KETUA Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengapresiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menindaklanjuti masalah penyebaran informasi di dunia maya yang bisa menganggu tahapan Pemilu.
Arief mengatakan di era keterbukaan informasi, diperlukan upaya dari pihak terkait untuk mengantisipasi ancaman Pemilu sedari awal.
"Jadi, makin banyak aktivitas yang kita lakukan untuk menangkal, melawan apapun yang mungkin akan mengganggu tahapan Pemilu yang baik, luber, jurdil, aman, dan damai. Sehingga, kita antisipasi sejak awal," kata Arief ketika ditemui di Senayan, Kamis (31/1).
Baca juga: Siap Amankan Pemilu, TNI AL di NTT Gelar Latihan Pengamanan
Selain itu, Arief menyebut nota aksi bersama yang digalang antarinstitusi ini harusnya ditularkan hingga pelosok daerah di Indonesia. Pasalnya, upaya untuk mendelegitimasi Pemilu justru dimulai di daerah terpencil. Sehingga, ke depan harus ada aksi lanjutan di daerah-daerah.
"Kita tak berhenti di tingkat pusat. Karena kalau nggak bisa sebar hoaks di pusat, larinya ke daerah. Beberapa tempat saya lihat penyebaran hoaks dimulai di daerah terpencil," ujarnya.
Arief mengaku KPU tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi permasalahan tersebut. Dengan adanya kesepakatan aksi bersama ini tentu KPU bisa melakukan pencegahan, pengawasan, hingga penindakan.
"KPU tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Begitu menemukan problem, maka KPU akan mencari partner tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk menangkal hoaks melalui medsos, Kominfo adalah partner yang tepat untuk melawan hal tersebut," tuturnya.(OL-5)