Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BAKAL calon gubernur DKI Jakarta dari jalur perseorangan, Dharma Pongrekun, menyebut Kun Wardana sebagai 'bayi ajaib'. Kun merupakan pendamping Dharma dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024. Keduanya resmi mendaftar ke Kantor KPU DKI Jakarta pada hari terakhir pendaftaran.
"Dr Kun Wardana Abiyoto, beliau dulu dikenal sebagai 'bayi ajaib', umur 12 tahun dan 8 bulan sudah kuliah," kata Dharma di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Sementara itu, Dharma sendiri dikenal sebagai pensiunan perwira tinggi Polri dengan pangkat Komisaris Jenderal. Jabatan terakhir yang diembannya adalah Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca juga : KPU DKI: Ridwan Kamil-Suswono Dijadwalkan Mendaftar 28 Agustus
Ia mengeklaim, mulanya, tidak memiliki rencana sama sekali maju dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024 bersama Kun. Menurutnya, semua terjadi karena dipertemukan oleh Tuhan.
"Hanya niat dan tekad untuk berjuang menggunakan kesempatan yang dibuka, yaitu jalur independen kami lakukan dengan nawaitu hanya untuk membela rakyat Jakarta," ujarnya.
Dharma Pongrekun-Kun Wardana menjadi pasangan ketiga sekaligus terakhir yang mendaftarkan diri ke Kantor KPU DKI Jakarta. Keduanya tiba untuk mendaftar sekitar pukul 19.25 WIB.
Baca juga : 403 Data Warga yang Dicatut Dharma-Kun Telah Dibersihkan
Dharma berjanji akan menggratiskan Stadion Internasional Jakarta atau Jakarta International Stadium (JIS) bagi warga. Hal itu disampaikan Dharma usai mendaftarkan diri bersama Kun sebagai pasangan ketiga sekaligus terakhir ke Kantor KPU DKI Jakarta.
"Kami akan mengkaji bagaimana baiknya agar JIS bisa dipakai, bisa dinikmati, oleh penggemar Persija khususnya sahabat-sahabat saya dari Jakmania," katanya.
"Kalau memang memungkinkan, anggaran ada, maka kalau perlu kita gratiskan," sambung Dharma.
Baca juga : Dharma-Kun Tegaskan Bukan Calon Boneka
Sebagai pasangan yang maju lewat jalur perseorangan atau independen, Dharma-Kun mengusung satu visi konkret, yakni Selamatkan Jiwa Keluarga Kita. Bagi Dharma, visi itu ditujukan untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang aman. Ia mengatakan, tak ingin lagi melihat ada warga Jakarta yang kelaparan.
"Kita harus pertama-tama adalah bagaimana aman jiwa. Aman jiwa, baru bisa perut kenyang. Kalau kita tidak kenyang, sulit kita untuk bekerja," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga tak ingin ada warga DKI Jakarta yang merasa terintimidasi pada setiap peristiwa. Dharma-Kun menjadi pasangan ketiga yang mendaftar setelah Pramono Anung-Rano Karno dan Ridwan Kamil-Suswono. (Tri/P-3)
Bawaslu mewanti-wanti bakal pasangan calon kepala daerah perseorangan atau independen yang mencatut identitas masyarakat sebagai syarat dukungan bisa dipidana.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) mengakui sulitnya membuka kembali tahap penyerahan syarat dukungan bakal pasangan calon kepala daerah (cakada) dari jalur perseorangan atau independen
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto merespon isu ada upaya menjegal Anies Baswedan untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.
Sejumlah warga mengeluhkan karena data Nomor Induk Keluarga (NIK) di Kartu Tanda Penduduk (KTP) diduga dicatut sepihak untuk mendukung pasangan Dharma-Kun.
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat melihat adanya skenario menghadirkan calon independen untuk melawan calon tunggal dalam pilkada di beberapa daerah.
KPU perlu menjelaskan pemenuhan syarat pasangan bakal calon gubernur-wakil gubernur jalur perseorangan Jakarta Dharma Pongrekun-Kun Wardana secara transparan.
Polisi mempersilakan warga yang merasa dirugikan untuk melapor terkait dugaan pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) KTP untuk mendukung calon independen pada Pilkada Jakarta.
Ketua DPR Puan Maharani buka suara terkait NIK KTP warga Jakarta yang didua dicatut untuk mendukung calon independen Dharma Pongrekun dan Kun Wardana (Dharma-Kun).
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan Nomor Indik Kependudukan (NIK) yang dicatut untuk mendukung calon tertentu berbahaya bagi legitimasi Pilkada 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved