Headline

Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.

Rekonsiliasi Politik Tak Harus Menunggu Prabowo-Jokowi Bertemu

Thomas harming Suwarta
28/5/2019 20:34
Rekonsiliasi Politik Tak Harus Menunggu Prabowo-Jokowi Bertemu
Ketua Umum Vox Point Indoneisa Yohanes Handoyo Budhisejati(Dok. Vox Point Indoneisa)

DORONGAN untuk segera melakukan rekonsiliasi politik pasca penyelenggaraan Pemilu 2019 terus menguat dari berbagai elemen masyarakat.

Upaya membangun kembali persatuan bangsa yang terbelah karena pilihan politik harus menjadi perhatian utama semua pihak dan karena itu rekonsiliasi tidak harus menunggu Prabowo dan Jokowi bertemu.

Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handoyo Budhisejati pun menyerukan semua pihak untuk kembali bergandengan tangan dan berhenti saling mencela atau memprovokasi karena ada kepentingan bangsa yang lebih besar yang harus diutamakan dari sekedar kepentingaan sesaat.

"Lebih dari itu, semakin cepat rekonsiliasi terjadi maka ruang bagi para perusak bangsa dan negara atau yang selama ini kita anggap sebagai penumpang gelap bisa kita batasi. Sehingga tidak perlu juga kita menunggu dua negarawan kita Jokowi dan Prabowo bertemu dulu meski kita berharap agar keduanya sesegera mungkin bertemu," kata Yohanesi di Jakarta, Selasa (28/5).

Baca juga : Sudahi Akrobat Politik, Saatnya Menatap Masa Depan

Kehadiran pihak ketiga yang ditengarai memiliki 'agenda lain' sebagaimana keterangan pihak kepolisian menurut Handoyo adalah hal serius yang harus segera disikapi termasuk oleh elit-elit politik saat ini.

"Kalau situasi politik kita terus memanas maka ruang bagi kelompok ketiga ini tentu saja makin besar. sebaliknya jika kita semua solid sebagai bangsa maka ruang gerak mereka juga bisa kita batasi. Apresiasi kita tentu saja pada aparat TNI dan Polri yang secara cermat bisa mengantisipasi lebih awal," lanjut Handoyo.

Bagi masyarakat, lanjut dia, rekonsiliasi bisa juga mulai dari elit-elit partai politik di kedua kubu, para pengurus partai dari pusat sampai daerah, organ-organ partai, relawan-relawan kedua pasangan calon, tokoh-tokoh agama, akademisi, aktivis kemanusiaan untuk membangun kembali komunikasi yang mungkin selama proses penyelenggaraan Pemilu sempat tersumbat.

"Berbagai pihak kita dorong agar sungguh-sungguh menahan diri untuk tidak saling memprovokasi, terutama di media-media sosial. Ada harga mahal yang harus dibayar jika kita membiarkan situasi politik saat ini kita biarkan terus membara. Dan sama saja kita memberi tempat bagi pihak ketiga yang ingin bangsa ini hancur," tegas Handoyo.

Berbagai komunikasi elit partai politik yang belakangan terjadi kata dia adalah sinyalmen positif yang harus didukung. Pertemuan antara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum PAN Zulkfli Hasan dengan Presiden Jokowi kata dia adalah tradisi politik yang baik.

"Bukan soal bergabung dengan koalisi atau tidak tetapi lebih dari itu ada komunikasi yang dibangun setelah sebelumnya bertarung. Ini tradisi politik yang sehat. Pilpres selesai, semua kembali normal, bahwa sekarang ada jalur ke MK ya kita tinggal tunggu saja. Demikian pula para pemuka masyarakat atau agama agar sama-sama menciptakan suasana di masyarakat jadi tenang kembali. Ini bentuk dukungan yang nyata bagaimana kita mencintai bangsa ini menjadi lebih maju lagi ke depannya," pungkas Handoyo. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya