Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
MANTAN Kepala Staf Kostrad ABRI Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen yang diperiksa sebagai saksi kasus dugaan rencana pembunuhan terhadap empat pejabat tinggi negara dengan tersangka Habil Marati (HM) dicecar sedikitnya 23 pertanyaan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
"Ada 23 (pertanyaan) lebih kurang. Jadi sudah kita bantah semua tidak ada keterlibatan aliran dana yang mengarah kepada pembunuhan, pengadaan senjata tidak ada," kata Kuasa Hukum Kivlan, Muhammad Yuntri, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (17/6) malam.
Dia menyebut Kivlan diperiksa selama 10 jam sejak pukul 11.00 WIB hingga berakhir pada pukul 20.30 WIB.
Meski demikian, Kivlan Zen enggan memberikan komentar usai pemeriksaan tersebut.
"Memang tadi pemeriksaan sudah selesai. Pemeriksaan lumayan lama dari jam 11, istriahat beberapa kali, salat dan sebaginya kemudian selesai barusan. Hanya konfirmasi tentang aliran dana," terangnya.
Baca juga: Kivlan Akui Uang dari Habil untuk Demo, bukan Beli Senjata
Dalam pengakuannya kepada penyidik, Kivlan membenarkan telah menerima uang dari Politikus PPP Habil Marati senilai S$4.000 atau Rp42.400.000 Namun, ia membantah pemberian uang untuk rencana pembunuhan terhadap empat tokoh.
"Mengakui tapi tidak sesuai dengan tuduhan. Uang itu hanya untuk demonstrasi, tidak berkaitan sama sekali dengan masalah pembelian senjata dan (rencana) membunuh," terangnya.
Kivlan turut memberikan nomor rekening ke penyidik guna memeriksa aliran dana tersebut. Pasalnya uang yang diberikan kepada Iwan Kurniawan (tersangka kepemilikan senjata api ilegal) hanya direncanakan untuk safari ke daerah mengantisipasi gerakan komunis.
"Iwan (Kurniawan) ditugaskan untuk demonstrasi dan dia menyanggupi bawa 1.000 orang dari Banten. Nyatanya tidak ada dan kemudian ia menghilang," lanjutnya.
Meski kliennya mengenal HM sejak tahun lalu melalui group WhatsApp. Namun, keduanya diketahui tidak terlalu dekat.
Diketahui, polisi telah menetapkan HM sebagai tersangka terkait dugaan pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei.
HM disebut sebagai donatur eksekutor empat pejabat negara yang menjadi target pembunuhan. Dia menyerahkan uang Rp60 juta kepada para calon eksekutor.
Begitu juga HM disebut dalam investigasi majalah Tempo yang berjudul 'Tim Mawar dan Rusuh Sarinah' yang terbit pada Senin (10/6).
Merujuk laporan Tempo, Kivlan memberikan uang itu kepada anak buahnya, Iwan Kurniawan alias Helmi Kurniawan untuk membeli senjata laras panjang dan pendek. Rencananya, akan digunakan untuk membunuh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. (OL-2)
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa perkara itu dengan pidana penjara selama 4 bulan dan 15 hari," kata Hakim Ketua Agung Suhendro di Jakarta Pusat, Jumat (24/9).
Kivlan tercatat berjasa terhadap negara yang dibuktikan dengan 11 bintang penghargaan.
Berdasarkan analisa dokter, Kivlan perlu menjalani pengobatan selama 10 hari.
Sang dokter mendapati Kivlan berusaha mengambil kertas hasil pemeriksaan dari tas dokter.
SUARA batuk terdengar beberapa kali di salah salah satu ruang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, kemarin.
Habil dinilai terbukti memberikan uang sebanyak Sin$15 ribu atau setara Rp153 juta kepada Kivlan melalui Helmi Kurniawan alias Iwan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved