Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Sama-Sama Berburu Romeo Lavia

Suryopratomo, Pemerhati Sepak Bola
12/8/2023 05:00
Sama-Sama Berburu Romeo Lavia
Suryopratomo, Pemerhati Sepak Bola(MI/Ebet)

WAKTU berlibur usai sudah. Musim kompetisi pun pekan ini mulai bergulir lagi. Tidak tanggung-tanggung, pembukaan Liga Primer langsung mempertemukan dua raksasa sepak bola Inggris, Chelsea melawan Liverpool, di Stamford Bridge, besok malam

Di detik-detik terakhir menjelang dimulainya kembali persaingan menuju tangga juara, perebutan pemain masih terus terjadi. Yang menarik, perebutan pemain terjadi menjelang pertemuan Chelsea dan Liverpool. Kedua klub berusaha mendapatkan gelandang muda asal Belgia, Romeo Lavia.

Gelandang berusia 19 tahun itu memang memiliki bakat yang menonjol. Liverpool yang sudah mendapatkan dua gelandang baru, Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai, berharap mendapatkan pemain baru ketiga. Salah satu yang diincar pelatih Juergen Klopp ialah Lavia.

Klopp bersedia membayar 46 juta pound sterling untuk pemain masa depan timnya. Namun, Southampton tidak mau melepas Lavia kalau tidak mendapat imbalan 50 juta pound sterling. Di tengah tawar-menawar yang sedang terjadi, Chelsea mengajukan tawaran yang lebih berani, 48 juta pound sterling untuk Lavia.

Chelsea yang sedang membangun sebuah tim baru di bawah kepemimpinan Mauricio Pochettino membutuhkan gelandang pendamping bagi pemain muda terbaik dunia, Enzo Fernandez. Moises Caicedo, pemain Brighton & Hove Albion, adalah salah satu yang diincar. Namun, tawaran 80 juta pound sterling yang disampaikan the Blues ditolak oleh Brighton yang mematok harga minimal 100 juta pound sterling untuk gelandang asal Ekuador tersebut.

Lavia menjadi pilihan kedua bagi Pochettino yang diharapkan bisa membuat lapangan tengah Chelsea menjadi lebih solid. Setelah ditinggal N’Golo Kante, Mateo Kovacic, dan Jorginho, praktis tinggal dua gelandang lama yang tersisa di Chelsea, yakni Fernandez dan Conor Gallagher.

Meski membutuhkan pemain yang bisa membuat semakin solid tim asuhannya, Klopp tidak mau terjebak ke dalam perburuan pemain yang menghabiskan energinya. “Semua sudah jelas sekarang. Semua itu akhirnya akan terjadi. Pemain baru pasti akan datang dan kami harus memiliki tim yang baik,” tegas pelatih asal Jerman itu.

Pertandingan besok malam merupakan ujian sesungguhnya dari persiapan yang sudah ia lakukan. Itu termasuk melakukan tur ke Singapura untuk pertandingan uji coba melawan Leicester City dan Bayern Muenchen.

Klopp melihat persoalan yang masih harus dibenahi justru terletak di barisan belakang. Saat dikalahkan Bayern Muenchen 3-4 awal Agustus lalu, ia melihat duet center-back Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate masih salah pengertian dalam mengantisipasi umpan terobosan yang masuk di antara mereka berdua.

Padahal, barisan belakang the Reds nyaris tidak berubah dalam beberapa musim terakhir ini. Trent Alexander-Arnold bermain sebagai bek kanan, sementara Andrew Robertson bermain di bek kiri.

Di lapangan tengah, perginya kapten kesebelasan Jordan Henderson dan Fabinho ke Liga Arab Saudi bisa ditutup gelandang asal Argentina, Mac Allister, yang lebih taktis dalam bermain. Pemain muda Curtis Jones mampu menjadi pemain jangkar menggantikan Fabinho.

Barisan depan Liverpool bahkan lebih tajam dengan kembalinya Luis Diaz sebagai penyerang sayap kiri. The Reds kembali memiliki dua pemain sayap yang tajam dengan Mohammed Salah yang bermain dari sayap kanan.

Satu persoalan yang belum bisa diselesaikan Klopp ialah ujung tombak. Darwin Nunez yang diharapkan menjadi mesin gol belum setajam seperti ketika bermain untuk Benfica. Penyerang asal Belanda Cody Gakpo yang menjadi alternatif belum juga tampil stabil.

Pekerjaan rumah yang harus dilakukan Klopp ialah bagaimana membuat tim asuhannya bisa lebih memacu kualitas permainan serta tampil dengan satu hati. Saat ini tidak ada alasan lain karena the show must go on.

Pertandingan pembuka menjadi penentu bagi Liverpool untuk bisa segera bangkit dan kembali ke jalur Liga Champions atau tidak. Musim lalu merupakan malapetaka bagi Klopp karena untuk pertama kalinya sejak 2016 gagal membawa the Reds menembus jajaran elite Eropa. “Tidak mudah bertemu Chelsea karena mereka memiliki banyak pemain kelas dunia. Namun, kami sudah mempersiapkan diri dengan baik di musim ini dan saya sudah tidak sabar untuk turun ke lapangan,” ujar gelandang muda, Harvey Elliott.

 

Tugas berat

Tugas yang tidak kalah beratnya dihadapi Pochettino. Mantan pelatih Tottenham Hotspur dan Paris Saint Germain itu harus membangun sebuah tim Chelsea yang baru dan harus mampu mengembalikan kebesaran the Blues.

Reece James dan Ben Chilwell ditunjuk Pochettino sebagai kapten kesebelasan. Mereka harus menjadi komandan yang bisa menggerakkan seluruh pemain untuk selalu tampil dengan kemampuan terbaik yang dimiliki.

Ujian kepemimpinan mereka berdua tidak tanggung-tanggung langsung harus dipraktikkan saat menghadapi Liverpool. Kesuksesan besok malam akan menjadi modal bagi James dan Chilwell untuk mengembalikan kejayaan Chelsea.

Dengan hengkangnya Kai Havertz ke Arsenal, Chelsea kehilangan ujung tombak andalan. Pochettino sempat mengharapkan bisa memboyong Dusan Vlahovic dari Juventus. Namun, upayanya gagal. Sekarang ini harapannya tinggal tertumpu kepada penyerang muda Mason Burstow.

Penyerang muda Inggris berusia 20 tahun itu membuat Pochettino terpukau dalam beberapa pertandingan uji coba, termasuk saat melesakkan gol ke gawang Borussia Dortmund. Ia akan menjadi tumpuan harapan, setidaknya sampai pemain baru asal Red Bulls Leipzig, Christopher Nkunku, pulih dari cedera.

Nkunku selalu tampil cemerlang saat tampil di Bundesliga. Ia juga kuat bermain sebagai penyerang sayap. Apabila Raheem Sterling bisa cepat mengembalikan permainan terbaiknya, Chelsea akan mempunyai dua pemain sayap yang sama menakutkannya seperti duet Liverpool.

Apabila kedua tim bermain terbuka besok malam, big match pertandingan perdana Liga Primer akan berlangsung seru. Menarik untuk melihat pertarungan dua gelandang asal Argentina, Fernandez dan Mac Allister, dalam mengendalikan permainan tim masing-masing. Mac Allister yang lebih kawakan akan diuji gelandang masa depan Argentina.

Liverpool yang bermain dengan pola 4-3-3 memang lebih agresif dalam menyerang. Pochettino memilih bermain dengan pola 4-2-3-1 karena menyadari kualitas gelandang yang kurang kukuh.

Sterling dan Nkunku atau Hakim Ziyech harus sedikit turun ke lini tengah membantu konsolidasi lapangan tengah agar tim lawan tidak leluasa mengendalikan permainan. Burstow harus bertarung sendirian di depan guna mencari celah di antara Van Dijk dan Konate.

Belajar dari pengalaman musim lalu, baik Chelsea maupun Liverpool tidak mau terseok-seok di awal musim kompetisi. Hanya Manchester City yang mampu untuk bisa bangkit dari keterpurukan di awal kompetisi dan bahkan menjadi juara. Kali ini pun the Citizens dijagokan untuk mencetak kesuksesan keempat di Liga Primer.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
  • Waktu Pembuktian Vitinha

    28/6/2025 05:00

    BERITA yang muncul di surat kabar olahraga Prancis, L’Equipe, edisi 2022 menceritakan keresahan yang ada di tubuh Paris St Germain.

  • Ketika Kuantitas tidak Diikuti Kualitas

    21/6/2025 05:00

    PIALA Dunia Antarklub 2025 digelar dengan format baru.

  • Roda Pedati itu masih Berada di Bawah

    14/6/2025 05:00

    HIDUP memang ibarat roda pedati. Kadang dia ada di atas. Tetapi, karena berputar, kemudian suatu saat dia akan berada di bawah. Seperti itu jugalah dengan sepak bola.

  • Untung Ada Gol Penalti Romeny

    07/6/2025 05:00

    KALAU saja tidak ada aksi Ricky Kambuaya untuk berani menembus kotak penalti Tiongkok, tidak pernah akan ada penalti yang didapatkan Indonesia.

  • Menjaga Prestasi dan Keberlanjutan

    31/5/2025 05:00

    SEPULUH tahun kebersamaan dengan Manchester City merupakan perjalanan panjang bagi Kevin de Bruyne.

  • PSG pun Berharap Ada

    24/5/2025 05:00

    Tantangan terberat yang harus dihadapi PSG ialah memenangi pertarungan di lapangan tengah.