Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Prihatin Kekerasan Aparat Wakil Bupati Nduga Undur Diri

Dhika Kusuma Winata
26/12/2019 07:10
Prihatin Kekerasan Aparat Wakil Bupati Nduga Undur Diri
Cicitan di akun twitter @Jayapuraupdate yang menyebut Wakil Bupati Nduga mengundurkan diri(Dok. Twitter)

PENGUNDURAN diri Wakil Bupati Kabupaten Nduga, Papua, Wentius Nemiangge, karena kecewa dengan dugaan pe­nembakan terhadap warga sipil memperoleh perhatian serius dari pemerintah pusat.

Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar, mengakui pihaknya langsung mengecek kepada Gubernur Papua sebagai pembina pemerintahan di tingkat kabupaten/kota.

“Kami sudah cek kepada gubernur atau Pemprov Papua sebagai pembinanya, tetapi belum ada komentar yang bisa kami sampaikan,” kata Bahtiar saat dimintai konfirmasi oleh Media Indonesia, kemarin.

Senin (23/12/2019) di hadapan ratusan warga masyarakat Nduga yang berkumpul di Bandara Kenyam, Wentius menyatakan mengundurkan diri dari jabatan wakil bupati.

“Sudah satu tahun terjadi seperti ini, kami sudah menghadap menteri, DPR, Panglima TNI, dan Kapolri meminta pasukan di Nduga ditarik agar masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa. Permintaan kami tidak direspons. Penembakan terhadap warga sipil terus terjadi,” ujar Wentius dengan nada kecewa.

Anggota DPR asal Nduga, Laurenzus Kadepa, dalam keterangan tertulis kepada Media Indonesia, Selasa (24/12), menyatakan pengunduran diri Wentius sebagai protes atas operasi militer yang terjadi di sana karena banyak memakan korban warga masyarakat.

“Aspirasi Pemerintah Kabupaten Nduga tentang krisis di Nduga tidak pernah didengar. Padahal, pemda itu ­perpanjangan pemerintah pusat. Ini penyebab mundurnya Pak Wabup Nduga. Dia tidak mau rakyatnya ditembaki terus,” ungkap politikus Partai ­NasDem itu.

Anggota Komisi I DPR, Sukamta, menambahkan bahwa operasi militer di Papua bukan solusi, malah justru membuat siklus kekerasan berlanjut.

“Polemik di Papua butuh pendekatan ekonomi hingga tata kelola pemerintahan. ­Operasi militer menimbulkan sikap antipati dan kekerasan lanjutan sesama warga ataupun terhadap aparat,” jelas Sukamta, kemarin.

Sumber: Dokomentasi MI/Tim Riset MI.

 

Pada Minggu (22/12/2019), Kodam XVII/Cenderawasih mengirim tim ke Distrik Kenyam, Nduga, untuk menyelidiki kasus pe nembakan yang menewaskan warga sipil. Insiden penembakan Jumat (20/12) itu menewaskan seorang warga sipil, Hendrik Lokbere, yang saat itu sedang mengemudikan kendaraan. (Dhk/Ths/Cah/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya