Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Petahana Terbelah Istri di Sebelah

Ardi Teristi
07/11/2020 03:15
Petahana Terbelah Istri di Sebelah
Calon Bupati-Wakil Bupati Sleman Kustini-Danang (kanan), Sri Muslimatun-Amin Purnama (tengah) dan Danang Wicaksana Sulistya-Agus Choliq.(ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

DEBAT publik perdana pada 30 Oktober lalu, sedikit banyaknya telah memperlihatkan kelebihan dan keseriusan calon Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk memimpin jika terpilih.

Tema debat yang dicanangkan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sleman membahas Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik. Calon bupati nomor 1, Danang Wicaksana, menekankan pentingnya kemandirian perekonomian berkeadilan.

Sumber daya yang dimiliki Sleman, kata dia, harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, pariwisata, seni-budaya, serta UMKM menjadi andalah untuk meraih kemandirian ekonomi berkeadilan.

“Untuk menciptakan kemandirian ekonomi, diperlukan manajemen pengelolaan dan kepemimpinan untuk merangkai potensi dan sumber daya lokal yang ada,” kata dia.

Paslon bupati nomor 2, Sri Muslimatun, akan menjadikan reformasi birokrasi dan pelayanan publik sebagai perhatian utama di awal memimpin Kabupaten Sleman.

“Reformasi birokrasi sangat penting untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dengan menghadirkan birokrasi yang melayani dan merantasi (mampu menyelesaikan banyak persoalan),” paparnya.

Wakil Bupati Sleman periode 2015-2020 tersebut akan memanfaatkan kemajuan teknologi lewat program Smart Regency untuk mewujudkan reformasi birokrasi.

Ia berpedoman pada tata kelola pemerintahan harus terawasi secara cerdas dengan memanfaatkan teknologi informasi, transparansi, partisipasi, serta akuntabilitas.

“Seperti masa pandemi covid-19 ini, reformasi birokrasi harus mampu mempercepat penanganan, pengendalian penularan, sekaligus akselerasi pemulihan dampak pandemi,” terang dia.

Calon bupati nomor 3, Kustini Sri Purnomo, menyampaikan akan meningkatkan sumber daya manusia ASN lewat beasiswa studi lanjut dan penggunaan teknologi informasi.

Menurutnya, inovasi teknologi informasi dibutuhkan agar pelayanan lebih cepat, terbuka, dan responsif. “Kami berkomitnen meningkatkan efisiensi, manajemen birokrasi berbasis teknologi informasi,” pungkas Kustini.

Teknologi informasi menjadi bahasan penting karena Sleman merupakan daerah terpadat di Yogyakarta. Selain itu, warga berpendidikan bermukim di wilayah ini yang memiliki empat perguruan tinggi negeri favorit, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga, dan UPN.

MI/AGUS UTANTORO

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun (kiri) berbicara kepada jurnalis terkait dengan cuti yang diajukan dirinya untuk menghadapi pilkada sebagai calon bupati, di Sleman, Jumat (25/9/2020).

 

Ganti nama

Dari tiga paslon, Sri Muslimatun satusatunya petahana. Ia berpasangan dengan Amin Purnama, sosok advokat yang juga politikus. Sri Muslimatun akan beradu pengaruh dengan Kustini Sri Purnomo, yang berpasangan dengan politikus PDIP, Danang Maharsa.

Kustini merupakan istri Sri Purnomo yang sekarang menjabat Bupati Sleman. Sri tidak bisa mencalonkan diri lagi karena sudah menjabat dua periode (2010-2015 dan 2015-2020).

Demi menyukseskan pencalonannya, Kustini mengajukan pergantian nama ke Pengadilan Negeri Sleman dengan menambahkan Sri Purnomo. Putusan PN Sleman Nomor 108/Pdt.P/2020/PN Smn pada 20 Mei 2020 mengabulkan permohonan Kustini yang kini telah sah bernama Kustini Sri Purnomo.

Sementara itu, calon bupati lainnya, Danang Wicaksana Sulistya, ialah politikus Partai Gerindra. Ia berpasangan dengan Agus Choliq yang berprofesi sebagai pengusaha.

Dari sisi kekuatan partai pengusung, ketiganya berimbang. Danang Wicaksana Sulistya-Agus Choliq diusung Partai Gerindra, PKB, dan PPP. Sri Muslimatun-Amin Purnama dimotori Partai NasDem, Partai Golkar, dan PKS, sedangkan Kustini Sri Purnomo-Danang Maharsa bersama PDIP dan PAN.

Menilai program ketiga paslon yang berlaga, akademisi dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Edy Chrisjanto, tertarik membahas program Mbangun Dusun Nganti Wangun yang dicanangkan paslon nomor urut 2. Program tersebut menjanjikan anggaran sebesar Rp100 juta per dusun setiap tahunnya dari APBD Sleman.

“Program ini cukup realistis mengingat APBD Sleman pada 2020 sebesar Rp2,99 triliun,” cetusnya. Jumlah dusun di Sleman sebanyak 1.212 yang tersebar di 86 desa dengan 17 kecamatan. Secara matematika, lanjutnya, jumlah dana yang dikucurkan hanya Rp121 miliar atau 4% dari APBD per tahun.

Anggaran sebesar Rp100 juta akan terasa untuk membangun infrastruktur dusun. Meski demikian, Edy menganjurkan agar penggunaannya dikelompokkan ke dalam klaster dalam postur anggaran. Apakah masuk klaster infrastruktur, penanggulangan kemiskinan, atau peningkatan daya saing ekonomi.

Menjabarkan Mbangun Dusun Nganti Wangun yang dijanjikannya, Sri Muslimatun mengatakan tujuannya untuk membangun infrastruktur agar dapat mendongkrak peningkatan ekonomi lokal.

Dana Rp100 juta dapat digunakan untuk merevitalisasi pasar, membangun jalan, memperbaiki saluran drainase, balai dusun, dan kepentingan warga dusun lainnya.

“Saya sudah mengkaji dengan tim pakar. Program ini sangat realistis. Bukan sekadar janji surga yang pada akhirnya gagal karena tidak jelas konsepnya,” ujarnya. (AU/N-1)

 

Sumber: KPUD/Tim MI-NRC



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya