Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Diperiksa Hampir 10 Jam, Kivlan Zen Dicecar 23 Pertanyaan

Ferdian Ananda Majni
18/6/2019 06:50
Diperiksa Hampir 10 Jam, Kivlan Zen Dicecar 23 Pertanyaan
Kivlan Zen(MI/Susanto)

MANTAN Kepala Staf Kostrad ABRI Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen yang diperiksa sebagai saksi kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara dengan tersangka Habil Marati (HM) dicecar sedikitnya 23 pertanyaan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

"Ada 23 (pertanyaan) lebih kurang. Jadi sudah kita bantah semua tidak ada keterlibatan aliran dana yang mengarah kepada pembunuhan, pengadaan senjata tidak ada," kata Kuasa Hukum Kivlan, Muhammad Yuntri, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (17/6) malam.

Dia menyebut Kivlan diperiksa selama 10 jam sejak pukul 11.00 WIB hingga berakhir pada pukul 20.30 WIB.

Meski demikian, Kivlan Zen enggan memberikan komentar usai pemeriksaan tersebut.

"Memang tadi pemeriksaan sudah selesai. Pemeriksaan lumayan lama dari jam 11, istriahat beberapa kali, salat dan sebaginya kemudian selesai barusan. Hanya konfirmasi tentang aliran dana," terangnya.

Baca juga: Kivlan Akui Uang dari Habil untuk Demo, bukan Beli Senjata

Dalam pengakuannya kepada penyidik, Kivlan membenarkan telah menerima uang dari Politikus PPP Habil Marati senilai S$4.000 atau Rp42.400.000 Namun, ia membantah pemberian uang untuk rencana pembunuhan terhadap empat tokoh.

"Mengakui tapi tidak sesuai dengan tuduhan. Uang itu hanya untuk demonstrasi, tidak berkaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata dan (rencana) membunuh," terangnya.

Kivlan turut memberikan nomor rekening ke penyidik guna memeriksa aliran dana tersebut. Pasalnya uang yang diberikan kepada Iwan Kurniawan (tersangka kepemilikan senjata api ilegal) hanya direncanakan untuk safari ke daerah mengantisipasi gerakan komunis.

"Iwan (Kurniawan) ditugaskan untuk demonstrasi dan dia menyanggupi bawa 1.000 orang dari Banten. Nyatanya tidak ada dan kemudian ia menghilang," lanjutnya.

Meski kliennya mengenal HM sejak tahun lalu melalui group WhatsApp. Namun, keduanya diketahui tidak terlalu dekat.

Diketahui, polisi telah menetapkan HM sebagai tersangka terkait dugaan pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.

HM disebut sebagai donatur eksekutor empat pejabat negara yang menjadi target pembunuhan. Dia menyerahkan uang Rp60 juta kepada para calon eksekutor.

Begitu juga HM disebut dalam investigasi majalah Tempo yang berjudul 'Tim Mawar dan Rusuh Sarinah' yang terbit pada Senin (10/6).

Merujuk laporan Tempo, Kivlan memberikan uang itu kepada anak buahnya, Iwan Kurniawan alias Helmi Kurniawan untuk membeli senjata laras panjang dan pendek. Rencananya, akan digunakan untuk membunuh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya