Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
NARASI pesimisme yang kerap disampaikan calon presiden Prabowo Subianto dinilai bentuk ekspresi kecemasannya di kontestasi pemilu presiden (pilpres) 2019. Ekspresi kecemasan itu sengaja dilontarkan untuk membentuk kebencian terhadap pihak tertentu.
Peneliti politik dari Explosit Strategic Politica, Arif Susanto mengatakan, salah satu ekspresi kecemasan yakni terkait ucapan Prabowo yang menyebut Indonesia akan punah jika tidak terpilih dalam kontestasi pilpres.
“Kalau ada siapapun menyebut kalau kalah maka Indonesia punah itu saya melihat bentuk ekspresi politik kecemasan. Orang itu cemas bahwa kondisinya mendatang akan lebih buruk dari orang lain yang ada disekitar. Sayangnya kecemasan itu diumbarkan ke publik,” kata Arif di acara diskusi bertajuk Refleksi Akhir Tahun, Indonesia Maju atau Punah di Kopi Politik, Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (27/12).
Ekspresi kecemasan itu, kata Arif sengaja diungkapkan ke publik dengan tujuan agar publik ikut merasa cemas. Bahayanya, lanjut Arif, kecemasan itu bisa berujung pada politik kebencian.
Ia mencontohkan, pada pilkada DKI Jakarta 2017 kondisi itu pernah terjadi. Ketika ada kandidat memahami peluang menang itipis, maka terjadikecemasan. Alih-alih berusaha keras mendulang elektabilitas, justru dibuat kecemasan ke masyarakat.
“Ini yang kemudian bergeser dari kecemasan menjadi kebencian. Jadi saya mengajak orang-orang untuk membenci siapapun orang yang bukan dari kelompok kita. Itu cara yang paling mudah untuk mendukang suara kebencian berbasis identitas,” jelasnya
Diketahui, pada Pilkada 2017, calon petahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diterpa kasus penistaan agama. Kasus itu bergulir hingga membuat demo dari elemen masyarakat hingga berujung kekalahan Ahok.
Selain itu, pernyataan Indonesia akan punah dan narasi pesimis lainnya yang kerap dilontarkan Prabowo dinilai bentuk delusional atau hal yang tidak nyata dibuat seolah nyata. Tentunya sikap itu untuk menarik simpati publik demi mendulang suara.
“Ada upaya menciptakan ketergantungan. Tenang aja, ada saya disini kalian enggak akan diganggu jika ada saya,” ujar Arif. (OL-4)
Surat dari DPP PDIP dibutuhkan untuk menyelesaikan perbedaan tafsir terkait penetapan caleg yang sudah meninggal pada Pamilu 2019. Dia juga menjelaskan surat balasan dari MA.
Yasonna keluar dari Gedung Merah Putih KPK sekitar pukul 16.45 WIB. Jalur pulang dia berbeda dengan saksi lainnya.
Sidang akan digelar pada hari Senin (24/2) pukul 13.30 WIB di Kantor Bawaslu Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan.
Selain itu, Jokowi mengatakan, NasDem selalu konsisten mendukung dirinya saat bersama Jusuf Kalla maupun kini dengan KH Ma'ruf Amin.
Revisi UU Pemilu perlu disegerakan agar penyelenggara pemilu mempunyai waktu yang cukup dalam melakukan proses sosialisasi dan tahapan Pemilu 2024.
Peserta sekolah legislatif akan mendapatkan berbagai materi pelajaran tentang kedewanan sebanyak 40%, kepartaian 30%, dan pembangunan karakter 30%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved