Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jawara Silat Asian Games Kuasai Nomor Seni Tunggal Putra dan Putri PON XX

Akmal Fauzi
11/10/2021 22:40
Jawara Silat Asian Games Kuasai Nomor Seni Tunggal Putra dan Putri PON XX
Asep Yuldan Sani(Medcom)

JAWARA silat Asian Games 2018 merajai Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua di nomor seni tunggal putra dan putri. Di nomor seni tunggal putra, pesilat Jawa Barat Asep Yuldan Sani merebut medali emas setelah mengumpulkan 467 poin dengan catatan waktu tiga menit.

Peraih medali emas Asian Games 2018 beregu putra itu unggul unggul atas Sugianto yang tertinggal enam poin. Kontingen dari Jakarta tersebut harus puas di posisi kedua dengan raihan medali perak.

Sugianto juga peraih medali emas di Asian Games 2018 di nomor seni tunggal putra. Asep dan Sugianto memang diunggulkan di PON XX ini. Untuk medali perunggu direbut oleh kontingen tuan rumah melalui pesilat putra Deryalfy Fathudin. Ia menyegel tempat ketiga setelah mengantongi 457 poin dengan catatan waktu tiga menit satu detik.

Bagi Asep, hasil ini adalah emas pertamanya di PON untuk nomor tunggal putra. Sebelumnya, ia turun di nomor beregu putra pada PON 2016 dengan meraih emas dan di PON 2012 dengan raihan perunggu di nomor beregu putra. "Kalau kita lihat lawannya kan ada Sugianto peraih emas Asian Games (seni tunggal putra), tapi saya tetap yakin dari awal akan meraih emas," kata Asep.

Dari nomor seni tunggal putri pencak silat, pesilat DKI Jakarta Puspa Arumsari tampil apik di partai puncak dengan mencatat nilai tertinggi yakni 456 dengan catatan waktu tiga menit. Perempuan kelahiran 10 Maret 1993 tersebut sebelumnya di PON Riau 2012 hanya mampu meraih medali perak. Namun, di PON XIX Jawa Barat tahun 2016 ia berhasil memperoleh medali emas. Puspa juga berhasil meraih medali emas di Asian Games 2018 dan SEA Games 2019 di Manila, Filipina.

Sementara itu, emas juga disumbangkan pesilat Jabar, Riska Hermawan dan Ririn Rinasih di nomor beregu putri dengan raihan poin 573. Poin itu sebenarnya sama dengan tuan rumah Papua dan Bali. Namun, juri memutuskan untuk melihat poin-poin seperti nilai unsur teknik dan ketepatan waktu. Jabar unggul dari nilai unsur teknik dan ketepat waktu dengan catatan 3 menit. Papua harus puas meraih perak dan Bali membawa pulang perunggu.

"Ini sebuah anugrah kami dapat emas di nomor ganda putri yang sesungguhnya di luar dugaan. Target kita kan di tunggal dan beregu," kata manajer tim cabang olahraga silat Jabar, Mulyana.

Jabar masih menargetkan lima medali emas lagi di cabang olahraga pencak silat. Dua medali emas sudah diraih pada Senin (11/10). Jika tercapai, raihan emas PON 2016 akan terulang dengan perolehan tujuh medali emas.

Kesempatan menambah emas bisa di dapatkan di tujuh nomor tanding yang akan digelar Selasa (12/10). Kekuatan Jabar akan diisi pesilat peraih Asian Games 2018 seperti Hanifan Yudani Kusuma akan turun pada nomor tanding kelas D (60-65 Kg putra) dan Wewey Wita di kelas C (55-60 Kg Putri). (OL-8)

"Ada tujuh nomor anak-anak sudah siap semua. Ada dua nomor yang akan menghadapi tuan rumah salah satunya Hanif. Kami perlu main cantik, main bersih dan itu akan disahkan juri," kata Mulyana. (Mal)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya