Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
GANDA putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia harus puas keluar sebagai runner up pada Kejuaraan Dunia BWF 2023. Apriyani/Fadia pulang debgan medali perak setelah di final dikalahkan unggulan pertama Chen Qing Chen/Jia Yi Fan (Tiongkok).
Kepala pelatih ganda putri PBSI, Eng Hian, mengapresiasi capaian tersebut lantaran Apriyani/Fafia dalam setahun terakhir mengalami penurunan. Eng Hian menilai mereka sudah bisa kembali ke performa terbaik.
"Memang belum bisa juara, tetapi menjadi finalis Kejuaraan Dunia itu tetap pantas diapresiasi. Apa yang diraih Apri/Fadia di Kopenhagen tetaplah sebuah prestasi yang layak saya hargai," ujarnya.
Baca juga: Pelatih Pastikan Apri/Fadia Tuai Pelajaran dari Final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
"Penampilan Apri/Fadia di final, saya sebut bukan anti klimaks. Tetapi mereka under pressure. Keduanya tak bisa lepas dari tekanan lawan. Tidak bisa mengembangkan pola permainan terbaik. Tampak dari pukulan pengembalian bola, beberapa kali banyak membuat kesalahan sendiri," imbuhnya.
Pelatih menyebut lawan memang harus diakui begitu sarat pengalaman. Dari prestasi dan penampilan yang konsisten, mereka ganda putri terbaik dunia. Harapannya sebelum bertanding Apriyani/Fadia bisa meredam kekuatan lawan.
Baca juga: Apri/Fadia Tegaskan Siap Tampil di Final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis
"Tetapi tampil di final kejuaraan besar seperti Kejuaraan Dunia itu bebeda dan sangat berpengaruh terhadap penampilan Apri/Fadia," ujarnya.
Eng Hian menyebut final Kejuaraan Dunia itu harus menjadi pembelajaran Apriyani/Fafia ke depan untuk bisa mengelola ekspektasi dan tetap harus membenahi kekurangan.
"Saya harapkan dari pertandingan final hari ini, mereka bisa memetik banyak pelajaran. Juga harus mempersiapkan teknik, fisik, dan mental ketika akan bertanding di lapangan kembali, terutama menghadapi ajang-ajang besar Kejuaraan Dunia dan di event-event besar lainnya," tukasnya.
(Z-9)
Dalam rangka memberikan hiburan di masa liburan sekolah, AEON Mall Sentul City bekerja sama dengan brand Lego, kami menggandeng karakteri Ninja Go
Beasiswa pendidikan tersebut ditujukan untuk anak pertama dari atlet badminton legendaris yang saat ini baru memulai pendidikannya di bangku SMP.
Kabar mengejutkan datang dari dunia olahraga. Atlet bulutangkis China, Zhang Zhi Jie, meninggal dunia saat mengikuti kompetisi Badminton Asia Junior Championships 2024
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo memutuskan mundur dari ajang bulu tangkis All England 2023 karena Kevin terserang demam berdarah dengue (DBD).
Tantangan berat harus langsung dilakoni ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin pada laga awal turnamen All England. Mereka akan berhadapa dengan peringkat dua dunia di babak 32 besar.
KEJUARAAN dunia bulu tangkis All England 2023 dimulai hari ini, Selasa, 14 Maret 2023. Enam dari 15 wakil Indonesia yang turun, akan menjalani pertarungan di babak pertama hari ini.
Dari segi peringkat, Greysia/Apriyani memang jauh lebih diunggulkan karena berada di peringkat keenam dunia, sedangkan Chow/Lee bertengger di urutan ke-11.
"Persiapan harus terus kami kencangkan tidak boleh kendur, kami juga akan belajar pengalaman dari pertandingan pertama,"
Greysia/Apriyani, yang menempati peringkat keenam dunia itu, menang lewat pertarungan tiga gim 24-22, 13-21, dan 21-8.
Sejak badminton dipertandingkan di Olimpiade, mulai 1992, belum ada pasangan Merah Putih yang mampu melewati babak perempat final.
Greysia/Apriyani hari ini lolos ke babak semifinal Olimpiade Tokyo 2020 setelah menyingkirkan pasangan China Du Yue/Li Yin Hui lewat pertandingan rubber game 21-15, 20-22, 21-17.
"Semoga mereka bisa membuat lompatan prestasi besar. Memang tidak mudah, tetapi semuanya tidak ada yang mustahil,"
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved