Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, menegaskan pemerintah sudah mengantongi solusi terkait upaya pembebasan tiga WNI yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.
"Kami sudah kompak, sudah punya solusi langkah-langkah dengan berbagai tahapannya. Pokoknya kita akan menyelamatkan karena negara harus bertanggungjawab atas keselamatan warganya," kata Mahfud seusai memimpin rapat koordinasi tingkat menteri, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (17/12).
Baca juga: Presiden Apresiasi Dukungan Tokoh Masyarakat untuk Ibu Kota
Rapat yang khusus membahas pembebasan WNI itu dihadiri sejumlah pihak terkait. Antara lain, Kementerian Luar Negeri, Badan Intelijen Negara, Kementerian Pertahanan, TNI, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dalam rapat itu disimpulkan bahwa pemerintah bakal melakukan pelbagai langkah untuk menindaklanjuti langkah yang sudah diambil. "Apa langkah itu tentu rahasia. Karena kalau dibuka namanya bukan sebuah tindakan untuk pembebasan."
Intinya, terang dia, pemerintah berusaha membebaskan seluruh sandera tanpa menimbulkan korban jiwa dan tanpa menodai kedaulatan negara yang bersangkutan, seperti Filipina, Malaysia, dan Indonesia. (OL-8)
Satu dari lima WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf dilaporkan tewas tertembak saat kelompok tersebut kontak senjata dengan militer Filipina.
Kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina dilaporkan meminta tebusan 30 juta Peso atau sekitar Rp8,4 miliar atas lima warga Indonesia (WNI) yang ditawan.
Pemerintah Indonesia telah resmi mengeluarkan pernyataan memohon kepada Pemerintah Malaysia untuk berperan mengatasi kasus perompakan oleh kelompok teroris tersebut.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Jakarta, Kamis, menyatakan bahwa ia telah melakukan komunikasi kembali dengan Menteri Pertahanan Filipina terkait pembebasan sandera secara selamat.
KJRI Tawau mencatat 29 kasus penculikan yang dilakukan Kelompok Abu Sayyaf sejak 2000 dengan korban sebanyak 98 orang dan 39 orang di antaranya WNI.
Maharudin dan Samiun merupakan dua dari tiga warga negara Indonesia yang ditawan oleh kawanan Abu Sayyaf di Panamao, Filipina Selatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved