Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Magnet Jokowi Masih Kuat di Jateng, Berkah Buat Luthfi-Yasin

Haryanto Mega
16/11/2024 20:49
Magnet Jokowi Masih Kuat di Jateng, Berkah Buat Luthfi-Yasin
Pengamat politik Universitas Diponegoro, Semarang, Wahid Abdulrahman.(MI/Haryanto Mega)

MASIH besarnya antusiasme masyarakat Banyumas dan Tegal menyambut kedatangan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Sabtu (16/11), mendapat tanggapan pengamat politik Universitas Diponegoro, Semarang, Wahid Abdulrahman.

Menurut Wahid, Presiden RI ke-7 itu masih punya magnet besar karena sikap dan kebijakannya yang populis di masyarakat selama menjadi presiden.

"Jokowi adalah populisme wong cilik. Citra bahwa Jokowi sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat dan senantiasa mengedepankan kebijakan yang pro rakyat telah melekat sejak menjadi Walikota Surakarta hingga 10 tahun menjadi presiden," kata Wahid, saat diminta tanggapanya, Sabtu, (16/11).

Wahid terus merespons fenomena ini karena rakyat Jawa Tengah masih mengeluk-elukkan Jokowi, saat pawai di Banyumas dan Tegal bersama pasangan calon (paslon) gubernur-wakil gubenur Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen. Di Banyumas, Jokowi disambut 30 ribu orang lebih di sepanjang jalan sejauh 3 kilo meter. Begitupun di Tegal.

"Citra populisme inilah yang sampai saat ini masih kuat tertanam di masyarakat Jawa Tengah. Wajar jika kemudian kehadirannya selalu disambut banyak orang meski tidak lagi menjadi presiden," imbuh pengamat muda yang juga kandidat doktor di Jerman ini.

Selain itu, kata Wahid, Jokowi juga menjadi simbol kedekatan antara rakyat dan pemimpin tanpa sekat. Dengan mudah masyarakat bisa berjabat tangan dan berfoto dengannya. Ini satu hal yang bagi masyarakat Jawa adalah kemewahan. Mengingat dalam budaya Jawa, raja adalah sakral (tidak tersentuh).

Wahid menjelaskan, pada diri Jokowi berlaku konsep mikul duwur mendem jero. Ini juga menjadi faktor mengapa kehadiran Jokowi saat ini masih menjadi magnet. Masyarakat memuji keberhasilan Jokowi selama 10 tahun menjadi presiden dengan pembangunan yang bisa langsung dirasakan. Inilah konsep mikul duwur.

"Sedangkan mendem jero, berarti memahami kekurangan atau kelemahan yang ada selama Jokowi menjabat. Namun kekurangan atau kelemahan tidak harus selalu diungkap," ujar dosen program ilmu politik dan Pemerintahan Fisip Undip itu.

Pada tataran ini, kata Wahid, pasangan cagub-cawagub Jateng Ahmad Lutfhi-Taj Yasin akan memperoleh berkah politik dari Jokowi. "Pasangan yang didukung oleh Jokowi ini dapat berkahnya, jika mau berbuat dekat dengan rakyat seperti Jokowi. Juga mau membuat kebijakan yang diharapkan bisa dinikmati rakyat sebagaimana dihasilkan oleh Jokowi. Pasti Luthfi-Yasin dapat poin banyak," fujarnya.(N-2).

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya