Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
WAKIL Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi rekomendasi Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) terkait kepedulian lingkungan lewat pengurangan sampah plastik.
Wapres mengimbau kepada seluruh peserta Munas Alim Ulama dan Konbes NU untuk meninggalkan kebiasaan memakai kemasan makanan dan minuman sekali pakai.
"Jadi untuk menyelesaikan itu ialah kembali memakai botol gelas, atau bisa tidak perlu gelas, tapi (yang bisa) dicuci lagi. Jadi kalau pergi minum kopi, minta gelas (non-plastik)," kata Wapres JK saat menutup Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Banjar Patroman, Jawa Barat, Jumat (1/3).
Kebiasaan menggunakan kemasan plastik sekali pakai, lanjut JK, muncul dari kemalasan masyarakat untuk membawa dan mencuci kembali kemasan makanan dan minuman ketika bepergian.
Ditambah dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 260 juta, itu menyebabkan produksi sampah plastik di Indonesia terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.
"Sekarang setiap minum kopi dikasih gelas plastik, diminum, habis kopinya, (gelasnya) dibuang. Itulah yang menyebabkan sampah plastik ini, karena penduduk kita paling banyak, maka kita sampah plastiknya juga termasuk banyak setelah Tiongkok," jelas Wapres.
Baca juga: Wapres akan Tutup Munas Alim Ulama di Banjar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj dalam sambutannya mengatakan, sampah plastik disebabkan oleh faktor industri dan rendahnya budaya masyarakat menyadari risiko bahaya sampah plastik.
"Oleh karena itu, penanganan sampah plastik harus memasukkan elemen budaya, sehingga terbangun cara pandang dan perilaku masyarakat terhadap pentingnya menghindarkan diri dari bahaya sampah plastik," kata Said Aqil.
Dalam Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar itu, NU mendesak adanya upaya keras dari pemerintah untuk mengendalikan limbah plastik yang jumlahnya belakangan sangat mengkhawatirkan.
Indonesia menghasilkan sekitar 130 ribu ton sampah plastik setiap hari, sementara hanya separuh di antaranya yang dibuang dan dikelola di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pembuangan sisa sampah itu, menurut Said Aqil, dibakar secara ilegal atau dibuang ke sungai dan laut sehingga merusak ekosistem.
"Mengingat semakin mendesaknya polusi plastik, NU mendesak pemerintah melakukan upaya yang lebih keras untuk menekan dan mengendalikan laju pencemaran limbah plastik di Indonesia," tegas Aqil. (OL-3)
BUPATI Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, menghadiri Konferensi Cabang (Kofercab) XVII Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Klaten, Sabtu (14/6).
"Khataman Al-Qur’an Serentak di Titik Lokasi Terbanyak di Seluruh Dunia", menjadikannya sebagai khataman Al-Qur’an terbanyak di masjid-masjid dengan total 10.000 titik lokasi.
Pendidikan menjadi kunci konvergensi pemahaman keIslaman di Indonesia terus berlangsung, sehingga memunculkan generasi baru muslim.
Selain dukungan dari RS swasta, tim kesehatan berkolaborasi dengan tim kesehatan kedokteran kepresidenan (RSPAD) serta tim kedokteran Polri.
Menurut Khofifah, penguatan sumber daya manusia (SDM) tersebut akan menjadi penguatan NU di Jawa Timur untuk menjemput Indonesia Emas Tahun 2045.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merasa prihatin dengan perkembangan demokrasi di Indonesia yang masih bersifat transaksional
Sebagian besar laporan yang masuk ke Lapor Mas Wapres disampaikan melalui kanal WhatsApp hingga 72,05%.
WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menggelar kunjungan kerja selama dua hari di Ibu Kota Nusantara (IKN), 28 hingga 29 Mei 2025.
Baznas mendanai sejumlah aspek teknis proyek, termasuk infrastruktur sosial dan insentif tenaga kerja lokal.
Gubernur mengatakan produksi padi Jawa Timur telah dilakukan proses serap oleh Bulog Kanwil Jawa Timur.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengaku dipanggil Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka terkait kasus tuberkulosis (TB). Gibran disebut mengeluhkan banyak kasus TB di lingkungannya
MENEGAKKAN aturan itu pasti berisko, tetapi sedikit yang berani mengambil risiko itu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved