Ekspor kendaraan bermerek Toyota dari Indonesia dimulai sejak 1987 melalui produk Kijang Generasi 3 ke Brunei Darussalam. Kijang juga menjadi model pertama dengan peningkatan masif volume ekspor di 2004. Berawal dari 100 unit per tahun menjadi 3.000 unit per tahun setelah menjadi bagian dari proyek Global IMV (Innovative International Multipurpose Vehicle) yang dilanjutkan dengan penambahan model-model ekspor baru seperti Avanza dan Fortuner, serta negara tujuan ekspor baru di kawasan Asia dan Timur Tengah.
Model Kijang juga berkontribusi pada dua pencapaian sejarah volume ekspor Toyota di 2022. Pada Februari 2022, volume ekspor kumulatif bermerek Toyota sejak 1987 mencapai 2 juta unit yang dirayakan bersama dengan ekspor perdana ke Australia. Sementara sepanjang Januari hingga Desember 2022, volume ekspor kendaraan Toyota mencatat angka tahunan tertinggi sepanjang sejarah ekspor Toyota, yaitu 297.000 unit.
Hingga 2022, Toyota Indonesia melakukan ekspor ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Oceania, dan Timur Tengah mencakup 4 benua yaitu Asia, Afrika, Amerika, dan Australia yang terdiri dari 9 model Toyota produksi dalam negeri.
Kini, model Kijang kembali mencatat sejarah sebagai model elektrifikasi pertama yang di ekspor oleh Toyota Indonesia dan akan menjadi faktor signifikan dalam upaya pencapaian target peningkatan volume ekspor kendaraan bermerek Toyota sebesar 5% di tahun 2023 ini. Selain peningkatan volume, Toyota Indonesia di 2023 juga bertekad untuk menambah negara-negara tujuan ekspor kendaraan Toyota dari Indonesia terutama di kawasan Afrika.
Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyatakan bahwa ekspor Kijang Innova Zenix Hybrid juga memperkuat posisi Toyota Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor global Toyota di kawasan Asia-Pasifik. Toyota Indonesia akan terus meningkatkan kualitas produk agar semakin diterima oleh konsumen Indonesia dan mancanegara.
"Ekspor perdana ini pun membuktikan kemampuan SDM bangsa dalam menghasilkan produk otomotif berteknologi tinggi yang berkualitas dan berdaya saing. Kedepannya, kami akan terus meningkatkan kapabilitas SDM industri otomotif nasional, terutama untuk mempertajam keahlian yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan era elektrifikasi seperti baterai, energi baru terbarukan termasuk hydrogen, konektivitas, dan banyak lagi, serta mempertahankan peran Indonesia sebagai pemain global,” papar Bob Azam, Selasa (21/2). (S-4)