Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
ATLET lari cepat asal Prancis, Sounkamba Sylla, diperkirakan akan mengganti jilbabnya dengan topi untuk berpartisipasi dalam upacara pembukaan Olimpiade 2024, Sabtu (27/7) dini hari WIB.
Langkah itu sebagai bentuk kompromi yang dicapai ketika aturan negara itu mengancam untuk melarangnya ikut acara pembukaan karena mengenakan jilbab.
Awal pekan ini, seorang Muslim anggota tim estafet putri dan campuran Prancis 400 meter itu, mengatakan bahwa dia tidak bisa berpartisipasi dalam upacara pembukaan karena mengenakan jilbab.
Baca juga : Asian Games Jadi Jalan Menuju Olimpiade
"Kamu terpilih untuk Olimpiade, yang diselenggarakan di negara kamu, tetapi kamu tidak bisa berpartisipasi dalam upacara pembukaan karena kamu mengenakan jilbab," tulis wanita berusia 26 tahun itu di media sosial.
Situasi ini menyoroti ketegangan yang telah lama soal isu agama sejak menteri olahraga Prancis mengatakan pada September lalu bahwa atlet yang mewakili Prancis dilarang menampilkan simbol-simbol agama, termasuk jilbab, selama acara olahraga.
Kelompok hak asasi manusia menanggapi dengan meminta pemerintah Prancis untuk membatalkan keputusan tersebut yang dianggap diskriminatif dan yang telah membuat banyak atlet Muslim tidak terlihat, terpinggirkan, dan terhina.
Baca juga : Peselancar Waida Bersaudara Bertekad Bisa Tampil di Olimpiade Paris 2024
Sikap Prancis juga dikritik oleh PBB, yang mengatakan "tidak ada yang seharusnya memaksakan pada seorang wanita apa yang harus dikenakannya, atau tidak dikenakannya".
Peraturan tersebut tidak memengaruhi atlet di luar Prancis untuk Olimpiade. Minggu ini, ketika ribuan atlet dan ofisial, termasuk beberapa yang mengenakan jilbab, mulai tiba di negara tersebut, pemerintah tampaknya ingin meredakan ketegangan lama soal undang-undang mengenai pemakaian simbol agama yang dianggap mendiskriminasi Muslim.
David Lappartient, presiden Komite Olimpiade Prancis, mengatakan para atlet Olimpiade Prancis terikat oleh prinsip sekularisme. "Mungkin terkadang tidak dapat dipahami di negara lain di dunia, tetapi ini adalah bagian dari DNA kami di Prancis," tambahnya.
Baca juga : Kesan Fajar/Rian di Perkampungan Atlet Olimpiade, Ikut Mengulas Kasur Anti-seks juga?
Menteri olahraga Prancis dan Olimpiade serta Paralimpiade, Amelie Oudea-Castera, mengatakan pihak berwenang sedang berusaha mencari solusi dari penolakan dan kritik soal kebijakan tersebut. "Warga kami mengharapkan kami mengikuti prinsip-prinsip ini, tetapi kami juga perlu kreatif dalam mencari solusi agar semua orang merasa nyaman," katanya.
Sylla mengatakan sebuah kesepakatan telah dicapai untuk memungkinkannya berpartisipasi dalam upacara pembukaan.
Meskipun dia tidak menawarkan rincian lebih lanjut, Komite Olimpiade Prancis mengatakan bahwa pelari cepat tersebut telah menerima ide untuk mengenakan topi saat defile atlet melintasi Sungai Seine.
Baca juga : Gaya Atlet Selam Inggris Menguji Mitos Kasur Anti-seks di Olimpiade Paris 2024
Namun, hal ini tampaknya tidak akan meredakan ketidakpuasan terhadap peraturan Prancis. Dalam sebuah video yang diposting di media sosial minggu ini, petinju Australia Tina Rahimi mengatakan dia "bersyukur" bisa bertanding sambil mengenakan jilbab.
"Tetapi sangat disayangkan bagi atlet di Prancis karena ini tidak ada hubungannya dengan kinerja kamu. Dan itu tidak seharusnya menghalangi kamu untuk menjadi seorang atlet," katanya.
"Sangat sulit bagi kamu untuk menjadi atlet Olimpiade dan berpikir bahwa kamu harus melepaskan iman kamu untuk berpartisipasi dalam acara ini." (Theguardian/P-5)
SETIAP orang memiliki warna kulit yang berbeda-beda. Kamu perlu mengenali warna kulit sebelum memutuskan untuk memilih warna jilbab yang akan dipakai agar penampilan
Dalam video yang berdurasi 39 detik itu tampak wanita berjilbab tersebut mengenakan kerudung dan pakauan warna kuning. Namun yang menjadi sorotan banyak orang adalah gaya perpakaian
"Perebedaan-perbedaan itu justru merupakan anugerah yang seharusnya disyukuri."
BELASAN anggota Paskibraka putri dalam perayaan HUT ke-79 tampak memakai jilbab saat bersiap di Lapangan Istana Negara, Ibu Kota Nusantara (IKN).
KONTROVERSI seragam jilbab yang harus dilepas petugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) saat upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI di tingkat nasional, memantik gugatan.
Menpora Dito Ariotedjo menyayangkan ketidaktegasan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait fenomena paskibakra lepas hijab
Prancis menegaskan dukungannya terhadap pembentukan misi stabilisasi internasional sementara yang bertujuan memastikan keamanan bagi warga Israel dan Palestina.
HAMPIR dua tahun sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas, dengan korban jiwa di Jalur Gaza melampaui 60.000 orang, dukungan global untuk pengakuan negara Palestina semakin menguat.
PRANCIS, Jumat (8/8), mengutuk rencana Israel untuk menduduki Jalur Gaza, Palestina, dan menegaskan kembali penentangan tegasnya terhadap rencana tersebut.
Kawasan bukit Corbières di Prancis selatan terbakar. Sekitar 8.000 lahan dilalap api, menutup akses jalan tol, dan melukai dua orang.
DUNIA semakin bersatu untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, terutama dari negara Barat.
Syahganda berpendapat langkah tegas Macron dan Starmer itu harus apresiasi, dan Presiden Prabowo Subianto perlu mengekspresikan penghargaan positif itu secara terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved