Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Oesman Sapta Tolak Jadi Wantimpres

Desi Angriani
13/12/2019 11:10
Oesman Sapta Tolak Jadi Wantimpres
Oesman Sapta Odang(MI/RAMDANI)

KETUA Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang menolak posisi Dewan  Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2019-2024. Oso, sapaan akrabnya, ingin fokus mengurus partai.

"Saya ditawari presiden untuk jadi Wantimpres. Saya sangat berterima kasih sekali atas penghargaan presiden. Tapi saya akan terus bersama teman-teman seperjuangan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (13/12).

Oso mengaku menolak tawaran itu lantaran tidak boleh rangkap jabatan sebagai pucuk pimpinan partai.

Keputusan tersebut, katanya, sudah ia disampaikan ke Presiden Joko Widodo melalui Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

"Pak Presiden sudah tahu sikap saya. Saya sampaikan ke Pak Pratikno. Jangan dikira saya tolak tanpa alasan," terangnya.

Baca juga: Hari Ini, Jokowi akan Lantik Wantimpres

Meski demikian, ia menjamin tetap mendukung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan. Oso pun enggan membeberkan nama-nama anggota Wantimpres yang akan dilantik di Istana Negara, Jumat (13/12)  siang nanti.

"Pak Pratikno dan presiden sudah tahu. Jangan dipikir kami minta-minta," pungkasnya.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 tentang Wantimpres, Dewan Pertimbangan Presiden adalah lembaga pemerintah yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden sebagaimana dimaksud Pasal 16 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Wantimpres bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan kepemerintahan. Nasihat dan pertimbangan disampaikan baik secara perorangan maupun sebagai satu kesatuan seluruh anggota dewan.

Pada 2015, Jokowi mengangkat sembilan orang wantimpres yang dilantik di Istana Negara, Jakarta. Mereka yaitu Sidarto Danusubroto (PDI Perjuangan), Subagyo HS (TNI), Yusuf Kartanegara, Hasyim Muzadi (PBNU/almarhum), Suharso Monoarfa (PPP), Rusdi Kirana (PKB), Jan Darmadi (NasDem), Abdul Malik Fadjar (Muhammadiyah), dan Sri Adiningsih (ekonom Universitas Gajah Mada). (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik