Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
NUANSA merah dan putih dominan menghiasi tempat pemungutan suara (TPS) 3 di Kelurahan Jerambah Gantung, Kecamatan Gabek 1, Pangkalpinang. Hiasan balon yang juga berwarna merah dan putih ditambah Sang Saka yang dipasang mengelilingi TPS, menjadikan pemandangan yang unik di antara TPS lainnya di Kecamatan Gubek 1.
Yang lebih unik, nuansa merah putih itu juga melekat pada seragam sekolah yang dipakai petugas pemungutan suara (PPS), lengkap dengan topi berlogo Tut Wuri Handayani. Persis seperti yang dikenakan siswa sekolah dasar.
Ternyata konsep merah putih dengan seragam sekolah itu sangat tepat jika dikaitkan dengan keberadaan TPS yang didirikan di lingkungan Sekolah Dasar 44 Pangkalpinang.
Ketua Kelompok Petugas Pemungutan Suara (KPPS) 1 TPS 3 Kelurahan Jerambah Gantung, Dedy Pratama mengatakan, TPS 3 sengaja dibuat seperti itu oleh pihak kecamatan karena ditunjuk untuk mewakili kecamatan mengikuti lomba TPS unik. Untuk itu, ia bersama pihak kecamatan dan seluruh petugas PPS mengambil tema Mengenal demokrasi dari usia dini dengan konsep anak-anak sekolah tadi.
Baca Juga : Demi Pemilih, Mereka Rela Menggunakan Seragam SD
"TPS kita ini kan di dalam gedung SD 44, makanya untuk temanya Mengenal demokrasi dari usia dini, dan kebetulan kita mewakili kecamatan untuk lomba," kata Dedy seusai menyalurkan hak pilihnya di TPS-nya itu, kemarin.
Untuk pengadaan seragam SD sendiri, seluruh PPS tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Mereka meminjam seragam anak-anak SD yang berbadan gemuk ataupun bongsor. "Tidak ada biaya, kita semua pinjam ke anak-anak SD," ujar Dedy.
Dedy mengaku, sebelum berangkat bertugas ke TPS sempat ditertawai anaknya yang masih duduk di bangku SD. Namun, apa boleh buat, demi melayani pemilih dan kelancaran pemilu, khususnya di TPS 3 di pesta demokrasi lima tahunan ini. "Ya, anak saya sempat tertawa karena lucu melihat ayahnya memakai seragam SD," ungkap dia.
Melihat fenomena unik itu, Yunita, salah satu pemilih di TPS 3 mengaku terhibur dengan polah tingkah petugas PPS yang memakai seragam SD dan melayani dengan ramah para pemilih. "Lucu sih, sudah besar pakai pakaian SD. Namun, cukup menarik perhatian dan suasana menjadi cair, unik, dan beda dari TPS lain," kata Yunita.
Wali Kota Pangkalpinang Maulan Akli, seusai meninjau TPS 3 mengaku kaget dengan pemandangan unik di hadapannya itu. "Saya terkaget lihat petugasnya memakai seragam SD, ini benar-benar unik," kata pria yang akrab disapa Molen ini. Dia pun mengaku sudah berkeliling ke beberapa TPS dan menilai TPS 3 itulah yang paling unik serta semua petugasnya kreatif," ujarnya.
Namun yang lebih penting, menurut Molen, warga harus guyub. Adanya perbedaan pilihan merupakan hal wajar. (Rendy Ferdiansyah/N-1)
Pemetaan kerawanan tersebut dilakukan terhadap 8 variabel dan 25 indikator yang dihitung dari sedikitnya 73.256 kelurahan/desa di 36 provinsi.
KPU Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung (Babel) melantik 243 anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk Pilkada serentak 2024.
Target pendaftar PPK adalah dua kali jumlah kebutuhan, dengan 10-15 orang pendaftar di setiap kecamatan.
Pengumuman pendaftaran dibuka mulai tanggal 2 hingga 6 Mei 2024, sementara penerimaan berkas pendaftaran calon anggota PPS dilaksanakan dari 2 hingga 8 Mei 2024.
KPU menyebut total petugas pemilu 2024 yakni anggota KPPS, PPK, dan PPS yang meninggal dunia sebanyak 181 orang, yang mengalami kecelakaan kerja atau sakit sebanyak 4.770 orang.
SELAMA tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat ada 6 petugas dilaporkan meninggal dunia, dan 50 petugas yang jatuh sakit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved