Virus Korona

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
31/1/2020 05:10
Virus Korona
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebet)

VIRUS korona yang pandemik membuat seluruh dunia terguncang. Semua isu nyaris tertelan oleh virus yang telah mematikan lebih dari 100 orang di banyak negara. Ketegangan di Timur Tengah, urusan perang dagang AS-Tiongkok nyaris terpinggirkan.

Bukan hanya kekhawatiran semakin menyebarnya virus yang menjadi perhatian, melainkan juga kegiatan ekonomi pun ikut terganggu. Harga saham perusahaan waralaba seperti McDonald's atau perusahaan teknologi seperti Apple langsung anjlok.

McDonald's memang terpaksa menutup gerai-gerai mereka di Tiongkok karena khawatir terjadi penularan. Potensi penerimaan dari pasar yang begitu besar pasti akan memukul keuntungan perusahaan itu. Apple terpukul karena pasokan dari pabrik mereka di 'Negeri Tirai Bambu' tersendat.

Pemerintah Beijing sangat serius menangani virus yang mematikan itu. Semua perjalanan di dalam negeri dihentikan. Ibaratnya orang dilarang untuk keluar dari rumah mereka kalau tidak ada keperluan yang sangat mendesak.

Bahkan Tiongkok mengeluarkan larangan warga mereka untuk bepergian ke luar negeri. Hanya negara seperti Tiongkok yang mampu membuat 1,4 miliar warga mereka patuh menjalankan perintah. Padahal, akhir pekan lalu mereka merayakan Tahun Baru, yang tradisinya semua orang pulang kampung.

Semua dokter, ahli virologi, dan ahli biologi yang ada di Tiongkok dikumpulkan untuk bisa menemukan vaksin yang bisa dipakai untuk membangkitkan antibodi guna melawan virus korona. Hanya dalam waktu singkat bisa dibangun rumah sakit baru untuk menampung warga yang terpapar oleh penyakit.

Kerja keras yang mereka lakukan tidaklah sia-sia. Tanda-tanda pengendalian penyakit sudah mulai tampak. Dua pasien yang terpapar oleh virus korona sudah mulai menunjukkan pemulihan. Memang masih diperlukan beberapa waktu untuk memastikan vaksin yang ditemukan efektif untuk melawan virus korona.

Dalam dunia yang semakin terbuka memang potensi munculnya virus baru dan penyebaran penyakit mudah terjadi. Ketika pandemik terjadi, bukan kepanikan dan ketakutan yang harus disebarkan. Yang jauh lebih penting dilakukan ialah bagaimana mengendalikannya dan menemukan cara untuk menanganinya.

Kita selalu mengingatkan apa yang dikatakan sejarawan Inggris, Arnold Toynbee, sebagai challenge and response. Peradaban manusia akan selalu diwarnai dengan tantangan, yakni sesuatu yang terjadi tiba-tiba dan bisa memengaruhi kehidupan manusia. Setiap kali tantangan datang jangan dilihat dengan kacamata negatif, tetapi justru harus dilihat sebagai kesempatan.

Sikap positif itulah yang membuat kita kemudian mampu melakukan respons. Kita akan berupaya untuk menjawab tantangan yang dihadapi guna membawa kita kepada situasi baru yang lebih baik.

Mari kita melakukan refleksi, apa yang kita lakukan ketika ada tantangan yang dihadapi? Kita begitu mudah untuk kemudian menyalahkan. Bahkan lebih lanjut, kita mudah untuk menyerah dan menakut-nakuti. Tidak ada pikiran bernas yang muncul untuk mengedukasi dan membuat kita tidak takut.

Kalau kita cerdas, kita bisa melakukan riset. Kita punya PT Biofarma yang dikenal di dunia sebagai perusahaan pembuat vaksin. Bahkan vaksin yang dihasilkan tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi di seluruh dunia. Kita juga punya Lembaga Eijkman atau lembaga riset penyakit tropis yang dulu dikelola bersama Angkatan Laut AS.

Kalau kita mampu menjelaskan secara ilmiah virus korona dan menemukan vaksinnya, kita tidak hanya dihormati dunia, tetapi juga bisa mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Bahkan kalau penemuannya luar biasa, bukan mustahil ilmuwan Indonesia mendapat Hadiah Nobel Kesehatan.

Sayang, level kita belum seperti itu. Bahkan ketika dunia sedang berbicara virus korona, kita malah membawanya menjadi isu ras. Ada wisatawan Tiongkok yang sudah berada di Indonesia yang ditolak karena dianggap sebagai pembawa penyakit.

Kembali kepada apa yang dulu disampaikan Toynbee, kita harus mau mengubah sikap kita kalau menjadi bangsa yang besar. Kita tidak boleh mudah mengeluh dan sekadar menyalahkan. Kita harus menjadi bangsa yang mampu merespons ketika tantangan datang. Kita tidak boleh kalah dari bangsa Tiongkok yang bersatu padu menghadapi virus korona dan bekerja keras serta penuh disiplin untuk melawan penyebaran virus.



Berita Lainnya
  • Dilahap Korupsi

    04/7/2025 05:00

    MEMBICARAKAN korupsi di negara ini tak pernah ada habisnya. Korupsi selalu menawarkan banyak angle, banyak point of view, banyak sisi yang bisa diberitakan dan dicakapkan.

  • Museum Koruptor

    03/7/2025 05:00

    “NAMA Zarof Ricar paling nyolok. Terima suap biar hukuman ringan. Hukum ternyata soal harga, bukan keadilan.”

  • Deindustrialisasi Dini

    02/7/2025 05:00

    Salah satu penyebab deindustrialisasi dini terjadi, kata sejumlah analis, ialah Indonesia sempat terjangkit oleh penyakit dutch disease ringan.

  • Menanti Bobby

    01/7/2025 05:00

    WAJAHNYA tetap semringah meski selama 7 jam sejak pagi hingga sore menghadiri koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir April lalu.

  • Cakar-cakaran Anak Buah Presiden

    30/6/2025 05:00

    VOX audita perit, littera scripta manet. Peribahasa Latin itu berarti 'suara yang terdengar itu hilang, sementara kalimat yang tertulis tetap tinggal'.

  • Zohran Mamdani

    28/6/2025 05:00

    SELANGKAH lagi, sejarah demokrasi akan dipahat di New York, Amerika Serikat.

  • Memuliakan yang (tidak) Mulia

    26/6/2025 05:00

    ACAP kali ada pejabat yang terlibat korupsi, saat itu pula muncul reaksi instan; naikkan saja gaji mereka.

  • Daya Tahan Iran

    25/6/2025 05:00

    HAMPIR tak ada negara setabah Iran. Dikepung sanksi ekonomi dari berbagai arah mata angin selama berbilang dekade, 'Negeri para Mullah' itu tetap kukuh.

  • Dunia kian Lara

    24/6/2025 05:00

    PADA dasarnya manusia ialah makhluk yang tak pernah puas. Ketidakpuasan disebabkan memiliki ambisi yang sering kali melampaui akal sehat sebagai manusia.

  • Presiden bukan Jabatan Ilmiah

    22/6/2025 05:00

    PEMBICARAAN seputar syarat calon presiden (capres) bergelar sarjana terus bergulir liar.

  • Bersaing Minus Daya Saing

    21/6/2025 05:00

    Lee sempat cemas. Namun, ia tak mau larut dalam kegalauan.

  • Sedikit-Sedikit Presiden

    20/6/2025 05:00

    SEKITAR enam bulan lalu, pada pengujung 2024, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk membatalkan penaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% untuk mayoritas barang dan jasa.

  • Jokowi bukan Nabi

    19/6/2025 05:00

    DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya.

  • Wahabi Lingkungan

    18/6/2025 05:00

    SEORANG teman bilang, ‘bukan Gus Ulil namanya bila tidak menyampaikan pernyataan kontroversial’.

  • Sejarah Zonk

    17/6/2025 05:00

    ORANG boleh pandai setinggi langit, kata Pramoedya Ananta Toer, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.  

  • Tanah Airku Tambang Nikel

    16/6/2025 05:00

    IBU Sud dengan nama asli Saridjah Niung menciptakan lagu Tanah Airku pada 1927. Syairnya punya kekuatan magis, 'Tanah airku tidak kulupakan / ’kan terkenang selama hidupku'.