Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
ARYNA Sabalenka mengakhiri dominasi Iga Swiatek di Prancis Terbuka, mengalahkan juara bertahan itu dalam pertandingan semifinal Roland Garros.
Sabalenka, juara tunggal Grand Slam tiga kali dan runner-up dua kali, kini melaju ke final Grand Slam pertamanya di lapangan tanah liat.
"Saya sangat senang dengan kemenangan hari ini dan mengalahkan Iga di Roland Garros," kata Sabalenka usai kemenangannya, dikutip dari WTA, Jumat (6/6).
"Ini sesuatu yang luar biasa dan sesuatu yang sangat saya banggakan, dan ya, senang bisa melewati pertandingan yang sulit ini," lanjutnya.
Sabalenka membutuhkan waktu 2 jam dan 19 menit untuk memutus rekor 26 kemenangan beruntun juara empat kali Swiatek di ajang tersebut.
Swiatek meraih gelar pertamanya di Roland Garros pada 2020, lalu memenangi tiga gelar berturut-turut dari 2022 hingga tahun lalu. Rekor menang-kalah Swiatek di Roland Garros kini berada di angka 40-3.
Namun, Sabalenka jelas berada di puncak klasemen saat ini, baik di ajang WTA maupun Grand Slam.
Kemenangannya atas Swiatek merupakan kemenangan ke-40nya di babak utama musim ini, dan ia telah memenangi lima pertandingan semifinal Grand Slam terakhirnya.
Faktanya, ini adalah pertemuan Grand Slam kedua antara Sabalenka dan Swiatek. Swiatek meraih kemenangan tiga set atas Sabalenka di semifinal Amerika Serikat (AS) Terbuka 2022, dalam perjalanannya meraih satu gelar Grand Slam di lapangan keras.
Swiatek memasuki pertandingan dengan keunggulan head-to-head 5-1 atas Sabalenka di lapangan tanah liat kesayangan petenis Polandia itu, tetapi ini adalah tahun pertama sejak 2020 saat Swiatek memasuki Roland Garros tanpa memenangi gelar di lapangan tanah liat.
Cerita berbeda untuk Sabalenka yang telah memenangi tiga gelar, termasuk gelar Madrid ketiga di lapangan tanah liat, dan mencapai tiga final lainnya tahun ini saat memasuki Paris. Kini, ia telah mencapai enam final Grand Slam selama tahun 2020-an -- satu lebih banyak dari Swiatek.
"Ini akan berarti segalanya bagi saya dan tim karena saya harus mengatakan bahwa hampir sepanjang hidup saya, saya telah diberi tahu bahwa lapangan tanah liat bukan bidang saya dan kemudian saya tidak memiliki kepercayaan diri," kata Sabalenka.
"Di masa lalu, saya tidak tahu sudah berapa tahun, kami telah mampu mengembangkan permainan saya begitu banyak, jadi saya merasa sangat nyaman di permukaan ini dan benar-benar menikmati bermain di lapangan tanah liat. Jika saya bisa mendapatkan trofi ini, itu akan sangat berarti bagi kami," imbuhnya
Sabalenka kini menjadi petenis putri pertama yang mencapai final tunggal di tiga ajang Grand Slam berturut-turut (AS Terbuka 2024, Australia Terbuka 2025, dan Prancis Terbuka) sejak Serena Williams (Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan Wimbledon, semuanya pada tahun 2016). (Ant/Z-1)
Kemenangan atas Sabalenka membawa Vondrousova ke final pertamanya sejak menjuarai Wimbledon tahun lalu.
Unggulan teratas dan juara Queen's Club 2023 Carlos Alcaraz menahan rentetan servis keras dari Arthur Rinderknech untuk menang 7-5 dan 6-4.
Pasangan ini telah merilis sebuah lagu berjudul Polvere e Gloria, yang berarti Debu dan Kemuliaan, yang menampilkan Jannik Sinner, 23, mengulang bagian-bagian pidatonya.
Petra Kvitova mengatakan dia telah mencapai lebih dari impiannya sebagai petenis dan berencana pensiun selepas Amerika Serikat (AS) Terbuka, September mendatang.
Jannik Sinner menjadi petenis ke-29 yang menyandang peringkat nomor 1 ATP, dan orang Italia pertama yang mencapai posisi teratas, pada 10 Juni 2024.
Alexander Zverev mengawali Terra Wortmann Terbuka di Halle dengan percaya diri, saat ia dengan mudah mengalahkan Marcos Giron 6-1 dan 6-2 untuk melaju ke babak kedua.
Aldila/Hozumi mengalahkan pasangan Ulrikke Eikeri/Makoto Ninomiya dengan skor 6-1, 2-6, dan 10-7 untuk melaju ke perempat final Nottingham Terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved