Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Menjalani Masa Tua Dengan Sehat 

Ray Basrowi, Medical and Scientific Affairs Director, Danone Specialized Nutrition Indonesia
27/5/2021 15:15
Menjalani Masa Tua Dengan Sehat 
Roy Basrowi(Dok pribadi)

MENJAGA kesehatan di hari tua bukan dilakukan saat sudah menginjak usia tua melainkan perlu dilakukan sedini mungkin. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diprediksi pada 2040 terjadi peningkatan populasi masyarakat berusia lanjut, dengan populasi pre-senior (45-60 tahun) di Indonesia akan mencapai 17,5% dan 10,1%  pada populasi senior (>60 tahun). 

Tak hanya itu, Indonesia bahkan diprediksi akan menjadi salah satu negara dengan populasi senior tertinggi di dunia. Dari hasil penelitian Nutriplanet Healthy Aging Study yang telah dilakukan Danone pada pertengahan 2020 di Indonesia, perlu adanya kesadaran masyarakat dan edukasi mengenai bagaimana menjadi tetap sehat, memiliki kualitas hidup yang baik, serta tetap produktif di hari tua.

Sebelum di Indonesia, istilah healthy aging atau tetap sehat seiring bertambahnya usia telah menjadi sorotan di beberapa negara, terlihat dari healthy aging decade yang dilakukan oleh WHO dan UN (2021 - 2030). Healthy aging decade ini berfokus pada usaha kolaboratif untuk mempersiapkan healthy aging, dengan orientasi penduduk usia tua tetap dapat produktif, kualitas hidup tetap baik, dan tidak menjadi beban bagi perekonomian negara.

Semakin bertambah usia akan terjadi perubahan fisiologis pada tubuh seperti penurunan fungsi tubuh, perubahan komposisi tubuh, dan perubahan asupan kebutuhan gizi. Apabila kebutuhan nutrisi maupun aktivitas fisik tidak dipenuhi dengan baik, maka akan dapat meningkatkan risiko kesehatan pada kelompok pre-senior dan senior seperti, status gizi yang berkurang, terkena penyakit mobilitas, mengalami gangguan konsentrasi, dan hingga mengidap penyakit tidak menular. 

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa penyakit tidak menular menjadi fokus utama bagi Kementerian Kesehatan dikarenakan terus terjadi peningkatan tiap tahunnya, yang diakibatkan karena pola hidup yang tidak sehat. Diabetes dan jantung adalah penyakit tidak menular dengan peningkatan prevalensi tertinggi yaitu sebesar 256%-405% dan 132%-230% sejak 2013 hingga 2018. Populasi pengidap penyakit tersebut sudah banyak ditemukan pada usia pre-senior, jantung pada usia 55 tahun, dan diabetes pada usia 30+ tahun. Selain itu, jantung menjadi beban ekonomi terbesar bagi asuransi kesehatan nasional (BPJS), dengan jumlah klaim kurang lebih Rp10 Triliun pada 2018.

Selain itu, kondisi ini diikuti dengan faktor risiko yang memperberat kesehatan di masa tua, seperti gaya hidup yang kurang sehat, tidak banyak bergerak dengan aktivitas fisik yang rendah, preferensi diet yang tidak seimbang untuk makanan berisiko tinggi misalnya tinggi gula, tinggi kolesterol, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya dan penerapan hidup sehat untuk mencapai masa tua yang sehat. Padahal, tanpa disadari penyakit tidak menular menjadi penyebab sekitar kematian di Indonesia pada 2013 hingga 2018 menurut Kementerian Kesehatan Indonesia. 

Selain itu, populasi pre-senior dan senior di Indonesia juga memiliki kebiasaan konsumsi asupan makronutrien yang tinggi, di mana menjadi penyumbang pada kalori, energi, dan protein, sedangkan pada asupan mikronutrien seperti serat cukup rendah. Lemak menjadi kelompok makanan yang terlalu banyak dikonsumsi, yaitu sebanyak 67 gram/hari. 

Akibat dari kelebihan asupan makanan berlemak dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Sedangkan asupan buah dan sayur pada populasi pre-senior dan senior cukup rendah, hanya 2 porsi/hari dari rekomendasi 5 porsi/hari. Hal ini dapat mengakibatkan kekurangan sebagian besar vitamin dan mineral. 

Kekurangan vitamin A, C, E yang tinggi dapat menyebabkan fungsi kekebalan tubuh menjadi rendah, kekurangan vitamin D meningkatkan risiko osteoporosis dan penurunan kekuatan otot, dan kekurangan zat besi yang tinggi berisiko mengalami rendahnya penyerapan nutrisi dalam tubuh. Kebiasaan konsumsi asupan ini, tidak sejalan dengan perubahan kebutuhan gizi yang dibutuhkan saat masa tua. Ketika memasuki usia senior akan terjadi penurunan mobilitas, aktivitas fisik, dan penurunan sistem metabolisme. Sehingga asupan lemak perlu dikurangi dan meningkatkan asupan protein, vitamin D, kalsium, antioksidan, hingga omega 3. 

Memelihara kesehatan sejak dini tentunya memiliki dampak positif bagi kehidupan. Tak hanya pada tubuh saja, namun kita juga memiliki banyak waktu dan tenaga untuk menikmati momen-momen berharga dalam hidup, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga, menjadi lebih produktif, serta memiliki banyak waktu luang bersama sahabat. Karenanya, dengan menjaga kesehatan sedari muda kita bisa menikmati hari tua dengan penuh suka cita.

Masyarakat harus dapat membiasakan persepsi bahwa masa tua tetap dapat menjadi masa yang penuh sukacita. Tantangan kesehatan yang akan datang harus dipersiapkan dengan serius sejak usia pre-senior. Hal tersebut dapat dimulai dari kesadaran untuk mengonsumsi makanan dan minuman bergizi untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi yang berubah, hingga aktif berolahraga agar tetap sehat seiring bertambahnya usia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya