Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
DALAM Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI), guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diartikan sebagai seorang yang pekerjaannya mengajar dan dimaknai sebagai sebuah profesi.
Mereka bertugas tidak jauh berbeda dengan guru lainnya yang mana guru PAUD mempunyai peranan penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa khususnya usia dini antara 0-6 tahun. Rentang usia tersebut dalam kehidupan adalah saat anak berada dalam masa-masa keemasannya (golden age). Masa golden age ini merupakan periode yang sangat penting dalam fase perkembangan anak.
Di situlah masa emas pada anak-anak di awal kehidupan mereka. Fase ini penting untuk diperhatikan orang tua karena pada saat tersebut pertumbuhan anak berkembang begitu pesat. Banyak literatur penelitian mengungkapkan sekitar 50% kecerdasan orang dewasa mulai terbentuk di usia 4 tahun.
Berbagai kurikulum diterapkan oleh guru di lembaga pendidikan, mulai dari kurikulum 13 (kurtilas) hingga sekarang berjalan bertajuk kurikulum merdeka. Strategi dan metode-metode pun diupayakan dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas lembaga.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudritek) selaku pembina pun melaksanakan program-program terobosan dalam memajukan dunia Pendidikan bahkan di masa pandemi covid-19. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi dampak terhebatnya yaitu learning loss. Semua upaya yang dilakukan guru PAUD ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas lembaganya.
Langkah dilematis
Hanya saja upaya tersebut terkadang sering menimbulkan dilema. Di satu sisi ia harus mencerdaskan anak orang lain, baik dari segi akademik maupun karakter. Tetapi di sisi lain ia harus meninggalkan anaknya di rumah dan harus rela untuk diasuh dan dididik oleh orang lain pula. Yang notabene pola asuhnya akan berbeda.
Pola asuh yang berbeda apalagi berada di tangan yang awam akan menimbulkan dampak psikologis pada anak. Bukan perkara ringan bila menyangkut masalah psikologi, di seperti kurang kasih sayang, masalah dalam tingkah laku, kesulitan dalam berkomunikasi, prestasi belajar rendah, bisa muncul stres bahkan depresi dan kenakalan. Jika dampak-dampak tersebut tidak segera diatasi dampak ini akan berdampak pada kondisi anak ketika dewasa. Dengan kata lain hal-hal seperti itu harus betul-betul mendapatkan perhatian khusus dari kita sebagai orang tua.
Perasaan dilematis seperti ini sangat mungkin dirasakan oleh semua guru PAUD. Satu tantangan besar ketika semua orang beranggapan bahwa seorang guru pasti akan berhasil mendidik anaknya sendiri dengan baik, dengan kompetensi yang ia miliki. Ia akan menjadikan anaknya sukses baik dari segi akademik maupun karakter.
Hal itu akan menjadikan beban berat untuk dia ketika semuanya tidak sesuai harapan banyak orang. Apalagi realitanya ketika ia gagal mendidik anaknya sendiri sehingga mengakibatkan dampak dampak negatif dari diri si anak. Dengan begitu tentulah dianggap penting untuk segera dilakukan langkah-langkah mengantisipasinya. Langkah-langkah tersebut yaitu;
1. Seintensif mungkin diadakan pengawasan. Pengawasan dari ibu selaku orang tua bukan berarti berkurang ketika menjalankan tugasnya mengajar di lembaga. Pengawasan bisa dilakukan sebelum dan sesudah mengajar, misalnya si ibu harus bekerja dari pukul 8-12. Ketika jam-jam inilah ibu bisa membuatkan jadwal anak untuk diisi dengan kegiatan yang positif sesuai dengan keinginan ibu, dan memberikan jadwal tersebut kepada orang yang dipercayakan untuk mengasuh.
Hal itu bisa dilakukan apabila anak masih dalam usia balita. Pengawasan pada anak yang usia di atas 6 tahun dilakukan setelah jam ibu mengajar dan dilakukan intensif. Metode yang diterapkan dalam sekolah pun kenapa tidak bisa diterapkan juga di rumah. Peningkatan mutu yang gencar diupayakan di sekolah pun juga bisa diterapkan di rumah. Pola didik di pesantren pun bahkan bisa ditarik dan diterapkan di rumah. Pengawasan terhadap anak sangatlah penting dan harus menjadi bagian bahkan kehidupan keluarga. Bila kita analogikan, dalam satu perusahaan besar pun pengawasan tetap dilakukan oleh satu unit kerja quality control untuk menjaga mutu dan kualitas.
2. Quality time dengan keluarga. Adakan waktu dengan keluarga. Ibu bisa membuat jadwal untuk menonton televisi bareng. Bisa juga belajar bersama ataupun hanya sekadar mengobrol dengan keluarga. Kemudian juga bisa mengatur waktu untuk rekreasi keluarga ketika hari libur. Dengan upaya quality time ini diharapkan anak tidak merasa kehilangan waktu karena ditinggal oleh ibunya mengajar. Ibu pun bisa memberikan perhatian lebih dan memberikan pendidikan akademik maupun karakter pada anak.
3. Menjadi inspirasi untuk anak. Seorang ibu bisa memberikan keteladanan untuk anak-anaknya. Ibu dapat memberikan contoh yang baik untuk anak melalui karakter karena sejatinya anak akan lebih cepat meniru apa yang dilakukan oleh ibunya. Apalagi ibu yang terbiasa bekerja dan mempunyai prestasi yang handal dapat menginspirasi anak untuk ikut berprestasi pula.
4. Jalin komunikasi dengan anak. Ketika anak sering ditinggal oleh ibunya bekerja biasanya si anak akan merasa kesepian dan sedih. Seringkali anak akan mencari-cari perhatian orang lain dengan rasa kesepiannya itu, dan bahkan menimbulkan dampak yang negatif ketika dia tidak mendapatkan perhatian. Dengan komunikasi yang baik antara ibu dan anak dapat mengurangi dampak tersebut. Anak akan lebih bisa mengeluarkan isi hatinya kepada ibunya. Jadi dia tidak merasa kehilangan waktu karena ibunya bekerja.
Jadi langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalkan dampak kegagalan dari pola asuh yang salah, akibat anak yang sering ditinggal bekerja oleh ibu. Bahkan dengan sejumlah langkah yang dilakukan itu bisa meningkatkan kepercayaan dari orang-orang di sekitar terkait dengan status ibu, dan sebagai seorang pendidik, guru paud yang notabene mempunyai kompetensi dalam mendidik anak usia dini baik dari segi akademis maupun karakternya.
Kemendikbudristek sudah terlanjur menganggarkan Rp3,58 triliun untuk proyek TIK ini. Lalu, ada juga pengadaan DAK senilai Rp6,3 triliun.
Dukungan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, swasta, maupun masyarakat, sangat penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan anak secara holistik.
Selama 10 tahun terakhir, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55
Melalui perhelatan tersebut Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbud-Ristek berhasil menunjukkan capaian baik dari karya artistik anak bangsa.
Modena juga telah berupaya untuk mengintegrasikan praktik-praktik bisnis berkelanjutan dengan berinvestasi di berbagai program pengembangan sumber manusia dan pemanfaatan teknologi.
FHI menjadi wadah bagi warga negara asing untuk mengasah kemahiran dan kreativitas mereka dalam menggunakan bahasa Indonesia. Puncak FHI 2024 yang berlangsung meriah pada Jumat (30/8) di Bali
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved