Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bawaslu Didesak Periksa Politisasi Jumatan

Micom
16/2/2019 12:35
Bawaslu Didesak Periksa Politisasi Jumatan
(ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)

KETUA Presidium Barisan Gus dan Santri Bersatu, Ipang Wahid, angkat bicara soal hestek #jumatanbarengprabowo. Menurutnya, persepsi tentang kesalihan seseorang tidak bisa dibentuk dalam waktu sekejap

“Dalam ilmu personal branding, positioning itu tidak lahir dalam semalam, tapi harus secara rutin. Jadi kalau mau dipersepsikan rajin shalat Jumat, ya tunjukkan saja bahwa Pak Prabowo selalu rutin shalat Jumat, tanpa perlu pakai woro-woro, apalagi ajakan sebar pamflet,” ujarnya di Jakarta, Jumat (15/2).

Ia mensinyalir, hestek itu merupakan reaksi dari hestek sebelumnya #prabowosholatjumatdimana. Ia mengatakan, tim kampanye kubu Prabowo tidak reaksioner dalam merespon hestek tersebut. Hestek itu merupakan respon netizen yang normal saja apalagi dalam situasi kampanye.

“Tim Pak Prabowo tidak perlu reaksioner ataupun baper karena beberapa minggu lalu ada hestek #prabowosholatjumatdimana. Itu tidak seberapa. Wajar kalau netizen menanyakan itu. Sebagian masyarakat meragukan keislaman Prabowo,” ujarnya.

Pihaknya secara tegas menyatakan dukungan atas keberatan Ketua Takmir Masjid Kauman Semarang, KH Hanief Ismail, kalau masjid dijadikan tempat kampanye. 

“Tidak perlu membully takmir masjid. Mengatakan dzalim segala macem. Kami mendukung sikap Takmir Masjid Kauman Semarang tersebut. Bahwa setiap Muslim bisa melakukan salat di masjid manapun, tetapi jangan sampai masjid dijadikan sebagai ajang politik. Ini sudah ada ketentuannya,” ujarnya.

 

Baca juga: Teriakan 'Prabowo Presiden' dari Masjid Kauman

 

Ipang Wahid menyayangkan manuver tim Prabowo yang menjadikan masjid sebagai tempat kampanye politik. Pihaknya mendukung sikap takmor Masjid Kauman atas pemasangan spanduk di selamat datang depan pagar masjid. Apalagi tersebar pamflet dan imbauan pengerahan massa dengan stempel resmi partai.

"Salat Jumat kan kewajiban biasa. Tidak perlu woro-woro. Lagi pula, kita sama-sama tahu, salat Jumat tidak diwajibkan untuk Pak Prabowo yang sedang musafir atau dalam perjalanan ke luar kota. Lalu dalam surat imbauan partai juga mengajak ibu-ibu untuk salat Jumat juga kan," sindirnya.

Lebih lanjut pihaknya mendorong Bawaslu untuk lebih tegas dan memproses kejadian kemarin sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Saya melihat video yang tersebar Jumat kemarin, di lingkungan masjid ada yang berteriak 'Prabowo presiden', sebagian yang lain protes. Ini kan masjid memang bukan untuk kampanye politik. Kami  mendorong Bawaslu utk memproses kejadian tersebut," tambahnya. (RO/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya