Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PEMERINTAH seharusnya mengubah pola penanganan konflik Papua pascamunculnya berbagai aksi massa di Provinsi Papua dan Papua Barat. Rohaniwan Romo Franz Magnis Suseno mengungkapkan, pemerintah sebaiknya menggunakan pendekatan yang lebih humanis dan berbasis hak asasi manusia (HAM) ketimbang menggunakan pendekatan keamanan yang bersifat pemaksaan. “Pemerintah melakukan pendekatan dialog untuk mengakhiri konflik karena meminimalkan adanya penyimpangan atau pelanggaran HAM,” katanya seusai diskusi bertajuk Papua dalam Dialog di Gedung PMKRI, Jakarta, kemarin.
Romo Magnis menambahkan, konflik Papua bisa mereda apabila pemerintah pusat memahami secara inti persoalan di Papua. Selama ini pemicu ketidakpuasan masyarakat di ‘Bumi Cenderawasih’ akibat munculnya diskriminasi, ketidakadilan, dan pendekatan penegakan hukum yang represif.
“Mengapa kejadian Surabaya dan Malang menimbulkan reaksi hebat. Bagi saya, reaksi orang Papua itu tidak bisa dipicu oleh beberapa orang asing, tapi itu menunjukkan suatu ketidakpuasan, ketidakadilan, ketidakdiakui yang mendalam. Solusinya jelas meluruskan cara pandang yang sama antara masyarakat Papua dan pemerintah,” paparnya.
Menurut Romo Magnis, walaupun Papua terintegrasi dengan Indonesia selama lebih dari 50 tahun, masyarakatnya belum merasa spontan mengakui sebagai orang Indonesia. Jelas ini terkait inti persoalan yang tak kunjung bisa dipecahkan pemerintah. Apalagi, pendekatan pembangunan dan militer sampai saat ini tidak membuahkan hasil yang diharapkan, yakni Papua aman dan sejahtera. “Uang sudah banyak mengalir ke sana, pembangunan infrastruktur juga masif dan Presiden Jokowi juga selama menjabat sudah ke sana 12 kali. Tapi apa yang terjadi, ketidakpuasannya masih tecermin dan saat ini mencuat akibat apa yang mereka inginkan, seperti kesetaraan hak, tidak ada pelanggaran HAM, dan keadilan tak kunjung dipenuhi,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Koordinator Jaringan Damai Papua Adriana Elisabeth menambahkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berulang kali melakukan penelitian menyangkut akar masalah di Papua. Seluruh hasilnya sama, yakni merasa diperlakukan berbeda dengan masyarakat di provinsi lain. “Akar persoalan itulah yang perlu diatasi untuk mengakhiri cerita kelam di Papua,” ujarnya.
Menurut dia, harapan mendapatkan kesetaraan memperoleh HAM dapat menjadi awal komunikasi antara pemerintah dan masyarakat Papua. “Ini bisa menjadi momentum membuka dialog yang komprehensif untuk mengurai persoalan yang selama ini dialami orang Papua,” terangnya.
Harus bertanggung jawab
Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan meminta semua pihak tidak mengaitkan penetapan Veronica Koman sebagai tersangka kasus dugaan penyebar hoaks Papua dengan pekerjaannya sebagai aktivis hak asasi manusia (HAM). “Jangan dikait-kaitan dengan posisi pekerjaan dia yang lain,” ujarnya.
Dalam menanggapi pernyataan Amnesty International yang menyatakan penetapan Veronica Koman tidak tepat, “Ini proses hukum. Jadi apa pun dia harus bertanggung jawab,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Chairudin Bangun mengingatkan media agar tidak sekadar menulis pernyataan pihak yang memiliki otoritas dalam memberitakan Papua, tetapi juga turun ke lapangan mengecek kebenaran. “TNI bilang aman kok, sudah kondusif, tetapi di setiap 10 meter ada yang jaga. Ya kondusif. Kita kepengin misalnya memberitakan masyarakat sudah jualan, tetapi masih dibersihkan kaca, bangkai mobil yang dibakar sudah digeser,” ujarnya. (Ant/P-4)
Masyarakat Papua Barat mendatangi kantor KPK dan Kejagung untuk melakukan klarifikasi dan memberikan informasi hasil investigasi terkait Gubernur Papua Barat Dominggus Madacan.
BENCANA tanah longsor dan banjir bandang Pegunungan Arfak, tepatnya di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Papua Barat menelan belasan korban jiwa.
Jumlah keseluruhan korban dalam peristiwa itu sebanyak 24 orang, terdiri atas lima orang selamat, 16 korban meninggal dunia, sedangkan tiga korban lainnya belum berhasil ditemukan.
Brimob melakukan pencarian Iptu Tomi Samuel Marbun, anggota yang dilaporkan hilang sejak 18 Desember 2024 di kawasan Kali Rawa, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni.
Buku Cahaya Fajar dari Balik Gunung Mbaham mengupas perjalanan kepemimpinan Ali Baham Temongmere (ABT), pejabat Papua Barat yang mengedepankan pembangunan berbasis budaya.
SETIDAKNYA 12 ribu pelajar di Manokwari, Papua Barat, sudah mendapatkan makan siang gratis (MBG). Selurhnya merupakan pelajar dari tingkat TK hingga SMA di wilayah perkotaan Manokwari.
Gedung Putih menegaskan akan menyelidiki siapa dalang dibalik pemberontakan di wilayah Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Impas) Agus Andrianto diminta tanggung jawab karena gagal mengelola lembaga pemasyarakatan (lapas).
Sebanyak 56 narapidana dari Lapas Narkotika Muara Beliti yang berbuat kerusuhan dipindahkan ke Lapas dengan pengamanan super maksimum di Pulau Nusakambangan.
KERUSUHAN terjadi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan. Kini dilaporkan kondisinya sudah kondusif
1 Mei diperingati Hari Buruh Sedunia atau May Day. Hari tersebut adalah sebuah peringatan atas solidaritas pekerja yang merujuk pada peristiwa kerusuhan Haymarket
MK memutuskan tindakan penyebaran informasi atau dokumen elektronik yang memuat pemberitahuan bohong atau hoaks dapat dipidana jika menimbulkan kerusuhan di ruang fisik. UU ITE
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved