Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
TUNGGAL putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengatakan keberhasilannya melaju ke babak perempat final Jepang Terbuka 2023 dipengaruhi oleh pergerakan kaki yang lebih nyaman saat tampil di Tokyo, Kamis (27/7).
"Di sini, saya merasa kecepatan dan kelincahan saya lebih baik dibandingkan di Korea (Terbuka), minggu lalu. Langkah saya sudah terasa lebih ringan," kata Gregoria melalui informasi resmi PP PBSI.
Di laga babak 16 besar turnamen BWF Super 500 tersebut, Gregoria menyingkirkan tunggal putri asal Taiwan Sung Shuo Yun lewat kemenangan dua gim langsung 21-16 dan 21-10.
Baca juga : Gregoria Mengaku Sukses Kalahkan Pornpawee karena Lebih Siap
Gregoria cukup mudah menyingkirkan Sung karena sudah punya pengalaman dari pertemuan sebelumnya di Indonesia Masters, Januari lalu, yang juga berakhir dengan kemenangan.
"Saya sudah bertemu dia di Indonesia Masters, awal tahun ini. Walau menang tapi itu bukan permainan yang saya inginkan. Jadi, tadi, coba memainkan strategi untuk mengikuti pola permainan dia," ungkap pebulu tangkis asal Wonogiri, Jawa Tengah itu.
Gregoria menilai Sung adalah tipe lawan yang ulet dan tidak segan untuk memainkan reli-reli panjang yang melelahkan.
Baca juga : Jepang Terbuka 2023 : Tiga Wakil Indonesia Lolos, Tiga Lainnya Tersisih
Tidak mau kalah, Gregoria pun meladeni reli yang disajikan Sung sembari mencari celah untuk merebut poin lewat serangan mendadak.
"Saya tidak mau kalah di relinya dulu, lalu melancarkan serangan di saat yang pas. Saya diuntungkan dengan bola serangan yang mungkin masih di atas dia, terbukti tadi dia beberapa kali kaget menerima serangan saya," kata Gregoria.
Pertandingan berdurasi 36 menit itu sempat diwarnai aksi protes yang dilayangkan wakil Indonesia kepada umpire akibat tindakan tidak etis yang dilakukan Sung.
Gregoria menceritakan, Sung kerap mengangkat tangan sebagai tanda selebrasi ketika shuttlecock belum menyentuh karpet dan hakim garis juga belum memberi aba-aba keputusan.
"Peraturannya tidak boleh seperti itu tapi wasit tidak terlalu menggubris. Tapi bersyukur dan cukup senang karena saya bisa mengontrol untuk tidak berlarut-larut dalam emosi," pungkas Gregoria. (Ant/Z-1)
Putri menyampaikan bahwa dirinya ingin mengulang pencapaian terbaiknya di level Super 1000 musim ini, yaitu saat mencapai delapan besar di Indonesia Terbuka 2025.
Lanny/Siti harus mengakui keunggulan unggulan teratas asal Tiongkok, Liu Shengshu/Tan Ning.
Fajar menyebut bahwa momen-momen krusial kembali menjadi titik lemah bagi dirinya dan Fikri.
Putri harus mengakui keunggulan unggulan kedua asal Tiongkok, Wang Zhi Yi.
Putri berhasil menundukkan perlawanan dari wakil tuan rumah Tomoka Miyazaki di babak kedua.
Jafar/Felisha harus menerima kekalahan dari wakil Malaysia, Chen Tang Jie/Toh Ee Wei.
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung hanya membutuhkan waktu 29 menit untuk menyudahi laga putaran pertama Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dalam dua gim saja, 21-10 dan 21-9.
An akan datang dengan status juara bertahan, sekaligus pemegang peringkat satu dunia.
Emas terakhir di Kejuaraan Dunia diraih pada 1993 melalui Susi Susanti. Adapun medali terakhir yang diraih tunggal putri adalah perunggu melalui Lindaweni Fanetri pada edisi 2015 di Jakarta.
Pebulu tangkis Indonesia yang masuk daftar unggulan di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 adalah Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Fajar/Rian, dan Sabar/Reza.
Gregoria Mariska Tunjung turun satu peringkat dari pekan lalu dengan menempati peringkat ketujuh dunia, sementara Putri KW naik satu peringkat ke posisi sembilan.
Indonesia terakhir kali meraih gelar juara di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis pada 2019 melalui ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved