Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
GANDA putra Indonesia Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan mengatakan permainan di depan net (netting) menjadi penyelamat mereka saat menghadapi tekanan di putaran pertama Singapura Terbuka 2023, Rabu (7/6).
Pola tersebut menjadi andalan mereka setelah mengalami kekalahan di gim pembuka dan belum bisa keluar dari tekanan di awal gim kedua saat menghadapi pasangan Denmark Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmusen.
"Di gim kedua, saat masih di awal-awal gim, kami masih banyak mati sendiri. Belum bisa keluar dari tekanan. Pas di interval kedua, pelatih bilang, kami diminta bermain seenak mungkin saja. Lebih banyak permainan net. Juga jangan terlalu main panjang-panjang dan kencang-kencang," kata Yeremia dalam informasi resmi PP PBSI di Jakarta, Kamis (8/6).
Baca juga: Ginting Tegaskan tidak Terbebani Status Juara Bertahan Singapura Terbuka
Setelah berusaha mengubah pola permainan berdasarkan arahan pelatih, Pram/Yere pun mulai mendapat kenyamanan dan bisa mengejar ketertinggalan.
Pola permainan mereka berbeda dibandingkan gim pertama, yang bermain terlalu terburu-buru dan banyak mengangkat pukulan. Kesalahan tersebut menjadi tekanan bagi duet Indonesia itu, sehingga membuat mereka kehilangan keunggulan gim pertama.
"Kami coba main dan akhirnya di gim kedua setelah interval, malah mulai enak main dan bisa mengejar. Bahkan kami bisa mengambil gim kedua," papar Yeremia.
Baca juga: Minions Akui Usia Halangi Mereka Tampil Optimal
Pram/Yere merasa strategi yang dimainkan sudah tepat, sehingga mereka kembali memakai pola yang sama pada gim ketiga. Namun kali ini mereka mengombinasikan pola itu dengan reli-reli pendek dan tidak memberikan lob kepada Kim/Anders.
Strategi tersebut membuat Pram/Yere lebih mudah untuk memulai serangan dan meningkatkan perolehan poin pada gim ketiga.
Berkaca dari kondisi itu, Pram/Yere tetap melakukan evaluasi meski akhirnya bisa menang 12-21, 21-18, dan 21-19 atas pasangan Denmark tersebut.
"Sebagai bagian evaluasi, mungkin kalau dari segi permainan konsistensi kami di dua pertandingan yang lalu, kalahnya di poin-poin kritis. Sebenarnya kami sudah unggul terus, lalu terkejar lagi. Setelah itu kami mengejar lagi. Harusnya kami bisa lebih konsisten lagi," ujar Pramudya. (Ant/Z-1)
Dejan/Gloria harus terhenti di babak 16 besar Singapura Terbuka 2024 setelah kalah dari pasangan Taiwan Ye Hong Wei/Lee Chia Hsin 19-21 dan 6-21, Kamis (30/5).
Medali emas dari Kejuaraan Atletik Singapura Terbuka diraih Indonesia melalui nomor lari 100 meter putri oleh Valentin Vanesa Lonteng dan nomor larri gawnag putri 100 meter lewat Emilia Nova.
Tak memiliki waktu untuk berlama-lama merayakan kemenangan, mereka harus langsung bersiap memulai perjalanan di Singapura Terbuka 2022.
Mereka yang lolos ialah dua pasangan ganda putri dan satu pasangan ganda putra.
Tren positif harus berlanjut di Singapura.
Faktor baru kali pertama bertanding setelah absen, serta faktor angin mempengaruhi permainan mereka.
Pram/Yere menang 25-23, 14-21, dan 21-19 dalam laga berdurasi 62 menit untuk mengantarkan mereka melaju ke babak perempat final Hylo Open 2021.
Melawan Hoki/Kobayashi, Pram/Yere ingin mencoba menghadapi duo Jepang itu dengan gaya permainan mereka sendiri.
Di putaran pertama Swiss Terbuka, Pramudya/Yeremia mengalahkan pasangan Jepang Matsui/Takeuchi 29-30, 21-11, dan 21-17.
Berlaga di St Jakobshalle, Basel, Kamis (24/3), Pramudya/Yeremia memulai pertandingan pada dua gim dengan baik. Mereka selalu unggul empat hingga lima angka dalam perolehan poin.
"Kami melihat Bagas/Fikri luar biasa mampu juara All England. Kami termotivasi dan ingin menunjukkan bahwa kami pun bisa."
Pasangan peringkat ke-16 dunia itu mengaku tak terbebani dengan gelar juara Asia dan menjadikannya motivasi untuk berlaga di SEA Games
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved