Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Butuh Pendidikan Berkelanjutan Optimalkan Bonus Demografi

Denny Parsaulian Sinaga
31/8/2024 14:58
Butuh Pendidikan Berkelanjutan Optimalkan Bonus Demografi
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto saat memberikan pidato kunci dalam Seminar Nasional Ikatan Doktor Alumni Universitas Jakarta (IKADA UNJ) bertajuk "Kepemimpinan Transformasional dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045" di Jakarta, Sabtu(ANTARA)

KETUA Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto menilai pendidikan berkelanjutan dan terarah dibutuhkan untuk mengoptimalkan bonus demografi.
 
Menurut Wiranto, generasi Z yang berpotensi menjadi bonus demografi atau angkatan produktif di tahun 2045 perlu mendapatkan pendidikan berkelanjutan dan terarah agar mereka mampu benar-benar menjadi angkatan produktif yang mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.
 
"Dibutuhkan pendidikan berkelanjutan, terarah untuk mengantarkan mereka sebagai angkatan produktif untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045," katanya saat memberikan pidato kunci pada Seminar Nasional Ikatan Doktor Alumni Universitas Jakarta (IKADA UNJ) bertajuk 'Kepemimpinan Transformasional dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045' di Jakarta, Sabtu (31/8).
 
Lebih lanjut, Wiranto menyampaikan bahwa visi menjadikan Indonesia sebagai negara maju pada 2045 mendatang merupakan kelanjutan dari cita-cita bangsa yang belum terwujud seutuhnya, yakni cita-cita menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Ia menyampaikan pula bahwa Indonesia Emas 2045 berarti Indonesia menjadi salah satu dari empat negara dengan ekonomi yang kuat pada 2045.
 
Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, Wiranto mengakui terdapat beberapa tantangan berat yang harus diatasi oleh bangsa Indonesia. Di antaranya, kata dia, melanjutkan, Indonesia harus melepaskan diri dari middle income trap atau situasi menjadi negara berpendapatan menengah yang tidak dapat bertransisi menjadi negara berpendapatan tinggi.
 
"Paling tidak, kita harus keluar dari istilahnya the middle income trap, jebakan pendapatan menengah," kata dia.
 
Berikutnya, Wiranto menyampaikan tantangan lain yang harus dihadapi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah persaingan global.
 
Sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, kata dia menambahkan, untuk memenangi persaingan global, suatu negara dituntut cepat dalam menghadapi beragam perubahan yang ada. "Persaingan global, sebagaimana dikatakan Presiden, persaingan tidak dimenangkan negara yang paling kuat, tetapi negara yang paling cepat," ucap dia. (Yan)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya