Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GIZI yang baik merupakan kunci vital bagi kesehatan dan produktivitas. Tanpa asupan gizi yang tepat, tubuh akan mudah terpapar berbagai masalah kesehatan serius, yang tidak hanya berdampak pada kualitas hidup, tetapi juga produktivitas individu. Sayangnya, di Indonesia, isu gizi tidak seimbang masih menjadi tantangan besar, baik dalam bentuk kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Hal ini membawa dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
Salah satu masalah utama terkait gizi tidak seimbang di Indonesia ialah gizi kurang, yang berdampak pada anak-anak balita. Salah satu indikator gizi kurang yang paling mengkhawatirkan yakni stunting atau tengkes. Data tahun 2014 menunjukkan bahwa satu dari tiga anak balita di Indonesia mengalami stunting. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka ini, kemajuan yang dicapai masih jauh dari target yang diharapkan. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14% pada 2024. Namun, prevalensi stunting masih berada di angka 21,5% (2022). Ini menunjukkan laju penurunan stunting masih lambat. Ironisnya meskipun pemerintah telah menggelontorkan dana besar hingga Rp 46 triliun untuk menekan stunting, pada 2023, prevalensinya hanya turun tipis menjadi 21,4%. Jauh dari target WHO yang merekomendasikan penurunan stunting sebesar 3,9% per tahun. Dengan target jangka panjang menghilangkan stunting sepenuhnya pada 2030, Indonesia dihadapkan pada tantangan serius. Tidak hanya gizi kurang yang menjadi masalah besar. Gizi berlebih, dalam bentuk kelebihan berat badan dan obesitas, meningkat tajam dalam beberapa dekade terakhir. Obesitas menjadi faktor risiko utama berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner. Penyakit-penyakit ini tidak hanya menurunkan kualitas hidup individu, juga membawa beban ekonomi yang besar karena tingginya biaya perawatan dan hilangnya produktivitas.
Bayangkan, lebih dari 1 dari 3 penduduk Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Dalam jangka panjang, peningkatan prevalensi obesitas tidak hanya akan memperburuk kesehatan masyarakat, juga menambah beban ekonomi negara karena kebutuhan akan pelayanan kesehatan meningkat. Tantangan ini menunjukkan pentingnya pendekatan komprehensif untuk menangani masalah gizi tidak seimbang di Indonesia.
Gizi kurang dan gizi berlebih merupakan dua sisi dari satu mata uang yang sama, keduanya merupakan indikasi dari ketidakseimbangan dalam pola makan dan gaya hidup. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil harus mencakup intervensi di berbagai sektor, mulai dari perbaikan akses terhadap makanan bergizi, peningkatan edukasi gizi, hingga promosi gaya hidup sehat. Indonesia harus terus berupaya mencapai target gizi yang seimbang, baik dengan menurunkan prevalensi stunting maupun mengendalikan angka obesitas yang merupakan kunci untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan membangun generasi yang lebih produktif serta sehat di masa depan. Dengan upaya yang konsisten, optimisme tetap ada bahwa Indonesia dapat mengatasi tantangan gizi ini demi kesejahteraan seluruh warganya. (H-3)
ASRP berfokus pada optimalisasi 1.000 hari pertama kehidupan bagi anak usia 0–23 bulan di wilayah perkotaan dan perdesaan, salah satunya di Kota Bogor, Jawa Barat.
bila dibandingkan tahun 2024 dengan 2023 maka stunting berhasil diturunkan dari 4,8 juta menjadi 4,4 juta atau berhasil menurun 357.705 balita.
DISPARITAS prevalensi stunting antara provinsi masih sangat besar. Provinsi Bali menjadi provinsi terbaik dalam hal penurunan stunting, bahkan jauh di bawah angka nasional.
PREVALENSI stunting pada kelompok Kuintil 1 (Q1) atau yang relatif miskin jauh lebih tinggi, sekitar 26%. Sementara di kelompok Kuintil 5 (Q5) atau kelompok yang relatif lebih kaya hanya 13%.
Kegiatan ini menjangkau 8 titik lokasi di Kabupaten Banyuwangi dan berkolaborasi dengan tiga Puskesmas: Genteng Kulon, Singojuruh, dan Gitik.
ANGKA prevalensi stunting Provinsi Jawa Timur (Jatim) berhasil mengalahkan Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta.
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved