Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Saya Sekarang Bintang Tiga Terserah Presiden

06/2/2015 00:00
Saya Sekarang Bintang Tiga Terserah Presiden
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Pol Budi Waseso(ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/)
KETIKA secara mendadak menggantikan Komjen Suhardi Alius sebagai Kepala Bareskrim Polri, beberapa waktu lalu, Budi Waseso banyak mendapat sorotan miring. Maklum saja, dia orang dekat Kapolri terpilih Komjen Budi Gunawan yang juga tersangka KPK.

Bahkan, Budi Waseso yang kemarin menyandang bintang tiga dituding terkait erat dengan 'balas dendam' Polri terhadap KPK. Di bawah kendalinya, Bareskrim menangkap Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan kini membidik tiga pemimpin KPK lainnya sebagai tersangka.

Bagaimana lulusan Akpol 1985 itu menanggapi tuduhan tersebut? Bagaimana pula ia akan memimpin Bareskrim? Berikut penuturannya kepada Media Indonesia dan Metro TV di ruang kerjanya, kemarin:

Penanganan kasus-kasus pimpinan KPK dilihat masyarakat sebagai tanggapan Polri atas penetapan Budi Gunawan sebagai tersangka. Benarkah?


Bareskrim bekerja atas dasar laporan masyarakat. Jadi tidak dibuat-buat dan bukan karena Budi Gunawan. Pelapor punya alat bukti, misalnya Bambang yang laporannya sudah pernah dibuat pada 2010-2011. Itu diduga belum ditangani, sekarang harus bertindak cepat.

Penangkapan Bambang Widjojanto disebut-sebut melanggar HAM. Tanggapan Anda?

Bareskrim dalam bekerja tentu mengacu pada KUHAP. Penggunaan borgol tentu ada pertimbangan dari penyidik. Bisa saja yang bersangkutan lari. Jangan sampai seperti seorang komedian yang terlibat kasus narkoba. Ia tidak diborgol dan malah minum cairan pembersih lantai. Lagi pula saat penangkapan Bambang ada video yang sudah diserahkan ke Komnas HAM dan kuasa hukumnya. Kalau tidak puas, bisa ke praperadilan.

Setelah Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Anda mengatakan ada pengkhianat di tubuh Polri. Bagaimana penjelasannya?


Pengkhianat itu sebenarnya sama seperti anggota yang tidak jalankan tugas dengan benar. Contohnya kalau ada petugas lalu lintas yang melakukan pungutan liar, itu kan cemari nama Polri. Saya kan mantan Karopaminal Divisi Propam, saya temukan ada pengkhianatan itu dan telah direspons oleh Kadiv Propam.

Sekarang telah ada investigasi. Saya yakin ada anggota yang tidak lakukan tugas dengan benar. Jika terbukti langgar kode etik, bisa diberhentikan. Kalau sekadar pidana umum, ya bisa dipenjara.

Dalam sebuah artikel disebutkan ada anggota Polri membocorkan data yang sudah diolah soal Budi Gunawan ke KPK. Tanggapan Anda?


Segala yang menyangkut pembocoran dokumen atau informasi apa pun, seperti yang saya bilang, saat ini sedang ditangani Divisi Propam. Saya hanya bisa mengatakan indikasinya bisa mengenai pembo-coran dokumen. Tapi pembocoran dokumen bisa terjadi tidak hanya di Bareskrim. Bisa saja di Badan Intelijen dan Keamanan atau di Badan Pemeliharaan Keamanan Polri. Kita lihat saja hasil investigasi.

Anda kini masuk daftar calon Kapolri. Tanggapan Anda?

Jujur saya tidak berambisi jadi Kapolri karena tugasnya berat. Saya akui sekarang ini pangkat sudah bintang tiga, tapi mau bagaimanapun akhirnya ada di tangan presiden.

Seberapa dekat hubungan Anda dengan Budi Gunawan?

Budi Gunawan adalah atasan saya ketika saya jadi Kasespim karena Sespim itu ada di bawah Lemdikpol. Jadi tidak hanya saya yang dekat dengan beliau. Gubernur Akpol, Ketua STIK, dan kepala pendidikan lainnya juga dekat. Sekarang saja saya masih bertanggung jawab kepada beliau karena saya masih Kasespim Polri. (Beo/X-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya