Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Tak Cukup Sosio-Ekonomi, Gunakan Pendekatan Psikoantropologi

Antara
03/9/2019 15:34
Tak Cukup Sosio-Ekonomi, Gunakan Pendekatan Psikoantropologi
Warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Papua mengikuti aksi damai Papua Cinta Indonesia di Solo, Jawa Tengah, kemarin.(ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

BUYA Syafii Ma"arif mengatakan pemerintah harus melakukan pendekatan psikoantropologi untuk menghadapi persoalan di Papua.

"Ini yang kurang dilakukan pemerintah selama ini terhadap Papua," kata dia saat peresmian gedung Pesantren Modern Terpadu Prof Hamka di Padang, Selasa.

Menurut dia pendekatan psikoantropologi itu adalah pemerintah harus memahami betul bagaimana masyarakat Papua itu.

Mulai dari bagaimana orangnya, tipe orangnya, kemudian asal usulnya, pendidikannya dan lainnya.

Ia menilai selain pendekatan sosial ekonomi yang telah dilakukan, pendekatan psikoantropologi ini juga harus dilakukan.

"Bagaimanapun kondisinya kita harus menyelamatkan Papua," kata dia.

Baca juga: Pergantian Pangdam Cenderawasih Tidak Terkait Kerusuhan Papua

Selain itu, dirinya mengajak baik pemerintah maupun masyarakat Papua untuk meningkatkan kearifan nasional.

Pemerintah juga harus paham bahwa Papua ini bergabung dengan Indonesia bukan sejak 1945 namun belakangan sehingga harus ada berbagai pendekatan yang dilakukan

Terkait ada dugaan pihak yang menunggangi aksi di Papua, ia menilai itu sebuah kewajaran, namun yang terpenting bangsa ini harus kuat dari dalam.

"Ada yang menunggangi kerusuhan itu hal biasa, mereka berusaha mengobok-obok dan selama kita kuat dan belum lumpuh tentu itu dapat diselesaikan," katanya.

Selain itu wacana referendum yang dimunculkan, ia mengatakan referendum yang diinginkan oleh pihak tersebut.

"Hal ini tentu tergantung kesepakatan antara Jakarta dengan Papua namun yang jelas kita harus selamatkan mereka," katanya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya