Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

PKS Yakin Banyak yang tak Nyaman Gerindra Merapat ke KIK

Putri Rosmalia Octaviyani
25/7/2019 18:30
PKS Yakin Banyak yang tak Nyaman Gerindra Merapat ke KIK
Anggota Majelis Syuro PKS Aboe Bakar Alhabsy(MI/Susanto)

PARTAI Keadilan Sejahtera (PKS) enggan mengomentari Gerindra yang semakin merapat ke Koalisi Indonesia Kerja, khususnya ke PDIP. Namun, PKS berpendapat akan ada banyak pihak yang tak nyaman bila Gerindra benar bergabung ke KIK.

"Apa pun jadinya, Gerindra merapat ke koalisi (KIK) akan ada yang merasa kurang nyaman pasti," ujar anggota Majelis Syuro PKS Aboe Bakar Alhabsy dalam diskusi 'Gerindra Ancaman Kursi Koalisi?' di gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/7).

Aboe Bakar mengatakan, meski tak tersurat, partai-partai pasti akan merasa terganggu dengan kehadiran partai baru di KIK. Salah satunya, perihal pembagian kursi jabatan yang berpotensi berkurang.

"Takut tidak kebagian, nanti gara-gara Gerindra masuk, nanti kurang. Ada yang takut kurang porsi ya kan," tuturnya.

Peneliti Politik CSIS Arya Fernandes mengatakan penambahan anggota partai koalisi memang memiliki risiko bagi KIK. Risiko yang harus ditanggung salah satunya gejolak politik internal dan kerepotan bagi presiden dalam menentukan langkah politik.

Baca juga: PKS Siap Sendirian Jadi Oposisi

Arya menjelaskan ada dua situasi dalam pemilu kemarin yang sangat berbeda. Dibutuhkan tenaga ekstra untuk menyatukan dua situasi dengan platform politik yang berbeda, terutama dari platform ekonomi, perdagangan, hutang, tenaga kerja, investasi, serta pengelolaan sumber daya alam.

"Kita bisa bayangkan betapa rumitnya nanti pemerintah akan menyatukan platform-platform itu dalam rapat kebijakan-kebijakannya. Anda bisa bayangkan betapa pemerintah akan kesulitan mengelola koalisi yang gemuk itu, platformnya saja berbeda," tukasnya.

Ia mengatakan, kondisi tersebut berpotensi menghadirkan dua blok koalisi di internal. Hal itu, lanjut Aboe Bakar, bahkan sudah mulai terjadi. Salah satunya terlihat dari pertemuan empat ketua partai KIK tanpa dihadiri PDIP. Sementara itu, PDIP justru melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya