Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SEBELUM, saat, dan setelah hari pemilihan umum (Pemilu), pemerintah tidak melakukan konspirasi dengan penyelenggara Pemilu, TNI, dan Polri untuk melakukan kecurangan guna memenangkan salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto usai melakukan rapat koordinasi bersama dengan Menteri Dalam Negeri, Kepala Staf Kepresidenan, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kejaksaan Agung, di Gedung Menko Polhukam, Jakarta, Rabu (24/4).
Baca juga: Prabowo: Kualitas Kopassus Masih Sangat Tinggi
"Tuduhan tersebut sangat tendesius, ngawur, bernuansa fitnah, tidak benar dan tidak berdasar, yang diarahkan untuk mendeligitimasi pemerintah dan penyelenggara Pemilu terutama KPU dan Bawaslu, termasuk hasil Pemilu yang sementara ini sedang dalam proses penghitungan," tegas Wiranto.
Wiranto juga menjelaskan bahwa keberadaan KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu bersifat mandiri serta tidak tergabung dalam stuktur lembaga negara. Keduanya juga dipilih oleh DPR RI, bukan pemerintah.
Atas dasar itu pula, Ia kembali menegaskan, tidak terpikir sedikit pun oleh pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap kinerja KPU dan Bawaslu. Terlebih, tudingan yang kerap muncul ialah adanya konspirasi pemerintah dengan KPU maupun Bawaslu untuk memenangkan pasangan calon tertentu.
"Saya sebagai Menko yang membidangi politik nasional, pasti akan berperan aktif atau setidaknya tahu kalau memang konspirasi itu ada. Namun, tuduhan konspirasi untuk melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan massif itu tidak benar, sekali lagi, tidak pernah terjadi," kata Wiranto.
Seharusnya, sambung Wiranto, masyarakat memberikan penghargaan dan apresiasi kepada KPU, Bawaslu dan petugas keamanan yang telah melaksanakan Pemilu dengan aman, lancar dan damai.
"Sampai saat ini, ada 139 orang korban yang meninggal dalam tugas. Oleh sebab itu, sangatlah tidak tepat atau tidak pada tempatnya kalau melakukan fitnah, cacian, dan membuat tuduhan yang menyedihkan dan tidak berdasar," ungkap Wiranto.
Pemilu serentak 2019 kali ini merupakan Pemilu terbesar serta terumit di dunia. Pasalnya, dalam satu hari ada sekitar 192 juta pemilih yang dilakukan di lebih dari 810 ribu TPS. Atas itu pula Indonesia mendapatkan apresiasi dari 33 negara.
Baca juga: Prajurit Kopassus Wajib Tingkatkan Profesionalisme
Lebih lanjut, Wiranto mengharapkan agar masyarakat tidak lagi memercayai berita yang menyesatkan terkait dengan tuduhan konspirasi pemerintah dengan penyelenggara Pemilu. Masyarakat juga diminta untuk tidak terhasut oleh gerakan-gerakan yang berpotensi mengganggu kedamaian dan kemanan nasional.
Terlebih, masyarakat bisa ikut mengontrol proses penghitungan suara yang dilakukan KPU. Transparasi itu seharusnya dihargai sebagai bentuk kenetralan KPU.
"KPU telah melakukan penghitungan secara transparan yang perkembangan hasilnya dapat diakses oleh siapa pun setiap saat," tandas Wiranto. (OL-6)
Selain itu, dia juga menyinggung perihal penanganan pelanggaran di Bawaslu hanya 14 hari. Padahal, kepolisian penyidikan dilakukan tiga sampai enam bulan.
Bahkan secara serentak KPU se-Indonesia melaksanakan pelantikan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).
BAWASLU Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, telah menangani sebanyak 11 kasus sejak dimulainya tahapan pilkada pada pemilihan wali kota dan wakil wali kota (pilwakot) 2024.
Regulasi kepemiluan yang tetap dan tidak berubah dibutuhkan agar kualitas demokrasi yang baik tidak sebatas sukses penyelenggaraan saja.
Usman Hamid menyebut ada motif terselubung aparat penegak hukum seperti Polda Metro Jaya dan KPK dalam melakukan pemeriksaan terhadap Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Bawaslu antisipasi potensi munculnya kecurangan saat pemilu ulang
DPR juga harus menangkap aspirasi para purnawirawan tersebut agar isu pemakzulan tidak berkembang liar di masyarakat.
Lima tokoh lulusan Akademi TNI yang memberikan kontribusi besar dalam militer dan politik Indonesia.
Sejauh ini partai-partai politik di Indonesia belum memberikan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan secara maksimal kepada para kadernya.
Wiranto menyampaikan bahwa visi menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045 mendatang merupakan kelanjutan dari cita-cita bangsa yang belum terwujud seutuhnya.
Program Makan Gratis SDN Kedaleman IV, Kota Cilegon, mendapat pujian dari Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto.
Wantimpres Wiranto mengapresiasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved