Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dilarang Berjilbab, Sprinter Prancis Ini Pakai Topi Demi Ikut Pembukaan Olimpiade

Akmal Fauzi
26/7/2024 11:35
Dilarang Berjilbab, Sprinter Prancis Ini Pakai Topi Demi Ikut Pembukaan Olimpiade
Atlet lari cepat asal Prancis, Sounkamba Sylla,(X @CerfiaFR)

ATLET lari cepat asal Prancis, Sounkamba Sylla, diperkirakan akan mengganti jilbabnya dengan topi untuk berpartisipasi dalam upacara pembukaan Olimpiade 2024, Sabtu (27/7) dini hari WIB.

Langkah itu sebagai bentuk kompromi yang dicapai ketika aturan negara itu mengancam untuk melarangnya ikut acara pembukaan karena mengenakan jilbab.

Awal pekan ini, seorang Muslim anggota tim estafet putri dan campuran Prancis 400 meter itu, mengatakan bahwa dia tidak bisa berpartisipasi dalam upacara pembukaan karena mengenakan jilbab.

Baca juga : Asian Games Jadi Jalan Menuju Olimpiade

"Kamu terpilih untuk Olimpiade, yang diselenggarakan di negara kamu, tetapi kamu tidak bisa berpartisipasi dalam upacara pembukaan karena kamu mengenakan jilbab," tulis wanita berusia 26 tahun itu di media sosial.

Situasi ini menyoroti ketegangan yang telah lama soal isu agama sejak menteri olahraga Prancis mengatakan pada September lalu bahwa atlet yang mewakili Prancis dilarang menampilkan simbol-simbol agama, termasuk jilbab, selama acara olahraga.

Kelompok hak asasi manusia menanggapi dengan meminta pemerintah Prancis untuk membatalkan keputusan tersebut yang dianggap diskriminatif dan yang telah membuat banyak atlet Muslim tidak terlihat, terpinggirkan, dan terhina. 

Baca juga : Peselancar Waida Bersaudara Bertekad Bisa Tampil di Olimpiade Paris 2024

Sikap Prancis juga dikritik oleh PBB, yang mengatakan "tidak ada yang seharusnya memaksakan pada seorang wanita apa yang harus dikenakannya, atau tidak dikenakannya".

Peraturan tersebut tidak memengaruhi atlet di luar Prancis untuk Olimpiade. Minggu ini, ketika ribuan atlet dan ofisial, termasuk beberapa yang mengenakan jilbab, mulai tiba di negara tersebut, pemerintah tampaknya ingin meredakan ketegangan lama soal undang-undang mengenai pemakaian simbol agama yang dianggap mendiskriminasi Muslim.

David Lappartient, presiden Komite Olimpiade Prancis, mengatakan para atlet Olimpiade Prancis terikat oleh prinsip sekularisme. "Mungkin terkadang tidak dapat dipahami di negara lain di dunia, tetapi ini adalah bagian dari DNA kami di Prancis," tambahnya.

Baca juga : Kesan Fajar/Rian di Perkampungan Atlet Olimpiade, Ikut Mengulas Kasur Anti-seks juga?

Menteri olahraga Prancis dan Olimpiade serta Paralimpiade, Amelie Oudea-Castera, mengatakan pihak berwenang sedang berusaha mencari solusi dari penolakan dan kritik soal kebijakan tersebut. "Warga kami mengharapkan kami mengikuti prinsip-prinsip ini, tetapi kami juga perlu kreatif dalam mencari solusi agar semua orang merasa nyaman," katanya.

Sylla mengatakan sebuah kesepakatan telah dicapai untuk memungkinkannya berpartisipasi dalam upacara pembukaan.

Meskipun dia tidak menawarkan rincian lebih lanjut, Komite Olimpiade Prancis mengatakan bahwa pelari cepat tersebut telah menerima ide untuk mengenakan topi saat defile atlet melintasi Sungai Seine.

Baca juga : Gaya Atlet Selam Inggris Menguji Mitos Kasur Anti-seks di Olimpiade Paris 2024

Namun, hal ini tampaknya tidak akan meredakan ketidakpuasan terhadap peraturan Prancis. Dalam sebuah video yang diposting di media sosial minggu ini, petinju Australia Tina Rahimi mengatakan dia "bersyukur" bisa bertanding sambil mengenakan jilbab.

"Tetapi sangat disayangkan bagi atlet di Prancis karena ini tidak ada hubungannya dengan kinerja kamu. Dan itu tidak seharusnya menghalangi kamu untuk menjadi seorang atlet," katanya. 

"Sangat sulit bagi kamu untuk menjadi atlet Olimpiade dan berpikir bahwa kamu harus melepaskan iman kamu untuk berpartisipasi dalam acara ini." (Theguardian/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akmal
Berita Lainnya