Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PETENIS putri Amerika Serikat (AS), Coco Gauff bakal melakoni debut di WTA Finals pada musim ini. Dia akan melakoni laga perdana melawan petenis Prancis Caroline Garcia, di Dickies Arena, Texas, Selasa (31/10) WIB.
Gauff sukses mencapai WTA Finals setelah menduduki peringkat 4 dunia, berangkat dari posisi 22 dunia pada awal tahun, performa yang cukup baik dicatatkan Gauff sepanjang musim ini, termasuk melaju ke babak final Prancis Terbuka 2022.
Baca juga: Menpora Resmi Tutup FPN 2022 Ingatkan Pelajar Hindari Prilaku Negatif
Petenis berusia 18 tahun itu memang belum mengangkat trofi juara pada tahun ini, namun dengan perkembangannya yang cukup meningkat sepanjang 2022 membuat Gauff percaya diri untuk memulai pertarungan di WTA Final.
"Saya pikir secara bertahap performa saya menjadi lebih baik dan lebih baik setiap tahun. Saya pikir itu yang paling saya banggakan menjelang pertandingan pertama saya di sana (WTA Finals)," ucap Gauff dikutip dari WTA, Senin (31/10).
Pertandingan antara Gauff dan Garcia akan menjadi pertemuan keempat kalnya untuk kedua petenis, di mana Gauff mencatatkan dua kemenangan yakni di Doha 2022 dan Indian Wells Masters 2021. Sayangnya pada pertemuan terakhir mereka di perempat final AS Terbuka, Gauff kalah dari Garcia dengan skor 3-6 dan 4-6.
Pada turnamen penutup musim ini, besar harapan Gauff untuk bisa mengangkat trofi juara pertamannya pada 2022. Dia pun berharap dapat menampilkan yang terbaik dan juga mendapatkan hasil terbaik.
"Saya senang bahwa saya dapat membuktikan bahwa saya adalah pemain Top 10 dalam tur. Mudah-mudahan, saya bisa mendapatkan trofi besar pertama saya di sini," terangnya.
Sementara itu, bagi Garcia WTA Finals tahun ini merupakan turnamen pertamanya sejak 2017 lalu. Kembali menduduki peringkat 6 dunia membuat petenis Prancis itu pun berkesempatan kembali bertarung di WTA Finals.
"Saya sejujurnya lebih suka untuk kembali sedikit lebih awal, tetapi saya cukup senang bisa kembali dan menjalani pengalaman ini lagi. Ini adalah hadiah setelah musim yang sangat sulit sekaligus sangat baik untuk saya, dan saya sangat bangga dengan kerja keras yang telah saya lakukan," tutur Garcia.
Berbicara terkait laga perdanannya melawan Gauff, petenis Prancis itu memperkirakan itu akan menjadi pertandingan yang tidak mudah. namun dia bertekad tampil agresif untuk memetik kemenangan perdana.
"Saya akan mencoba memainkan permainan saya, menjadi agresif. Itulah cara saya bermain, dan itu mungkin kesempatan terbaik yang saya miliki untuk mengalahkannya," terangnya.
Tak hanya pertandingan melawan Gauff, Garcia juga menilai seluruh pertarungan di WTA Finals akan berjalan sulit. Mengingat hanya petenis 8 besar dunia yang dapat bertarung di kejuaraan akhir musim ini.
"Untuk berada di sini dengan format seperti itu, Anda tahu Anda akan memainkan setidaknya tiga pertandingan melawan antara petenis peringkat 1 sampai peringkat 8 dunia. Itu adalah sesuatu yang sangat jarang terjadi," sebut Garcia.
"Bahkan di turnamen Grand Slam anda belum tentu akan melakukannya. Mainkan pemain seperti itu di akhir turnamen, saya rasa Ini merupakan turnamen terkuat tahun ini," jelasnya. (Rif/OL-6)
Di putaran pertama Australia Terbuka, Naomi Osaka memenangi pertandingan ulang melawan Caroline Garcia dengan skor 6-3, 3-6, dan 6-3 dalam tempo 1 jam 45 menit.
Alexandrova maju ke semifinal usai mengalahkan favorit tuan rumah Jessica Pegula 3-6, 6-4, 6-4.
Danielle Collins, petenis Amerika, berhasil melaju ke babak semifinal Miami Terbuka setelah mengalahkan Caroline Garcia dari Prancis dengan skor 6-3, 6-2.
Caroline Garcia mengalahkan Coco Gauff 6-3, 1-6, dan 6-2 dalam tempo 1 jam dan 43 menit.
Petenis Prancis itu memenangi gelar turnamen Masters ketiganya, gelar WTA ke-11 secara keseluruhan, setelah menjadi juara di Wuhan dan Beijing, lima tahun lalu.
Petenis Prancis itu memenangkan trofi keduanya dalam tempo sebulan setelah mengakhiri puasa gelar selama tiga tahun di Bad Homburg, Juni lalu.
Menghadapi Fabio Fognini dalam pertandingan yang berlangsung selama 4,5 jam, Carlos Alcaraz harus bekerja keras sebelum akhirnya menang dramatis 7-5, 6-7 (5), 7-5, 2-6, dan 6-1.
Terakhir kali Medvedev mengalami dua kekalahan beruntun di putaran pertama Grand Slam terjadi pada 2017, saat menjalani debut di Melbourne Park dan kemudian di Roland Garros.
Meski sudah mengoleksi empat gelar Grand Slam, lapangan rumput Wimbledon memang bukan medan favorit bagi Naomi Osaka.
Carlos Alcaraz berjuang keras untuk menang 7-5, 6-7 (5-7), 7-5, 2-6, dan 6-1 atas Fabio Fognini di putaran pertama Wimbledon.
Ons Jabeur mengundurkan diri dari pertandingan putaran pertama Wimbledon kontra Viktoriya Tomova karena merasa kebugarannya tidak terlalu baik.
Capaian tersebut juga menunjukkan konsistensi Janice Tjen meraih dua gelar dalam satu ajang selama tiga pekan beruntun setelah ITF W35 Luzhou dan ITF W50 Taizhou.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved