Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Venus Kecam Pembatasan Covid-19 Selandia Baru yang tidak Adil

Basuki Eka Purnama
15/11/2020 12:56
Venus Kecam Pembatasan Covid-19 Selandia Baru yang tidak Adil
Petenis Selandia Baru Michael Venus (kanan)(AFP/ Glyn KIRK )

MICHAEL Venus mengecam pemerintah Selandia Baru karena pembatasan perjalanan covid-19 yang berarti bintang tenis ganda putra itu tidak bisa pulang setelah mengikuti ATP Tour Finals di London.

Venus akan berduet dengan petenis Australia John Peers di turnamen tutup tahun itu sebagai salah satu dari delapan ganda putra terbaik di dunia.

Namun, saat petenis lain pulang ke negara mereka selepas turnamen itu usai, akhir pekan mendatang, Venus kemungkinan tidak bisa.

Venus, yang mencapai final ATP Tour Finals tahun lalu, bersama mantan pasangannya Raven Klaasen, sempat mempertimbangkan mundur dari turnamen itu akibat aturan ketat covid-19 yang dibuat pemerintahannya.

Baca juga: Sinner Jadi Petenis Termuda dalam 12 Tahun yang Jadi Juara ATP

Namun, dia akhirnya memutuskan tetap tampil di ATP Tour Finals tahun ini. Akibatnya, Venus harus melakukan karantina selama dua pekan di hotel yang berarti petenis berusia 33 tahun itu akan ke luar hotel saat musim baru dimulai dan tidak bisa pulang ke keluargannya.

Venus telah berusaha meminta pengecualian dari pemerintah Selandia Baru. Namun, dirinya harus kecewa setelah pemerintah Selandia Baru memberikan pengecualian untuk tim kriket West Indies namun tidak untuk atlet lokal.

Selandia Baru dipuji karena kebehasilan mereka menekan angka kasus covid-19.

Namun, Venus dalam wawancara dengan Press Association mengatakan, "Hebat jka Anda di sana dan Anda bisa bebas dan tidak perlu khawatir. Namun, sistem yang mereka gunakan jika Anda akan kembali dari luar negeri, menurut saya tidak masuk akal."

"Yang tidak adil adalah ada sejumlah pertandingan olahraga yang dimainkan di sana dengan atlet dari negara lain masuk. West Indies bertanding kriket di sana. Jadi, atlet negara lain boleh masuk sementara warga negara merka sendiri tidak bisa."

"Saya rasa, prioritas mereka keliru. Saya telah menghubungi wakil perdana menteri, dia adalah menteri olahraga Selandia Baru. Dia mengatakan dia tidak ikut campur dalam hal ini. Namun, saya dengar dia membantu tim rugbi dan tim kriket. Jadi, saya rasa ini masalah politik dengan mereka membantu siap saja yang mereka ingin bantu namun tidak dengan yang lain," imbuhnya. (AFP/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya