Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
BERBEKAL posisi sebagai juara grup F dalam kualifikasi Piala Asia U-20 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/9), Indonesia meraih tiket ke final setelah mengalahkan Vietnam 3-2. Sukses tersebut membawa tim asuhan Shin Tae-yong ini ke Uzbekistan tahun depan.
Bila melihat perjalanan sejarah keikutsertaan Indonesia di Piala Asia U-20, Garuda Muda baru sekali menjuarai pada 1961 bersama Myanmar. Selama 18 kali berlaga di ajang tersebut posisi terbaik lainnya ialah runner up (1967, 1970), peringkat tiga (1962), peringkat 4 (1960), perempat final (1972, 1976, 1978, dan 2018). Sedangkan kegagalan dan hanya singgah di fase grup pada 1969, 1971, 1973, 1975, 1986, 1990, 1994, 2004, dan 2014.
Berkaca dari fakta tersebut rasanya sulit untuk tidak mengatakan prestasi sepak bola Indonesia jauh dari kata menggembirakan. Di tingkat Asia Tenggara, medali emas SEA Games hanya bisa diraih di Jakarta 1987 dan Manila 1991. Padahal Indonesia sudah berpartisipasi dalam 21 SEAG dan hasilnya dua emas, lima perak, dan empat perunggu.
Kondisi itu tidak terlepas dari masalah pembinaan, dan ini bukan cuma di sepak bola saja melainkan juga di banyak cabang olahraga. Bila melihat ajang kompetisi usia muda, sepertinya cuma digelar seadanya dan tak kontinyu. Selain tidak berjenjang, kualitas lapangan latihan juga terkadang seadanya saja. Bahkan banyak klub profesional malah tidak memiliki lapangan latihan sendiri. Apalagi lapangan latihan untuk anak-anak yang tergabung dalam sekolah sepak bola (SSB).
Padahal, animo masyarakat terhadap cabang olahraga ini begitu tinggi. Kita simak saja ketika ada laga yang dimainkan dalam kategori antarkampung (tarkam), masyarakat sangat antusias menonton. Kemudian ketika tim nasional sedang berlaga di kompetisi internasional, saat disiarkan secara langsung di televisi, jalan-jalan menjadi sepi. Peristiwa itu selalu berulang kendati masyarakat kerap menelan kekecewaan melihat prestasi timnas.
Sejatinya negara juga tidak tinggal diam membantu pembangunan sepak bola nasional. Instruksi Presiden (Inpres) No 3 tahun 2019 tentang Pembangunan Percepatan Sepak Bola Nasional sudah seharusnya menjadi landasan kuat bagi stakeholder untuk berakselerasi. Inpres tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional.
Kunci keberhasilan peningkatan prestasi tentu tak bisa dicetak dalam semalam. Karena itu dibutuhkan penanganan dari hulu ke hilir yang terintegrasi di beberapa kementerian terkait. Dalam rangka percepatan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional, Presiden menginstruksikan kepada Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menpora, Mendagri, Mendikbudristek, Menteri Agama, Menteri BUMN, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Menteri Keuangan, Menteri PUPR, Menkes, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Kapolri, para gubernur, dan para bupati/wali kota untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
Langkah kementerian/lembaga negara untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional itu melalui; a. pengembangan bakat, b. peningkatan jumlah dan kompetensi wasit dan pelatih sepak bola, c. pengembangan sistem kompetisi berjenjang dan berkelanjutan, d. pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola, e. penyediaan prasarana dan sarana stadion sepak bola di seluruh Indonesia sesuai standar internasional, dan training center sepak bola, dan f. mobilisasi pendanaan untuk pengembangan sepak bola nasional.
Tuntutan prestasi
Selain itu, Menpora sebagai yang bertanggung jawab terhadap pembinaan, pengembangan, serta prestasi di bidang olahraga, di dalam Inpres tersebut diberikan tugas khusus; a. melakukan pengembangan kurikulum dan pengembangan bakat pemain sepak bola, b. melakukan pembinaan usia dini dan usia muda secara berjenjang, c. menyelenggarakan kompetisi sepak bola kelompok usia tingkat elit (unggulan) satuan pendidikan dan sekolah sepak bola, d. memfasilitasi tenaga ahli/instruktur wasit dan pelatih, e. melakukan bimbingan teknis kepada sentra-sentra pembinaan olahraga sepak bola agar memenuhi standar kompetensi tenaga keolahragaan, isi program penataran, dan pelatihan, prasarana dan sarana, pengelolaan organisasi, dan standar penyelenggaraan olahraga, f. meningkatkan monitoring, evaluasi dan pengawasan terhadap lembaga dan/atau organisasi keolahragaan yang terkait dalam percepatan pembangunan persepakbolaan nasional, g. menyusun dan menetapkan petunjuk/pedoman teknis kepada kementerian/lembaga terkait percepatan pembangunan persepakbolaan nasional, h. melakukan sosialisasi atas penyelenggaraan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional, i. memastikan percepatan pembangunan persepakbolaan nasional berjalan dengan baik sesuai rencana aksi (road map) percepatan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional, dan j. merencanakan penyediaan lokasi prasarana dan sarana.
Memperhatikan dukungan pemerintah yang demikian besar kepada sepak bola, bisa dikatakan membuat banyak cabang olahraga iri. Ketika mereka lebih bisa berprestasi di tingkat internasional seperti Asian Games dan olimpiade, ternyata dukungan yang didapat tak sehebat seperti yang diberikan kepada PSSI. Jadi, wajarlah kalau tuntutan terhadap sepak bola di kelompok junior dan senior agar lebih berprestasi juga begitu besar.
Secercah harapan telah ditunjukan oleh talenta sepak bola ketika tim U-16 asuhan Bima Sakti menjadi kampiun Piala AFF 2022, setelah mengalahkan Vietnam 1-0 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (12/8). Sejumlah turnamen sepak bola kelompok umur juga mulai kerap digelar baik oleh Kemenpora, Kemendikbud, asosiasi/perkumpulan, dan stakeholder sepak bola Indonesia. Bertumbuhnya sekolah–sekolah sepak bola diharapkan menjadi oase para pencari bakat (talent scouter) mendapatkan bibit unggul.
Semoga prestasi sepak bola yang ditorehkan para punggawa muda tersebut berlanjut hingga jenjang senior. Yang pasti masyarakat haus akan prestasi sepak bola Indonesia.
Maman Abdurahman mengaku bangga bisa menjadi bagian dari sepak bola nasional dan berterima kasih kepada semua pihak yang pernah memberikan dukungan selama ini.
INDONESIA mencintai sepak bola. Bahkan bisa dikatakan, sepak bola telah menjadi semacam 'agama sekuler' di negeri ini dielu-elukan, disakralkan, dan dirayakan.
Klub dan Simone Inzaghi sepakat untuk berpisah. Ini merupakan keputusan yang diambil secara bersama.
Stadion Suryakencana direncanakan bakal direvitalisasi secara total.
Atlet sepak bola putri memerlukan dorongan dan dukungan untuk menumbuhkan bakat dalam bermain sepak bola.
BRI menjadi sponsor ajang Garuda Futsal League Series 3 yang diselenggarakan 20-24 Mei 2025 di GOR UNY, Yogyakarta.
Kemenpora mendorong semakin banyaknya gerakan literasi yang diprakarsai anak muda, terutama di daerah.
Pembangunan kepemudaan bukanlah isu sektoral yang dapat diselesaikan oleh satu institusi saja melainkan lintas sektoral.
Anggi Wahyuda ingin mewujudkan impian besarnya untuk mencapai Everest Base Camp.
Kemenpora akan menggelar seleksi nasional untuk menentukan atlet-atlet terbaik yang akan mewakili Indonesia di SEA Games 2025.
Kemenpora membentuk Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga yang bertujuan mengembangkan olahraga industri di Indonesia seperti One Pride MMA.
Karena anggaran berasal dari APBN, maka perlu ada pengawasan bersama antara pemerintah dan cabang olahraga sebagai penerima dana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved