Peneliti: Jokowi tidak Butuh Tambah Mitra Koalisi

Thomas Harming Suwarta
22/7/2019 20:10
Peneliti: Jokowi tidak Butuh Tambah Mitra Koalisi
Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, dan pimpinan parpol koalisi lainnya, beberapa waktu lalu.(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo tidak memiliki beban untuk mempertimbangkan perlu atau tidaknya menambah anggota baru dalam koalisi.

Secara dukungan legislatif, presiden Joko Widodo ditopang oleh koalisi yang kokoh untuk mengamankan kebijakan di periode lima tahun keduanya.

Hal tersebut disampaikan peneliti CSIS Arya Fernandez dalam diskusi di Jakarta, Senin (22/7). "Dari sisi kekuatan politik, Jokowi sebenarnya tidak punya kebutuhan khusus untuk menambah anggota koalisi. Malah kecenderungannya jika ada anggota koalisi baru membuat beban jadi bertambah," kata Arya.

Baca juga: Golkar Anggap Oposisi Diperlukan untuk Mengimbangi Pemerintah

Dengan dukungan 10 partai, dan lima di antaranya yang lolos ambang batas parlemen, Jokowi memiliki kekuatan politik yang kuat. "Justru saat ini sesungguhnya Pak Jokowi menghadapi pekerjaan sulit mengatur komposisi kabinet ideal untuk mengakomodasi partai koalisi. Kalau tambah anggota baru, tentu saja jadi makin sulit," jelas Arya.

Menurut dia, melayani permintaan 10 partai bukan pekerjaan mudah ditambah keinginan mengisi kabinet dengan para profesional. "Berkompromi dengan itu semua tentu tidak mudah. Apalagi jika ditambah kebutuhan untuk mengakomodasi PAN dan Demokrat termasuk juga Gerindra jika ternyata masuk," ungkapnya.

Pilihan ideal bagi Jokowi saat ini kata dia afalah memgelola pemerintahan bersama koalisi yang sudah ada saat ini. "Karena tanpa tambahanpun, posisinya sudah kuat," pungkas Arya. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya