Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Rasional vs Emosional

Rudy Polycarpus
31/3/2019 07:20
Rasional vs Emosional
Capres nomor urut 01, Joko Widodo, dan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, disaksikan Ketua KPU Arief Budiman, saling menyapa sebelum De(AFP/DHANNY KRISNADHY)

DENGAN ekspresi serius sembari menunjuk-nunjuk ke arah penonton, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta penonton jangan tertawa.

“Jangan tertawa. Kenapa kalian tertawa. Pertahanan Indonesia rapuh, kalian tertawa. Lucu, ya? Kok lucu,” ujar mantan Danjen Kopassus itu dalam debat keempat di Hotel Shangri-La, Jakarta, tadi malam. Setelah melihat hal itu, penonton yang tertawa pun langsung terdiam.

Itu terjadi ketika Prabowo menjelaskan pertahanan nasional. Menurutnya, kekuatan pertahanan nasional sangat lemah. “Kekuatan pertahanan kita sangat rapuh dan lemah. Bukan salah Bapak (Jokowi),” tandasnya.
Debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum itu mengusung tema Ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubung­an internasional. Debat dibagi ke dalam empat segmen.

Sejak awal debat, Prabowo sudah tampil ‘menyerang’. Di sesi soal ideo­logi, Prabowo meminta klarifikasi kenapa kubu calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo menuduhnya pro-khilafah dan melarang tahlil jika terpilih.

Namun, Jokowi tidak melayani pertanyaan Prabowo. Jokowi juga mengatakan dirinya pun bernasib sama, sering dituduh sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) selama 4,5 tahun. “Saya biasa-biasa saja enggak pernah saya jawab,” cetusnya.

Meski demikian, setelah saling curhat, keduanya saling memuji bah­wa mereka ialah pro-Merah Putih dan patriotik. Menurut Jokowi, jauh lebih penting bagaimana diri­nya dan Prabowo membumikan Pancasila jika terpilih dalam Pilpres 2019.

Dalam debat, Jokowi tampak lebih kalem dan menjelaskan permasalahan secara sistemik, seperti soal pemerintahan. Sebaliknya, Prabowo tampil lebih emosional. Jokowi menawarkan pelayanan publik di era industri 4.0 dengan ‘dilan’. “Diperlukan pemerintahan ‘dilan’, digital melayani,” kata Jokowi.

Prabowo menimpali bahwa lebih baik menggunakan teknologi lama, tetapi kekayaan negara tidak lari ke luar negeri. “Kita boleh punya sistem hebat, kartu banyak sekali, indah seolah efisien, cepat. Untuk apa cepat kalau kekayaan mengalir ke luar negeri,” kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Yang mengagetkan Prabowo sempat mengatakan bahwa dirinya le­bih TNI daripada TNI. “Saya TNI, Pak. Saya per­taruh­kan nyawa di TNI, saya le­bih TNI daripada banyak TNI,” ka­ta Prabowo. Sebelumnya, Jokowi men­jelaskan strategi pertahanan dan keamanan.

Selama debat, Prabowo menyebut kata ‘perang’ sebanyak 12 kali, sementara Jokowi lima kali.

Temperamental
Dalam menanggapi debat keempat, pakar psikologi politik UI, Hamdi Muluk, mengatakan penonton tak banyak menyoroti substansi, tetapi lebih pada dua karakter yang berbeda. “Debat ini makin mengukuhkan dua jenis kepribadian yang beda. Prabowo yang emosional, suka retorika yang besar yang tidak didukung dengan data yang valid,” kata Hamdi, tadi malam.

Ia pun menambahkan sikap tempramen Prabowo sudah diprediksinya sejak beberapa tahun lalu. “Pengendalian emosi Prabowo tampak tak lebih baik daripada Jokowi,” ungkap Hamdi.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir, mengaku puas dengan penampilan jagoannya. “Jokowi sangat tenang dan menguasai materi debat,” katanya. Sebaliknya, Wakil Ketua Badan

Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso, mengatakan Prabowo Subianto unggul telak. “10-0 untuk kali ini,” kata Priyo.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memuji sikap saling memuji an­tar­kedua kandidat. “Itu ialah bagian dari modal dasar yang harus tetap terpupuk sedemikian rupa,” tutur Surya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. (Uta/Pro/Mal/Wan/Ins/Faj/*/X-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya