Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ma’ruf Bidik 70% Suara di Bengkulu

Marliansyah
21/3/2019 09:00
Ma’ruf Bidik 70% Suara di Bengkulu
(ANTARA FOTO/David Muharmansyah)

CAWAPRES Ma'ruf Amin menceritakan bagaimana presiden sekaligus capres Jokowi yang telah membangun landasan pemerintahan pro-rakyat, tapi masih saja dihujat.

Ia mengaku kecewa terhadap orang yang telah menjahati Presiden Jokowi.

Padahal, Jokowi telah membawa banyak perubahan yang bermanfaat bagi bangsa.

Menurut dia, Jokowi seharusnya jangan dimusuhi dan dihujat, melainkan didukung.
Di Bengkulu, Ma'ruf menargetkan 70% suara karena segala upaya kampanye sudah dilakukan, termasuk door to door.

"Kalau di Pulau Jawa mungkin agak sedikit halus, kalau di Sumatra karena karakter berbeda, maka agak sedikit lebih tegas sesuai dengan semangat orang Sumatra, yakin akan menang 70% di Bengkulu," katanya saat menghadiri dialog kerukunan antarumat beragama di Bengkulu, kemarin

Lebih jauh ia mengajak tokoh antarumat beragama bersama-sama menangkal paham intoleran yang sering bermunculan saat ini. Ma'ruf mengajak semua pihak ikut membina kerukunan antarumat beragama.

"Tokoh antarumat beragama harus bersama-sama menangkal paham intoleran karena paham tersebut bisa bermunculan dari mana saja," katanya.

"Saat ini harus bersama-sama antarumat beragama menjaga merawat keutuhan bangsa ini dan mencegah terjadinya konflik, mencegah terjadinya paham-paham intoleran baik dari kalangan Islam maupun non-Islam," imbuhnya.

Menurut dia, ada empat bingkai untuk mewujudkan kerukunan umat beragama yakni, bingkai politik, yuridis, kearifan lokal, dan teologis.

"Bingkai politik ialah kerukunan antarumat beragama telah diikat dalam semangat nasionalis berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika," tuturnya.  

Bingkai yuridis ialah kerukunan antarumat beragama yang sudah terjalin sejak lama.

Ketika ada salah satu kelompok memaksakan khilafah, hal itu akan tertolak dengan sendirinya karena menabrak aturan NKRI sebagai harga mati.

Bingkai kearifan lokal, menurut Ma'ruf Amin, dapat menjadi bingkai kerukunan antarumat beragama karena konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan kearifan lokal.

"Kemudian, bingkai teologis karena secara teologis, semua agama mengajarkan perdamaian, persaudaraan untuk tercipta kerukunan antarumat beragama dan jika memahami agama tidak secara benar, bisa memicu konflik," tutur Ma'ruf.(MY/RF/OL/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya