggaran pilkada sangat berat. Pada akhirnya dilaksanakan, Kemendagri baru dia tanda tangan NPHD (naskah perjanjian hibah daerah) bersama Bawaslu,” jelasnya.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumut Syafrida Rachmawati Rasahan menyarankan agar pemerintah bersama DPR sebaiknya menunda penyelenggaraan pilkada hingga tahun 2021 mendatang. Hal itu mengingat selain belum ada kepastian berakhirnya covid-19, penyelenggara pemilihan juga membutuhkan waktu persiapan. Adapun pemda serta masyarakat perlu waktu pemulihan ekonomi.
Pemerintah bersama DPR RI sudah menyepakati untuk menyelenggarakan pilkada lanjutan pada 9 Desember 2020. Namun, itu dengan catatan apabila pandemi virus korona (covid-19) bisa berakhir Mei tahun ini. Dengan begitu, tahapan pilkada yang sempat ditunda akan dilanjutkan mulai Juni/Juli. Opsi lain yang dikesampingkan pemerintah dan DPR, pilkada dilaksanakan pada 17 Maret 2020 atau 29 September 2021.
Memberatkan
Pengamat Jaringan Demokrasi (JADI) Sumut Aulia Andri menilai putusan pilkada digelar Desember 2020 merupakan pilihan yang terkesan tanggung. Menurutnya, dari sejumlah kasus penundaan pilkada yang terjadi di Sumut, prosesnya sangat panjang dan memberatkan penyelengara, khususnya di daerah, sehingga bisa berdampak pada kualitas pilkada.
“Saya merasakan kesulitan teman-teman pengawas pemilihan dan KPU untuk hal-hal teknis. Pada 2015 pernah terjadi penundaan, itu dengan perispan matang. Ini kan teman-teman KPU, Bawaslu berhenti bimtek, sosialisasi, dan lainnya. Ini akan memengaruhi kualitas penyelenggara dan hasil pemilu,” tuturnya. (P-2)
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved