Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PERBEDAAN kondisi alam dan cuaca, tim dayung Papua Barat membuktikan bahwa tantangan bukanlah penghalang, melainkan peluang untuk menunjukkan kemampuan terbaik di PON XXI Aceh-Sumut. Papua Barat dengan iklim tropis dan hutan yang lebat jelas berbeda dengan Aceh yang dikenal dengan perairannya.
Namun, bagi atlet dayung Papua Barat, perbedaan ini justru menjadi ujian untuk beradaptasi dan mengasah kemampuan mereka. Pelatih dayung Papua Barat, Yan Agus Rumbewas, mengakui bahwa perbedaan kondisi antara Papua dan Aceh memang ada, tetapi tidak menjadi halangan yang berarti bagi timnya.
"Kami sudah mempersiapkan para atlet sejak enam bulan terakhir dengan target meraih medali emas. Kami juga sudah melakukan latihan intensif di Waduk Cipule, Karawang, Jawa Barat, sehingga para atlet terbiasa dengan berbagai kondisi alam dan cuaca,” kata Yan Agus dalam keterangannya, Kamis (12/9).
Baca juga : Sukses Ikut PON XXI, Mini 4WD Siap Jadi Cabor di PON XXII NTB-NTT 2028
Adaptasi yang cepat dan latihan yang konsisten membuat para atlet Papua Barat mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Tidak hanya itu, mereka juga mampu mengeluarkan potensi maksimal dalam kompetisi, meski harus berlomba di luar habitat asli mereka.
Hingga Rabu (11/9) kemarin, Papua Barat berhasil meraih tiga medali emas dan satu medali perunggu di cabang olahraga dayung PON XXI. Herlin Aprilin Lali menjadi salah satu atlet yang berhasil membawa pulang medali emas pada nomor Canoeing 200 meter.
Tak hanya itu, Dessi Welmince Robaha dan Pinon Robaha juga sukses menambah koleksi medali emas bagi Papua Barat pada nomor stand up paddle pria dan wanita. Medali perunggu juga diraih oleh Sisma Robaha bersama Herlin Aprilin Lali di nomor Cano Double 500 meter. Prestasi ini menunjukkan bahwa Papua Barat bukan hanya bersaing, tetapi juga mendominasi dalam cabang olahraga dayung di PON kali ini.
Baca juga : Berapa Kali Kembang Api Meletus saat Pembukaan PON 2024?
“Kami bersyukur bisa meraih prestasi ini. Luka tidak mendapatkan medali pada PON Papua menjadi pemicu kami untuk berprestasi di Aceh. Prestasi yang kami raih ini sungguh di luar ekspektasi, luar biasa,” kata Yan Agus.
Yan Agus menambahkan, tantangan cuaca dan kondisi alam di Aceh bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan harus diterima sebagai peluang untuk mengasah kemampuan dan mengembangkan diri. Dalam setiap tantangan, selalu ada kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
“Para atlet kami sudah terbiasa dengan berbagai kondisi, mulai dari latihan di Papua yang cuacanya cukup ekstrem hingga di Karawang dengan kondisi alam yang berbeda. Oleh karena itu, ketika mereka berkompetisi di Aceh, mereka sudah memiliki modal mental yang kuat untuk menghadapi segala rintangan,” kata Yan Agus.
Baca juga : PON XXI, Atlet dan Manajer Bandung Dapat Uang Saku
Melalui pencapaian ini, para atlet Papua Barat ingin memberikan pesan kepada generasi muda bahwa untuk mencapai puncak prestasi, dibutuhkan tekad yang kuat, kemauan untuk terus belajar, dan semangat pantang menyerah.
Tidak ada keberhasilan yang datang secara instan. Segala hal yang diraih melalui proses panjang, seperti latihan selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh tim dayung Papua Barat, akan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Herlin Aprilin Lali misalnya. Salah satu peraih emas, mengungkapkan bahwa prestasi yang ia capai bukanlah hasil dari usaha individu semata, melainkan buah dari kerja sama tim yang solid.
“Saya merasa bangga bisa mempersembahkan medali emas untuk Papua Barat. Ini adalah hasil kerja keras kami bersama, tidak hanya saya, tetapi juga seluruh tim yang selalu mendukung satu sama lain,” ujar Herlin. (I-2)
Teknologi ini untuk memantau perkembangan tanaman padi. Metodenya adalah memasang kamera CCTV pada tower khusus di lahan sawah.
Ikan dencis dari biasanya Rp25.000 per kg (kilogram), sekarang naik menjadi Rp45.000 per kg.
Di tengah musim tanam padi gadu (musim tanam kedua), harga gabah di Kabupaten Aceh utara, Aceh, melonjak.
TIADA perbuatan paling indah, kecuali berpuasa A'syura dan menyantuni anak yatim serta bersedekah kepada orang miskin di Hari A'syura, 10 Muharram 1447 H.
KELANGKAAN hingga tingginya harga gas elpiji 3 kilogram (kg) di kawasan Provinsi Aceh jalan terus. Sejak tiga pekan terakhir hingga Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda membaik.
Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Provinsi Aceh terus berlangsung. Sejak tiga pekan terakhir hingga, Minggu (6/7), belum ada tanda-tanda pasokan gas tersebut membaik.
PON XXI di Aceh-Sumatera Utara pada 9-20 September lalu memberikan dampak ekonomi secara signifikan bagi kedua daerah. Tercatat nilai transaksi ekonomi mencapai Rp8,6 triliun.
PON 2024 bermakna kebangkitan aceh dan soliditas bangsa
Marciano mengakui pada awal mula penyelenggaraan PON terdapat kendala di beberapa sektor.
Sebanyak 114 atlet dari 16 provinsi turun di tujuh nomor yang dilombakan di Lapangan Golf Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar 14-19 September 2024.
Dito mengatakan memang banyak catatan dan ketidaksempurnaan dalam penyelenggaraan PON edisi 2024
Kekurangan selama penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara (Sumut) akan jadi bahan evaluasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved